Pengembangan model PBL dalam pembelajaran PPKn SMP

Kegiatan Pembelajaran 13 190 Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. Model pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan adanya pemberian rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh peserta didik yang diharapkan dapat menambah keterampilan peserta didik dalam pencapaian materi pembelajaran. Berikut ini lima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah PBL. 1. Permasalahan sebagai kajian. 2. Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman. 3. Permasalahan sebagai contoh. 4. Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dariproses. 5. Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik. Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan berikut ini. Tabel 16. Peran guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah Guru sebagai Pelatih Peserta Didik sebagai Problem Solver Masalah sebagai Awal Tantangan dan Motivasi 1. Asking about thinking bertanya tentang pemikiran. 2. Memonitor pembelajaran. 3. Probbing menantang peserta didik untuk berpikir . 4. Menjaga agar peserta didik terlibat. 5. Mengatur dinamika kelompok. 6. Menjaga berlangsungnya proses. 1. Peserta yang aktif.Terlibat langsung dalam pembelajaran. 2. Membangunpembelaj aran. 1. Menarik untuk dipecahkan. 2. Menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dipelajari. PPKn SMP KK J 191 Tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah: a. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah b. Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. c. Pemodelan peranan orang dewasa. d. Bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani gap antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah. Berikut ini aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan. e. PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas. f. PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga peserta didik secara bertahap dapat memi peran yang diamati tersebut. g. PBL melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun femannya tentang fenomena itu. h. Belajar Pengarahan Sendiri self directed learning i. Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh, di bawah bimbingan guru. Silahkan Anda membentuk kelompok 4-5 orang, kemudian tentukan kompetensi dasar pengetahuan yang akan dibelajarkan, kemudian susunlah model pembelajaran Problem Based Learning PBL.

3. Pengembangan model Discovery Learning dalam pembelajaran PPKn SMP

Dalam Konsep Belajar, sesungguhnya metode Discovery Learning merupakan pembentukan kategori-kategori atau konsep-konsep, yang dapat memungkinkan terjadinya generalisasi. Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi.. Kegiatan Pembelajaran 13 192 Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan Sardiman, 2005:145. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented. Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam metode Discovery Learning menurut Bruner adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historian, atau ahli matematika. Melalui kegiatan tersebut siswa akan menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya. Berikut ini langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas. 1. Menentukan tujuan pembelajaran. 2. Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya. 3. Memilih materi pelajaran 4. Menentukan topik-topik yang harus dipelajaripeserta didik secara induktif dari contoh-contoh generalisasi 5. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik 6. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik. 7. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik. 8. Prosedur Aplikasi Metode Discovery Learning Menurut Syah 2004:244 dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas,ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut: 1 Stimulation StimulasiPemberian Rangsangan Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi