PPKn SMP KK J
15
KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMAMADRASAH TSANAWIYAH
KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 20162017 MATA PELAJARAN: PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
LEVEL KOGNITIF CAKUPAN MATERI
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
NORMA DAN KONSTITUSI
KOMITMEN TERHADAP KEUTUHAN NKRI
Pengetahuan dan Pemahaman
• Mengidentifikasi • Menunjukkan
• Menjelaskan • Mendeskripsikan
Siswa dapat memahami dan menguasai :
• Proses perumusan Pancasila
• Nilai-nilai dan moral dalam Pancasila
Siswa dapat memahami dan menguasai :
• Proses perumusan UUD NRI Tahun 1945
• Penerapan Norma • Lembaga negara
berdasarkan UUD NRI 1945
• Hak Asasi Manusia Siswa dapat memahami
dan menguasai : • Aspek-aspek
pengokohan NKRI • Keberagaman dalam
masyarakat • Semangat persatuan
dan kesatuan
Aplikasi
• Membericontoh • Menentukan
• Menerapkan • Menginterpretasi
• Mengurutkan
Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan
pemahaman tentang : • Proses perumusan
Pancasila • Nilai-nilai dan moral
dalam Pancasila Siswa dapat menerapkan
pengetahuan dan pemahaman tentang :
• Proses perumusan UUD NRI Tahun 1945
• Penerapan Norma • Lembaga negara
berdasarkan UUD NRI 1945
• Hak Asasi Manusia Siswa dapat menerapkan
pengetahuan dan pemahaman tentang :
• Aspek-aspek pengokohan NKRI
• Keberagaman dalam masyarakat
• Semangat persatuan dan kesatuan
Penalaran
• Menganalisis • Mengevaluasi
• Mengaitkan • Menyimpulkan
Siswa dapat menganalisis : • Proses perumusan
Pancasila • Nilai-nilai dan moral
dalam Pancasila Siswa dapat menganalisis :
• Proses perumusan UUD NRI Tahun 1945
• Penerapan Norma • Lembaga negara
berdasarkan UUD NRI 1945
• Hak Asasi Manusia Siswa dapat menganalisis :
• Aspek-aspek pengokohan NKRI
• Keberagaman dalam masyarakat
• Semangat persatuan dan kesatuan
Pendahuluan
16
17
BAGIAN I KOMPETENSI PROFESIONAL
1
18
PPKn SMP KK J
17
Kegiatan Pembelajaran 1 Paradigma PPKn
A. Tujuan
1. Dengan membaca dan berdiksusi materi modul peserta diklat dapat merumuskan paradigma PPKn dari aspek etika secara benar
2. Dengan membaca dan berdiksusimateri modul peserta diklat dapat merumuskan paradigma PPKn dari aspek moral secara benar
3. Dengan membaca dan berdiksusimateri modul peserta diklat dapat merumuskan paradigma PPKn aspek civics secara benar.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Merumuskan aspek etika dalam PPKn 2. Merumuskan aspek moral dalam PPKn
3. Merumuskan aspek civics dalam PPKn 4. Menunjukkan integritas dan kemandirian dalam merumuskan paradigma
PPKn
C. Uraian Materi
Pola penataan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang dimasa depan menekankan pembahasannya kedalam tiga aspek yaitu Etika, Moral dan Civics
dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Paradigma PPKn dari Aspek Etika
Istilah Etika berasal dari: bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu: ethos, sedangkan bentuk jamaknya yaitu “ta etha”. Ethos mempunyai banyak arti
yaitu: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaanadat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Dan dalam bentuk jamak dimaknai
adat istiadat atau kebiasaan. Dari bentuk jamak inilah yang melatarbelakangi terbentuknya istilah “etika” dan diberikan arti sebagai ilmu tentang adat istiadat
Kegiatan Pembelajaran 1
18
atau kebiasaan atau tenrang apa yang bisa dilakukan manusia baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan kelompok.
Fran Magnis Suseno 1996 menyatakan bahwa etika dalam arti yang sebenarnya berarti filsafat mengenai bidang moral. Jadi etika merupakan ilmu atau reflektif
sistematik mengenai pendapat-pendapat, norma-norma dan istilah-istilah moral. Sedangkan Badudu-Zain 1994 menyatakan bahwa memiliki dua pengertian,
yaitu 1 ilmu tentang apa yang baik dan apa yang tidak baik sesuai dengan ukuran moral atau akhlak yang dianut olah masyarakat luas, dan 2 ukuran nilai
mengenai yang salah dan yang benar sesuai dengan anggapan umum. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1988menjelaskan bahwa etika
dimaknai ke dalam tiga pengertian yaitu a. ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral akhlak; b. kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
c. nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Bertens 2000 menjelaskan bahwa kata etika bisa dipakai dalam arti nilai dan
norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang
Jawa, etika agama Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem
nilai. Sistem nilai ini bisa berfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial. Kata etika bisa dipakai dalam artikumpulan asas atau nilai moral.Yang
dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode Etik Jurnalistik, Kode Etik Guru. Kata etika juga bisa dipakai dalam artiilmu tentang yang baik atau buruk. Etika
baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk yang begitu saja diterima dalam suatu
masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral.
Etika sebagai ilmu pengetahuan tentang asas-asas moral selalu dihadapkan pada suatu pertanyaan, apa yang seharusnya dilakukan manusia. Jawaban pertanyaan
yang demikian bisaditemukan manusia manakala manusia mau menggunakan