commit to user
Tapi waktu pacaran pertama kali ya masih lugu lah. Waktu SMP kan itu. Paling cuma jalan bareng, makan bareng, rangkulan,
paling pol ya cium kening ama cium pipi. Yang jauh ya sama pacar kedua yang kakak kelas itu, waktu SMA itu. W.S.VI.01.301-
305 Subjek berani melakukan petting dan intercourse saat bersama pacar
kedua. Setelah itu subjek mengaku adiktif dan sering melakukan intercourse. Subjek juga terus melakukan intercourse dengan pacar ketiga dan keempatnya
sekarang. Pertama kalinya waktu SMA sama kakak kelas, W.S.VI.01.83
Ya waktu itu aku masih lugu, masih polos. Pernah pacaran, tapi ya cuma sebatas peluk dan cium aja. Sebelumnya kan pacarku
sebaya. Nah waktu pacaran sama kakak kelas ini, Sama kakak kelas yang ini, hubungannya tu lebih jauh. Dia lebih berani dari
pacarku sebelumnya. Dia berani ngeraba-raba sampe dalem pakaian gitu. Reaksi kamu gimana? Ya diem aja. Aku nggak berani
nolak. Nah pas suatu saat, pas rumahku kosong. Aku lupa orang- orang pada kemana waktu itu, yang jelas rumahku kosong. Dia
main ke rumah, awalnya ngajak keluar kan. Trus aku ganti baju. Pas aku ganti baju ke kamar, ternyata dia ngikutin. Awalnya aku
nggak sadar. Tiba-tiba dia meluk dari belakang, nyium, ngeraba, trus jadi deh. Lha kamu nggak marah? Awalnya marah. Tapi pas
aku mau menepis, dia malah nahan tangan aku trus nyium aku. Aku ngerasain sensasi yang berbeda waktu itu. Enak trus hangat.
W.S.VI.01.86-104 Oya, kamu pernah ML sama siapa aja? Sama semua pacarku,
kecuali yang pertama. W.S.VI.01.177-178
2. Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah yang dijalani
a. Faktor Internal
a.1. Adanya dorongan biologis yang tidak terkontrol
Munculnya dorongan biologis membuat subjek tidak menolak ajakan pasangannya hingga akhirnya melakukan intercourse.
Aku nggak berani nolak W.S.VI.01.94-95 Awalnya marah. Tapi pas aku mau menepis, dia malah nahan tangan aku trus
commit to user
nyium aku. Aku ngerasain sensasi yang berbeda waktu itu. Enak trus hangat. W.S.VI.01.102-105
a.2. Kurangnya ketaatan dalam menjalankan perintah agama
Subjek tahu bahwa perilaku seksual pranikah yang dilakukannya dilarang dalam ajaran agama, demikian pula dalam norma sosial. Namun
subjek mengaku sulit untuk mengontrol libido yang muncul, terlebih jika telah merasa adiktif.
Ya nggak boleh. Dalam agama aku, aku tahu itu dilarang. Ka, kalo dipandang dari norma sosial juga dilarang kan. Tapi ya gimana lagi
ya mbak ya, tadi kan aku, aku dah cerita juga awalnya aku melakukan hal seperti itu gimana. Trus ya.. setelah itu adiktif. Pada saat hasrat
itu muncul ya sulit untuk mengajak logika berkompromi. W.S.VI.02.501-506
b.
Faktor Eksternal b.1. Tidak adanya kontrol sosial dari lingkungan sekitar
Penduduk di sekitar rumah subjek tidak begitu peduli dengan lingkungan, sehingga tidak ada kontrol sosial.
Emang tetangga nggak ada yang ngerti? Kayaknya nggak ada, nggak keliatan juga kan, ketutup pagar. Kalau pun ada yang
tau ya paling mereka cuek aja, nganggap biasa. Orang kami juga duduknya di teras. W.S.VI.01.110-113
b.2. Pengaruh teman di lingkungan subjek
Menurut subjek, teman-teman di sekitarnya sudah pernah melakukan intercourse sehingga wajar saja jika ia juga melakukan intercourse. Pacar
subjek juga sudah pernah melakukan hubungan intercourse sebelumnya bersama perempuan lain dan teman-temannya juga sudah pernah melakukan
intercourse. Subjek juga mengatakan bahwa pasangan pertamanya saat
commit to user
melakukan intercourse memang lebih berani dalam melakukan tindakan seksual.
dia sebelumnya juga udah pernah berhubungan sama perempuan lain juga kan, dan perempuan itu sudah nggak
perawan. W.S.VI.01.115-117 Sama kakak kelas yang ini, hubungannya tu lebih jauh. Dia
lebih berani dari pacarku sebelumnya. Dia berani ngeraba- raba sampe dalem pakaian gitu W.S.VI.01.89-92
temen-temennya juga sering bawa cewek nginep kan. W.S.VI.01.167-168
Orang-orang di sekitarku juga udah pada pernah ML kok, meskipun mereka nggak pernah bilang tapi aku tau itu. Jadi ya
mereka pernah ya wajar aja kan kalo misalnya aku juga udah pernah. W.S.VI.01.317-320
b.3. Tersedianya fasilitas yang mendukung perilaku seksual pranikah