Pengertian Kecemasan Kecemasan Akibat Perilaku Seksual Pranikah

commit to user tekanan, penyesuaian sosial buruk, tidak memiliki kesempatan yang memadai untuk belajar dan bekerja sehingga tidak memiliki orientasi ke masa depan Furman, dkk. dalam Santrock, 2003. Remaja didorong untuk percaya bahwa seks adalah salah satu dari sedikit cara yang dapat membuat mereka menghargai diri sendiri. Padahal menggunakan seks dengan cara seperti ini akan berakibat pada munculnya eksploitasi dan justru semakin meningkatkan perasaan tidak berarti Carpenter, 2002. Penelitian yang dilakukan oleh Suryoputro, Ford dan Shaluhiyah 2006 menemukan bahwa lebih dari separuh responden menyatakan telah menjalin hubungan selama lebih dari tahun sebelum melakukan hubungan seksual pertama dengan pasangannya. Perilaku seksual pranikah tetap akan terus berlanjut selama pelaku belum merasakan konsekuensi negatif, malah sebaliknya merasakan kesenangan Magnusson Trost, 2006.

B. Kecemasan Akibat Perilaku Seksual Pranikah

1. Pengertian Kecemasan

Studi kepustakaan yang dibuat oleh Lewis pada tahun 1970, menemukan bahwa istilah anxietas mulai diperbincangkan pada permulaan abad ke-20. Kata dasar anxietas dalam bahasa Indo Jerman adalah “angh” yang dalam bahasa latin berhubungan dengan kata “angustus, ango, angor, anxius, anxietas, angina ”. Kesemuanya mengandung arti “sempit” atau “konstriksi” Idrus, 2006. Menurut Durrant dan Barlow 2006, kecemasan anxietas adalah keadaan suasana hati yang ditandai oleh afek negatif dan commit to user gejala-gejala ketegangan jasmaniah dimana seseorang mengantisipasi kemungkinan datangnya bahaya atau kemalangan di masa yang akan datang dengan perasaan khawatir. American Psychiatric Association menjelaskan bahwa kecemasan anxiety adalah keadaan atau suasana perasaan mood yang ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti ketegangan fisik dan kekhawatiran tentang masa depan Durant dan Barlow, 2006. Pendapat lainnya menjelaskan bahwa kecemasan anxiety adalah suatu keadaan aprehensi atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi Nevid, Rathus Greene, 2005. Tallis 1995 menambahkan bahwa rasa cemas merupakan tanggapan terhadap sebuah masalah. Situasi yang membuat orang merasa cemas adalah situasi yang mengandung masalah. Menurut Hall 1980, kecemasan adalah suatu pengalaman perasaan yang menyakitkan yang ditimbulkan oleh ketegangan-ketegangan dalam alat- alat intern dari tubuh. Ketegangan-ketegangan ini adalah akibat dari dorongan- dorongan dari dalam atau dari luar dan dikuasai oleh susunan urat saraf otonom. Kecemasan merupakan suatu keadaan sadar yang dapat diketahui dengan subjektif oleh seseorang berdasar pengalaman tentang rasa nyeri, kemasgulan, kesayuan dan ketegangan sebagai akibat kelaparan, dahaga, sex, dan lain-lain kebutuhan jasmaniah. Haber dan Runyon dalam Suryani, 2007 mendefinisikan kecemasan sebagai suatu ketakutan subyektif yang tidak mempunyai penyebab yang pastinyata. Dalam kecemasan ini, individu berpikir tentang adanya ancaman commit to user bahaya yang akan mencelakakan dirinya. Haber dan Runyon juga menyebutkan pentingnya membedakan antara ketakutan dengan kecemasan. Ketakutan adalah perasaan tidak menyenangkan yang dialami oleh indinidu saat obyek yang membawa ancaman bahaya tersebut bersifat nyata secara fisik, sedangkan dalam kecemasan obyek yang membawa ancaman tersebut bersifat tidak nyata, atau dengan kata lain obyek tersebut berasal dari pikiran atau keyakinan subyektif individu itu sendiri Suryani, 2007. Dimyati 1990 menjelaskan bahwa kecemasan merupakan ketakutan neurotik, berupa keadaan takut yang terus menerus. Kecemasan itu bisa ringan bisa berat, bisa sekali-sekali bisa juga terus menerus. Bila ringan tapi terus menerus disebut kekhawatiran, bila sekali-sekali tapi berat disebut panik. Sebagai sindrom klinik, anxietas dapat merupakan menifestasi gangguan kepribadian meghindar atau gangguan fobik. Anxietas dapat bersifat porsitif dan negatif. Anxietas yang bersifat positif terjadi apabila disalurkan secara sehat melalui mekanisme koping, yaitu usaha untuk mengatasi perasaan cemas yang tidak menyenangkan tersebut dengan melakukan secara sadar hal-hal yang konstruktif. Anxietas yang bersifat negatif terjadi apabila perasaan cemas yang ada sampai mengganggu keseimbangan emosi, konsentrasi, dan aktivitas harian bersangkutan Sudiyanto, 2005.

2. Gejala Kecemasan