Tipe-tipe Kecemasan Kecemasan Akibat Perilaku Seksual Pranikah

commit to user dan inilah yang menyebabkan rasa cemas terus-menerus dirasakan hingga masalah tersebut terselesaikan.

5. Tipe-tipe Kecemasan

Freud dalam Hall, 1980 membedakan kecemasan menjadi tiga macam, kecemasan yang terjadi bisa merupakan gabungan dari dua atau bahkan dari ketiga macam kecemasan. a. Kecemasan objektif tentang kenyataanrealita; adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan suatu bahaya dalam dunia luar. Jadi sumbernya terletak dalam dunia luar, misalnya takut pada ular berbisa, pada orang yang membawa senapan, dan lain-lain. Kecemasan mungkin bersifat pembawaanketurunan, bisa juga karena pengalaman, atau keduanya secara bersama-sama. b. Kecemasan neurotis; adalah kecemasan yang ditimbulkan oleh suatu pengamatan tentang bahaya dari naluri-naluri. Kecemasan ini adalah suatu rasa ketakutan tentang apa yang mungkin terjadi. Ancaman terletak pada pemilihan objek secara naluriah dari id, misalnya keinginan yang tak terkendali. Kecemasan neurotis dapat diperlihatkan dalam tiga bentuk, yaitu: 1 Kecemasan yang berkisar dengan bebas dan melekatkan dirinya dengan segera kepada sesuatu keadaan lingkungan yang kira-kira cocok. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira, bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi. commit to user 2 Kecemasan yang bentuknya tegang dan irrasional, misalnya phobia. 3 Kecemasan pada waktu reaksi gugup atau setengah gugup, yang muncul tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugun adalah contoh dari perbuatan meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neurotis yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id, meskipun ego dan superego melarangnya. Kecemasan neurotis bukanlah sesuatu yang secara khusus dimiliki oleh orang-orang yang neurotis saja. Orang-orang normal juga mengalami kecemasan neurotis, tetapi tidak sejauh batas-batas penguasaan pada kehidupan orang yang neurotis. c. Kecemasan moril; merupakan suatu perasaan bersalah atau malu dalam ego, yang ditimbulkan oleh suatu pengamatan mengenai bahaya dari hati nurani. Jadi sumber ancamannya adalah hati nurani, yang terletak dalam struktur kepribadian, yakni dari sistem superego, misalnya takut dihukum oleh hati nuraninya karena berbuat sesuatu yang bertentangan dengan ukuran-ukuran ego ideal. Hati nurani merupakan wakil dari kekuasaan orang tua yang ditanamkan dalam diri seseorang. Kecemasan moril mempunyai ikatan yang erat dengan kecemasan neurotis, karena musuh- musuh utama dari superego adalah pemilihan objek yang primitif dari ego. Cattel, Scheier, dan Spilberger dalam Suryani, 2007 menyebutkan dua macam kecemasan, yaitu: commit to user a. State-anxiety, yaitu kondisi kecemasan sementara pada diri individu yang ditandai dengan adanya perasaan tegang dan kekhawatiran yang dihayati secara sadar serta bersifat subyektif. b. Trait-anxiety, yaitu ciri atau kecenderungan seseorang untuk menjadi cemas, yang sifatnya relatif cukup stabil pada seseorang yang mengarahkan seseorang untuk menginterpretasikan suatu keadaan sebagai ancaman. Tallis 1995 juga mengelompokkan rasa cemas berdasarkan penyebab utama terjadinya, yakni: a. Hubungan intim, merasa cemas jika: akan kehilangan kawan akrab, tidak menarik bagi lawan jenis, akan dimarahi keluarga atas kesalahan yang diperbuat, sulit mempertahankan suatu hubungan, tidak dicintai. b. Kurang percaya diri, mencakup rasa cemas karena: tidak dapat bersikap tegas atau mengungkapkan pendapat, ada orang lain yang tidak sependapat, terlihat bodoh, merasa tidak aman. c. Masa depan tanpa tujuan, cemas karena beranggapan: tidak pernah akan mencapai ambisinya, tidak pernah berprestasi banyak, prospek pekerjaan tidak baik, hidup tanpa tujuan, tidak bisa berkonsentrasi. d. Ketidakmampuan bekerja, cemas jika: akan terlambat menepati suatu perjanjian, tidak menyelesaikan tugas, melakukan kesalahan dalam pekerjaan, tidak bekerja cukup keras, tidak akan menyelesaikan tugas pada waktunya commit to user e. Keuangan, cemas jika: uang akan habis, tidak mampu membelikan apa- apa untuk orang yang disayangi, masalah keuangan akan membataswi kesempatan bepergian dan berlibur, kondisi hidup tidak memadai, tidak bisa membayar biaya hidup. Apabila kecemasan yang dialami berlangsung terus-menerus maka akan menyebabkan depresi dan apabila kecemasan yang dialami berlebihan maka akan menyebabkan gangguan kecemasan anxiety disorder.

6. Pengukuran Kecemasan