Paradigma PPKn dari Aspek Etika
Kegiatan Pembelajaran 1
18
atau kebiasaan atau tenrang apa yang bisa dilakukan manusia baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan kelompok.
Fran Magnis Suseno 1996 menyatakan bahwa etika dalam arti yang sebenarnya berarti filsafat mengenai bidang moral. Jadi etika merupakan ilmu atau reflektif
sistematik mengenai pendapat-pendapat, norma-norma dan istilah-istilah moral. Sedangkan Badudu-Zain 1994 menyatakan bahwa memiliki dua pengertian,
yaitu 1 ilmu tentang apa yang baik dan apa yang tidak baik sesuai dengan ukuran moral atau akhlak yang dianut olah masyarakat luas, dan 2 ukuran nilai
mengenai yang salah dan yang benar sesuai dengan anggapan umum. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1988menjelaskan bahwa etika
dimaknai ke dalam tiga pengertian yaitu a. ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral akhlak; b. kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
c. nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Bertens 2000 menjelaskan bahwa kata etika bisa dipakai dalam arti nilai dan
norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang
Jawa, etika agama Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem
nilai. Sistem nilai ini bisa berfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial. Kata etika bisa dipakai dalam artikumpulan asas atau nilai moral.Yang
dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode Etik Jurnalistik, Kode Etik Guru. Kata etika juga bisa dipakai dalam artiilmu tentang yang baik atau buruk. Etika
baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk yang begitu saja diterima dalam suatu
masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral.
Etika sebagai ilmu pengetahuan tentang asas-asas moral selalu dihadapkan pada suatu pertanyaan, apa yang seharusnya dilakukan manusia. Jawaban pertanyaan
yang demikian bisaditemukan manusia manakala manusia mau menggunakan
PPKn SMP KK J
19
sifat kompleksitasnya khususnya sebagai makhluk intelektual. Sebagai makhlk intelektual manusia memiliki kemampuan berpikir dalam menghadapi setiap
tantangan dari lingkungan sekitar di mana manusia berada. Setiap tantangan memerlukan keputusan untuk mencari solusinya. Namun demikian sebelum
menetapkan keputusan, manusia harus selalu berpikir tentang tempat dan posisi di mana ia sedang berada di saat keputusan akan di ambil.
Etika sebagai ilmu memberikan tuntutan bagaimana lewat pikir rasionalnya, manusia mengkaji berbagai perilaku moraldan Bertens 2000 menjelaskan bahwa
ada beberapa pendekatan untuk mempelajari tingkah laku moral yaitu etika deskriptif, etika normatif, dan metaetika. Etika deskriptif menggambarkan perilaku
moral dalam arti umum misalnya adat istiadat, pandangan-pandangan tentang baik buruk, tindakan-tindakan yang boleh dilakukan dan yang dilarang atau tidak
boleh dilakukan. Karena hanya bersifat menggambarkan maka etika deskriptif tidak melakukan penilaian melainkan hanya melukiskan moralitas yang terdapat
pada manusia-manusia tertentu, pada kebudayaan-kebudayaan tertentu dan seterusnya.
Etika normatif memposisikan diri untuk mengambil sikap yang mendasarkan pendiriannya atas norma tertentu. Dalam etika normatif bersifat memerintahkan
dan menentukan baik buruknya, benar salahnya tingkah laku atau anggapan moral. Berkaitan dengan itu maka etika normatif mengetangahkan berbagai
argumentasi mengenai alasan-alasan tingkah laku itu dikatakan baik atau tidak baik, benar atau salah. Dalam memberikan argumentasi ini etika normatif selalu
bertumpu pada prinsip-prinsip etis atau norma-norma yang kebenarannyaatau kebaikannya tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Metaetika, dalam bahasa Yunani “meta” yang diartikan melebihi atau melampaui. Dalam hubungannya dengan etika menjadi metaetika dimaksudkan pengkajian
yang tidak sekedar pada perilaku moral secara langsung, tetapi lebih dari itu, yaitu ucapan-ucapan yang berkenaan dengan perilaku moral atau bahasa etis. Jadi,
metaetika mempelajari dan mengkaji secara khusus tentang ucapan-ucapan etis. Etika diberikan untuk peserta didik di SDMI karena lebih banyak pada perilaku-
perilaku yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik pada jenjang tersebut. Karakteristik perkembangan kognitif pada peserta didik Sekolah Dasar menurut
Kegiatan Pembelajaran 1
20
teori Piaget, jika dihubungkan dengan kemampuan yang dapat didemonstrasikan berdasarkan taksonomi Bloom revisi, maka aspek pengetahuan, pemahaman,
aplikasi dan analisis sudah dapat diterapkan.