1. 1. 1. 1. 1. Analisis Data Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

98 4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 4 5 D. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Merespon positif partisipasi siswa Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif Menumbuhkan keceriaan dan antusiasisme siswa dalam belajar 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5

E. 1.

2. Kemampuan khusus dalam pembelajaran bidang study Menumbuhkan sikap ekonomis Menumbuhkan sikap produktif 1 2 4 5 1 2 4 5

F. 1.

2. 3. 4. Penilaian proses dan hasil belajar Melakukan penilaian awal Memantau kemajuan belajar Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5

G. 1.

2. 3. Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5

IV. A.

1. 2 PENUTUP Refleksi dan rangkuman pembelajaran Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 1 2 4 5 1 2 4 5

B. 1.

2. Pelaksanaan tindak lanjut Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian pengayaan 1 2 4 5 1 2 4 5 Skor Total b. Observasi Siswa observing student Perilaku siswa selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan siswa lampiran 2a, hal. 99 181. Ketika pelajaran akan dimulai, siswa masih asyik dengan dirinya sendiri. Sebagian besar dari siswa masih ngobrol dengan teman yang lain, jalan-jalan didalam kelas bahkan pindah-pindah tempat duduk, ada juga yang masih kelihatan asyik bermain handphone di dalam kelas. Setelah guru menegur mereka, kondisi kelas menjadi sedikit kondusif. siswa mulai mempersiapkan diri dan alat-alat yang digunakan untuk mengikuti pembelajaran. Setelah semua siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran, guru memulai membuka pembelajaran dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada hari itu. Pada awal pelajaran, semua siswa terlihat antusias, namun beberapa saat kemudian, situasi kelas sangat gaduh karena beberapa siswa mulai bosan dan mulai berbicara dengan teman yang lain. Untuk kesempatan pertama guru yang mengajar tidak memberikan teguran kepada siswa yang gaduh, sehingga siswa merasa dibebaskan untuk ribut. Hal ini membuat situasi pembelajaran tidak kondusif lagi. Pada pertengahan pembelajaran guru memberikan pertanyaan kepada siswa, ada siswa yang antusias untuk menjawab pertanyaan tetapi ada juga yang pasif sehingga terpaksa guru harus menunjuk siswa dengan maksud, supaya siswa dapat berperan secara aktif. Tetapi selama proses pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri, ngobrol dengan teman, tidur-tiduran dan bermain HP, mengerjakan tugas mata pelajaran lain, bahkan ada juga 100 yang asyik memainkan game melalui laptop terutama bagi siswa yang duduknya dibelakang. Untuk memberi peringatan siswa yang seperti itu guru langsung menyita laptop tersebut. Dengan kondisi seperti ini, peneliti menduga bahwa siswa tidak memiliki kebutuhan akan belajar dan tidak adanya keinginan untuk berhasil. Hal tersebut disebabkan siswa merasa jenuh dengan rutinitas mereka karena tidak ada kegiatan yang menarik selama proses pembelajaran, dikarenakan metode yang digunakan guru tidak menuntun siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran didalam kelas sehingga siswa menjadi tidak termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Dengan keadaan dan kondisi yang seperti ini akan mengganggu teman-teman lain yang berniat dan serius untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Rangkaian kegiatan siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5. 2 Hasil Observasi KegiatanAktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran No Butir-Butir Sasaran Ya Tidak Keterangan 1 Siswa siap mengikuti proses pembelajaran √ Kebanyakan siswa 83 siap mengikuti pelajaran dan hanya beberapa siswa yang tidak siap mengikuti pembelajaran 101 termasuk buku pelajaran. 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru √ Hanya pada awal pembelajaran saja,setelah itu sebagian besar siswa 79 kurang memperhatikan. 3 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran √ 63 Siswa terlihat pasif dan kurang memiliki motivasi belajar seolah bersikap acuh terhadap pembelajaran. 4 Siswa mencatat hal- hal penting √ Sebagian besar dari siswa 88 mencatat hal-hal penting 5 Siswa mengerjakan tugaslatihan soal dengan baik √ Kebanyakan dari siswa 83 tidak mengerjakan tugas sendiri, ada yang menyontek pekerjaan teman meminta bantuan teman lain. 6 Siswa mendapat teguran dari guru √ Guru membiarkan siswa yang rebut. Dan hanya beberapa siswa 42 yang mendapat teguran dari guru 7. Siswa asik dengan diri sendiri saat pembelajaran berlangsung √ Sebagian besar dari siswa 92 ketika guru sedang menjelaskan cenderung suka ngobrol dengan teman,main HP, main laptop. 102 Selain observasi langsung secara tertulis, peneliti menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa pra implementasi tindakan based-line. Kuesioner tersebut digunakan sebagai alat pengumpulan data, sehingga dapat diketahui data awal siswa. Berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi variabel motivasi belajar dalam pembelajaran akuntansi di kelas XI IPS 4 SMA BOPKRI 1. Tabel disusun berdasarkan Penilaian Acuan Patokan II sebagai berikut: Tabel 5. 3 Analisis Tingkat Motivasi Siswa Pra Implementasi Tindakan Based-Line Sumber : Data primer Dari data tersebut tampak bahwa persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi adalah 0 siswa 0, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi adalah 6 siswa 25, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sedang adalah 7 siswa 29,17, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar rendah adalah 8 siswa 33,33, dan persentase siswa yang No Interval Frek. Frek. Relatif Interpretasi 1 69 – 80 Sangat Tinggi 2 60 – 68 6 25 Tinggi 3 54 – 59 7 29,17 Sedang 4 48 – 53 8 33,33 Rendah 5 ≤ 47 3 12,5 Sangat Rendah Total 24 100 103 memiliki motivasi belajar sangat rendah adalah 3 siswa 12,5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai tingkat motivasi belajar yang rendah. c. Observasi Kelas observising classroom Dilihat secara umum, kondisi fisik ruang kelas XI IPS 4 sudah cukup memadai dan nyaman untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, hanya saja ruang kelas dirasa masih kurang luas. Fasilitas belajar penunjang kegiatan pembelajaran di dalam kelas terdapat 1 papan tulis white board, 1 papan pengumuman, 1 buku untuk mengetahui proses kemajuan setiap mata pelajaran, 1 buku presensi siswa, 1 meja dan 1 kursi guru, meja dan kursi yang digunakan untuk 25 siswa, 1viewer, 1 kipas angin, kalender tahunan, jam dinding, gambar presiden dan wakil presiden, salib, ventilasi yang cukup, pencahayaan kelas juga sudah cukup baik, locker untuk menyimpan buku paket atau alat olah raga siswa, lantai berukuran kira-kira 7x8 m dan lingkungan yang cukup bersih sehingga mendukung proses pembelajaran. Suasana serta aktivitas kelas selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi kelas lampiran 3a, hal. 183 Suasana kelas pada awal pembelajaran masih cukup kondusif, terlihat hampir semua siswa siap untuk mengikuti pelajaran. Namun pada pertengahan pembelajaran ada beberapa siswa yang malah asyik dengan kegiatannya sendiri, ngobrol dengan teman, main HP 104 dan tidur-tiduran. Hal ini dapat disebabkan karena tidak ada kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. Dalam mengajar dikelas guru, guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan latihan soal. Pada akhir pelajaran guru memberikan tugas. Rangkaian keadaan kelas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.4 Hasil Observasi Kondisi Kelas dalam Proses Pembelajaran No Deskripsi Ya Tidak Keterangan 1 Fasilitas di dalam kelas mendukung proses pembelajaran √ White board, viewer, meja dan kursi yang cukup, locker 2 Kondisi kelas cukup kondusif dalam mendukung proses pembelajaran √ Hanya pada awal pembelajaran saja 3 Siswa membuat keributankegaduh an √ Pertengahan pelajaran siswa merasa bosan dan membuat kegaduhan 4 Siswa mengerjakan latihan soal √ 5 Siswa aktif bertanya pada guru jika mengalami kesulitan √ Hanya sebagian kecil siswa 42 yang bertanya 6 Guru memberikan penghargaan verbal dan non verbal √ 105 7 Adanya kegiatan yang menarik dalam proses pembelajaran √ 8 Guru membantu siswa jika mengalami kesulitan √ Tetapi hanya sedikit siswa 63 yang bertanya tentang materi yang dipelajari Berdasarkan uraian di atas, peneliti menemukan beberapa permasalahan dalam pembelajaran, salah satunya adalah rendahnya motivasi siswa untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini tampak pada kurangnya keterlibatan siswa di dalam pembelajaran, siswa cenderung pasif dan tidak ada keinginan untuk belajar apalagi untuk bertanya, disisi lain tidak adanya kegiatan yang menarik dalam pembelajaran, serta kondisi lingkungan yang kurang kondusif untuk belajar. Peneliti menduga akar dari permasalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya kebosanan siswa terhadap metode yang diterapkan oleh guru yang dirasa masih kurang bervariasi serta kurangnya penghargaan yang sebaiknya diberikan bagi siswa yang mau terlibat aktif dalam pembelajaran. Dari permasalahan tersebut, menurut peneliti alternatif pemecahannya yaitu guru perlu mengadakan perbaikan dalam proses pembelajaran yang sudah berlangsung selama ini dengan menciptakan suatu proses pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan yang dapat memotivasi siswa untuk belajar. Ada berbagai metode pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru 106 dimana masing-masing metode memiliki langkah-langkah yang bervariasi. Dalam penelitian ini, peneliti bekerja sama dengan guru mitra bermaksud menerapkan suatu metode pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament TGT. Dalam metode ini ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan yaitu pembentukan kelompok, presentasi materi pembelajaran, games , tournament, dan pemberian penghargaan kepada kelompok. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi pelajaran terlebih dahulu, dapat dilakukan dengan metode ceramah maupun tanya jawab. Dalam metode ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil dalam permainan games dan tournament . Di dalam kelompok tersebut siswa diharapkan saling berinteraksi untuk memecahkan soal-soal latihan yang nantinya akan diberikan oleh guru dalam kelompok pada waktu games berlangsung. Kemudian dilanjutkan sesi tournament dan pemberian penghargaan. Pada sesi ini, siswa diharapkan dapat menunjukan kemampuannya baik secara individu ataupun kelompok dan mampu berdiskusi dengan baik dalam kelompok, hal ini bertujuan untuk membiasakan siswa mendengarkan pendapat orang lain sekalipun pendapatnya berbeda dari dirinya dan membiasakan bersikap toleran. Dan dengan pemberian penghargaan kepada kelompok yang mengumpulkan skor tertinggi akan mendorong siswa untuk berkompetensi secara sehat dengan kelompok lain. 107 Dengan diterapkannya metode TGT dalam penelitian ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk lebih bersemangat lagi dalam belajar, lebih aktif dalam bertanya maupun mengemukakan pendapat saat berdiskusi. Pembelajaran lebih terpusat kepada siswa, sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pengawas selama proses pembelajaran, terlebih ketika siswa mengalami kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian diharapkan siswa akan lebih bersemangat dan antusias menikmati proses pembelajaran yang terjadi, sehingga motivasi mereka akan meningkat.

2. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 19 Januari 2012 pada jam ke-5 pukul 09.45-11.15 WIB. Materi pembelajarannya adalah posting dari jurnal ke buku besar, dengan standar kompetensi memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa, dengan kompetensi dasar melakukan posting dari jurnal ke buku besar. Peserta pembelajaran adalah siswa kelas XI IPS 4. Jumlah siswa pada kelas XI IPS adalah 25 siswa. Pada hari pelaksanaan PTK jumlah siswa yang hadir adalah sebanyak 24 siswa 1 siswa absen. Guru mitra dalam penelitian ini adalah Dra. Yuliana Ambar N.K selaku guru bidang studi Akuntansi. Berikut ini disajikan uraiandeskripsi tahap-tahap penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT: 108 a. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT yang akan dilakukan untuk pelaksanaan PTK. Berikut disajikan langkah-langkah perencanaan yang diterapkan: 1 Peneliti dibantu dengan guru mitra terlebih dahulu menggali data awal tentang karakteristik siswa untuk memetakan siswa berdasarkan kemampuan akademiknya. Selanjutnya membagi siswa ke dalam kelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin dan hasil belajar sehingga setiap anggota kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, berkemampuan sedang dan yang berkemampuan rendah. Dari hasil pembagian kelompok tersebut terbentuk lima kelompok dengan kemampuan akademik yang beragam. Jumlah siswa kelas XI IPS 4 adalah 25 siswa, maka peneliti membagi ke dalam lima kelompok, sebagai berikut: Tabel 5.5 Pembagian Kelompok No Nama Keterangan 1 Helena Ester.M Kelompok Harta 2 Galih Reksanta Tridarmanto 3 Stefano Bani Baigar 4 Ageng Pasek Dharmajati 5 Claudia Natalia Suhidro 6 Marissa Maharani Kelompok Hutang 7 Gigih Bangkit ferdianto 8 Henry Dasdo Prawira Sinurat 9 Ida Pramastiti Rahadiyanti 109 10 Martina Yoani Paskalista 11 Michael Jofael Anandeng Kelompok Modal 12 Diaz Adi Nugroho 13 Sotya Pulastha 14 Try Prabowo Aristianto 15 Cyindika Putri Ahsya 16 Yongkie Purnomo Kelompok Pendapatan 17 Mariana Boscha 18 Agung Brahmantaka 19 Happy Santoso 20 Indira Aprilia Amanda 21 Kartika Putri Ardani Kelompok Beban 22 Yosafat Subagyo Tumanggor 23 Krisnaldo Yogaprima Setyaki 24 Matilda Devina Nirmala Putri 25 Stefanus Chandra Sugiyanto Catatan: tanda italic = siswa perempuan 2 Peneliti kemudian mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran mencakup: Rencana Pelaksanaan Pengajaran RPP, materi pembelajaran, latihan soal, meja permainan, dan hadiah sebagai penghargaan. Berikut merupakan uraian dari masing-masing perangkat pembelajaran. a Rencana Pelaksanaan Pengajaran RPP Peneliti membuat RPP yang berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajran, kegiatan pembelajaran, metode dan media pembelajaran, materi ajar, dan evaluasi. Didalam RPP akan diuraikan langkah-langkah proses pembelajaran yang akan dijadikan pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang 110 mencakup kegiatan awal, kegiatan inti eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, dan kegiatan akhir. RPP ini akan dilakukan 1 kali pertemuan 2 x 45 menit dan sesuai dengan materi yang telah disepakati oleh peneliti beserta guru mitra, maka RPP akan diserahkan kepada guru mitra untuk dipelajari dan dikoreksi untuk kesempurnaan RPP . RPP tersebut dapat dilihat dalam lampiran 17, hal.211 b Materi Pembelajaran Materi pembelajaran ini adalah buku besar. Materi yang akan disampaikan berupa penjelasan secara garis besar saja mulai dari pengertian buku besar, bentuk buku besar, posting dan bagaimana proses melakukan posting dari jurnal ke dalam buku besar. Untuk selanjutnya, berdasarkan materi tersebut peneliti dan guru mitra akan mengemas materi tersebut kedalam bentuk permainan games dan turnamen. c Nama kelompok Nama kelompok diletakan di atas meja masing-masing kelompok yang akan digunakan sebagai identitas dari setiap kelompok. d Meja permainan Jumlah meja permainan ada lima buah. Jumlah meja ini disesuaikan dengan jumlah kelompok yang sudah dibentuk. 111 Masing-masing meja disusun berjajar yang dilengkapi dengan papan nama yang digunakan sebagai identitas dari tiap-tiap anggota kelompok, serta dilengkapi dengan kardus yang berisi soal dan jawaban, lembar jawab buku besar untuk permainan. e Nomor urut pengerjaan soal dalam bentuk pipet bernomor Masing-masing peserta mendapatkan nomor urut pengerjaan soal. Nomor urut tersebut berisi urutan angka dari 1-10 yang akan digunakan sebagai panduan siswa dalam masing-masing kelompok untuk maju mengerjakan soal sesuai dengan nomor yang tertera di pipet masing- masing. f Hadiah Hadiah merupakan bentuk penghargaan yang akan diberikan kepada tiga kelompok terbaik yang mendapatkan nilai tertinggi berdasarkan skor permainan dan turnamen yang sudah diakumulasikan. Hadiah yang diberikan berupa alat tulis seperti: buku tulis, penggaris, pensil dan penghapus dan makanan ringan. 3 Peneliti menyusun dan menyiapkan instrumen pengumpulan data yang meliputi: a Instrumen kuesioner untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Kuesioner akan diberikan kepada siswa sebelum dan 112 sesudah pembelajaran berlangsung. Instrumen ini tersedia pada lampiran 13, hal.172 dan lampiran 14, hal. 175 b Lembar observasi kegiatan guru Lembar observasi kegiatan guru digunakan untuk mencatat seluruh kegiatan yang dilakukan oleh guru di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar-mengajar. Instrumen ini tersedia pada lampiran 1b, hal. 193 c Lembar observasi kegiata siswa Lembar observasi terhadap kegiatan siswa ini digunakan untuk mencatat perilaku siswa di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar-mengajar. Instrumen ini tersedia pada lampiran 2b, hal.195 d Lembar observasi kegiatan kelas Lembar observasi kegiatan kelas ini digunakan untuk mengetahui kejadian yang terjadi di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Instrumen ini tersedia pada lampiran 3b, hal.197 e Lembar penilaian kelompok Lembar penilaian kelompok ini mencatat skor yang diperoleh kelompok dari hasil permainan dan turnamen. Instrumen ini tersedia pada lampiran10a, hal. 207 113 f Lembar refleksi oleh guru mitra Lembar refleksi terhadap kegiatan guru selama proses pembelajaran. Instrumen ini tersedia pada lampiran 32, hal.261 g Lembar refleksi oleh siswa Lembar refleksi terhadap kegiatan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Instrumen ini tersedia pada lampiran 33, hal. 263 4 Peneliti juga menyiapkan pertanyaan untuk wawancara kepada guru mitra dan beberapa siswa untuk memperoleh kesan dari guru maupun siswa terhadap proses pembelajaran yang sudah terlaksana baik sebelum maupun setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. b. Tindakan Pada tahap ini, dilakukan implementasi pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament TGT sesuai dengan rencana tindakan yang sudah dirancang sebelumnya, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1 Kegiatan pra pembelajaran Pada awal pembelajaran diawali dengan guru membuka pelajaran dengan memberikan salam, memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, kerapian dan ketersediaan media pembelajaran yang diperlukan. Selanjutnya guru menyampaikan 114 standar kompetensi, kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Kemudian guru melakukan apersepsi dengan cara mengulas kembali materi yang lalu tentang jurnal umum dan mengaitkannya dengan materi yang akan dilaksanakan mengenai posting ke dalam buku besar. Penyampaian materi pembelajaran dalam waktu ± 2 menit dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Selanjutnya guru menjelaskan secara singkat tentang metode TGT yang akan diterapkan pada materi posting dari jurnal ke buku. Selama guru menyampaikan materi, siswa diharapkan untuk memperhatikan dengan tujuan agar mereka dapat membantu siswa lain dalam bekerja kelompok. 2 Kegiatan inti a Membagi siswa dalam kelompok Pembagian kelompok telah dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan. Setiap kelompok terbagi secara heterogen berdasarkan jenis kelamin dan hasil belajar. Jumlah yang terbentuk ada 5 kelompok dengan anggota 4-5 orang untuk tiap kelompok. Pada tahap ini guru hanya menyebut kembali nama-nama kelompok, kemudian menyuruh para siswa melihat daftar anggota kelompoknya masing-masing yang sudah ditempelkan didepan pintu kelas. Setelah itu, guru mempersilahkan para siswa untuk 115 berkumpul sesuai dengan kelompoknya masing-masing dan segera menempati meja yang telah diberi papan nama kelompok. Selanjutnya guru menjelaskan prosedur permainan dan tata tertib dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT yang akan dilaksanakan. b Permainan games Sebelum melakukan permainan, guru membacakan prosedur dan peraturan permainan dengan metode TGT. Permaianan games pada pelaksanaan tindakan ini diberi nama make a match lampiran 19 dan 20, hal. 219 dan 220. Untuk memulai permainan siswa pada masing-masing kelompok diminta untuk memilih nomor urut pengerjaan soal dengan cara memegang satu pipet. Setiap pipet bertuliskan dua nomor yang menunjukan urutan dalam mengerjakan soal yang berada di depan kelas. Contoh: nomor urut 1 dan 6, artinya siswa akan mengerjakan soal pada urutan pertama dan keenam. Satu per satu siswa secara bergiliran dalam kelompok maju ke depan kelas mengerjakan soal berdasarkan nomor urut yang dipegang masing-masing. Bentuk soal adalah menjodohkan dan esai berupa buku besar. Soal dan jawaban tersedia dalam kotak kardus yang diletakkan di meja yang sudah disediakan. Siswa menempel soal dan jawaban pada kertas manila di papan tulis sesuai 116 dengan nama kelompoknya, kemudian siswa diminta melakukan posting kedalam buku besar yang telah disediakan di meja berdasarkan nama akun yang sesuai. Guru akan memanggil nomor urut siswa yang akan mengerjakan soal di depan kelas. Pengerjaan soal diawai dengan tanda bel satu kali, dan diakhiri dengan tanda bel dua kali. Ada 10 buah soal dengan batas waktu pengerjaan untuk setiap soal adalah dua menit. Jika jawaban benar maka poin akan bertambah 10 untuk jurnal dan poin 100 untuk buku besar, jika jawaban salah maka kelompok akan mendapat pengurangan 10 poin untuk jurnal dan pengurangan 100 poin untuk buku besar. Dalam permaian ini siswa dituntut untuk dapat menjelaskan kepada teman mereka apa bila ada kesulitan yang dialami. Selama permainan berlangsung, semua anggota dalam kelompok terlihat sangat aktif dan memiliki motivasi untuk ikut serta dalam mengerjakan soal latihan yang diberikan. setelah games selesai dilanjutkan dengan membahas soal oleh guru. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya kepada guru secara langsung apabila ada materi yang belum dipahami. Soal permainan terlampir pada lampiran 26 dan 27, hal.226 dan 232 117 c Turnamen tournament Turnamen dilakukan setelah permainan selesai dilaksanakan. Turnamen pada siklus pertama ini diberi nama cerdas cermat. Pada sesi turnamen ini siswa dmiinta untuk mengecek jumlah lintingan soal dan lembar jawab yang disediakan di meja setiap kelompok. Untuk memulai turnamen, tiap kelompok harus membagi tugas terlebih dahulu, ada yang membuka soal karena soal berbentuk lintingan kertas bernomor, ada yang menulis jurnal dan ada yang mengisi buku besar. Selanjutnya guru akan memberitahukan kepada siswa urutan soal yang akan dikerjakan berdasarkan lintingan kertas bernomor yang sudah disediakan di masing-masing kelompok. Contoh: “soal satu, silahkan dibuka dan dikerjakan”, dan seterusnya. Pengerjaannya dilakukan dengan cara menjawab setiap pertanyaan yang diperintahkan oleh guru sesuai dengan urutan soal yang ada di dalam lintingan kertas bernomor. Setiap kelompok diberi waktu 40 detik untuk mengerjakan. Pengerjaan soal diawali dengan tanda bel satu kali, setiap kelompok diminta untuk menuliskan jawabanya di lembar jawab yang sudah disediakan dan diakhiri dengan tanda bel dua kali. Berdasarkan intruksi dari guru, masing-masing kelompok harus menunjukan jawabanya kepada guru dengan 118 cara mengangkat papan jawabannya untuk di evaluasi. Kemudian guru akan menyatakan bahwa jawaban kelompok tersebut benar atau salah. Jika jawaban kelompok benar maka kelompok akan mendapat penambahan 100 poin. Tetapi jika jawaban kelompok salah maka kelompok akan mendapat pengurangan 100 poin lampiran 21 dan 22, hal. 221 dan 222. Soal turnamen terlampir pada lampiran 28 dan 29, hal. 238 dan 249 d Penghargaan kelompok team recognition Skor yang diperoleh masing-masing kelompok dari hasil games maupun turnamen dicatat dalam lembar penilaian. Pada tahap akhir dilakukan penjumlahan skor jawaban dan ranking. Berdasarkan ranking tersebut dapat ditentukan juara I, II dan III. Pada pelaksanaan ini, keluar sebagai juara I adalah kelompok “Harta” dengan jumlah skor 1920, juara II adalah kelompok “Utang” dengan perolehan skor sebanyak 1880, dan juara III jatuh pada kelompok “Modal” dengan total skor 1840. Masing-masing juara akan mendapatkan penghargaan berupa alat tulis, dengan rincian juara I mendapatkan buku tulis, juara II mendapatkan penggaris, dan juara III mendapatkan pensil dan penghapus. Tetapi bagi kelompok yang tidak mendapat juara akan mendapat hadiah berupa makanan ringan. 119 c. Observasi Observasi pembelajaran ini dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Peneliti mengamati kegiatan guru, siswa, dan observasi terhadap kondisi kelas saat penelitian. Hasil observasi dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dipaparkan sebagai berikut: 1 Observasi terhadap guru. Observasi terhadap kegiatan guru dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan pada siklus pertama. Adapun kegiatan guru dalam proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut: Tabel 5.6 Aktivitas Guru Selama Menerapkan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT No Deskripsi Ya Tidak 1. Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe TGT. √ 2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit untuk membantu siswa memahami materi dalam pembelajaran tipe TGT di kelas. √ 3 Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas. √ 4 Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok TGT. √ 5 Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam diskusi kelompok. √ 6 Guru memberikan pengarahan kepada siswa dalam pengerjaan soal. √ 120 7 Guru memotivasi siswa agar ada kerja sama yang baik antar individu di dalam kelompok diskusinya. √ 8 Guru mengamati atau mengobservasi proses pembelajaran dalam kegiatan diskusi kelompok. √ 9 Guru berinteraksi dengan siswa, dan melibatkan diri dalam kelompok serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan. √ 10 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dan mencari sumber informasi secara mandiri. √ 11 Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk menentukan peran masing-masing anggota dalam kelompok √ 12 Guru tidak berinteraksi dengan siswa, tidak menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok. √ 13 Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelas dan berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif. √ 14 Guru hanya berinteraksi dan memperhatikan kelompok tertentu saja yang mengalami kesulitan. √ 15 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi kaku. √ 16 Guru meninggalkan kelas disaat siswa bekerja di dalam kelompok sehingga tidak ada pengawasan. √ 17 Guru tidak melakukan evaluasi hasil pembelajaran melalui permainan dalam turnamen. √ 18 Guru memberikan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam turnamen. √ 121 19 Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang memiliki skor terbaik. √ 20 Guru melakukan evaluasi terhadap hasil belajar melalui ulangan pada akhir pokok bahasan √ 21 Guru melakukan evaluasi terhadap peningkatan motivasi belajar melalui kuesioner. √ Tabel 5.6 merupakan deskripsi aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode TGT. Dalam pelaksanaan tindakan ini, tampak bahwa guru telah memberikan materi pembelajaran melalui presentasi di depan kelas dengan cara mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit untuk membantu siswa memahami materi dalam pembelajaran tipe TGT di kelas. Selain itu, guru juga menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe TGT yang bertujuan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang model pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar. Guru juga memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam permainan dan turnamen, guru mengamati setiap kelompok dalam mengerjakan soal dan membantu siswa ketika siswa mengalami kesulitan. Selama diskusi kelompok berlangsung, guru selalu berinteraksi dengan siswa dari satu kelompok ke kelompok lain, dan memberikan dorongan bagi siswa untuk bekerja sama dengan baik dalam 122 kelompok. Dalam pelaksanaan ini, kegiatan guru yang tidak tampak adalah melakukan evaluasi terhadap hasil belajar melalui ulangan pada akhir pokok bahasan. Hal ini di sebabkan evaluasi telah dilakukan pada sesi games dan turnamen. Dimana dalam sesi tersebut telah menunjukan tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Setelah permainan dan turnamen selesai, guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang mendapat nilai terbaik, dan pada kegiatan akhir, guru melakukan evaluasi terhadap peningkatan motivasi belajar melalui kuesioner setelah pembelajaran, selain itu guru juga mengajak siswa melakukan refleksi melalui lembar refleksi untuk mengetahui kesan siswa setelah melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan kegitan ini guru mampu mengorganisasikan proses pembelajaran dengan menerapkan metode TGT secara baik. lampiran 7b, hal. 199 2 Observasi terhadap kelas Observasi terhadap kegiatan di kelas dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Adapun kegiatan di kelas dalam proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut: 123 Tabel 5.7 Aktivitas Kelas Selama Menerapkan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT No Deskriptor Ya Tidak Keterangan 1 Kelas terdiri dari beberapa individu yang berbeda dalam hal kemampuan belajar. √ Kemampuan tinggi, sedang, rendah. Siswa siswi berasal dari dalam dan luar kota yogyakarta 2 Siswa menaati aturan- aturan yang ada di dalam pembelajaran. √ Sebagian besar dari siswa 92 mentaati aturan yang ada di dalam pembelajara. 3 Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan √ Hanya 21 siswa yang mengalami kesulitan, terjadi pada awal permainan. 4 Buku-buku dan fasilitas pembelajaran mudah ditemukan siswa dikelas atau sekolah. √ Buku-buku diperoleh dari perpustakaan sekolah dan fasilitas penunjang pembelajaran meja, kursi, almari, dll dapat diperoleh di kelas. 5 Ruang kelas tertata dengan bersih dan rapi. √ 6 Beberapa siswa hanya mengandalkan siswa lain dalam kerja kelompok √ Hanya 13 siswa yang mengandalkan 124 siswa lain dalam kelompok. Terjadi pada awal saja. 7 Kerja dalam kelompok terhambat dikarenakan beberapa siswa yang tidak ikut terlibat malas serta membuat kegaduhan √ 8 Para siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran tipe TGT √ Semua siswa 100 terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. 9 Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika menghadapi kesulitan √ Saat prosedur dan peraturan dibacakan beberapa siswa 42 mengalami kesulitan 10 Sebagian besar dari siswa telah memiliki sumber referensi yang digunakan √ Seluruh siswa 100 memiliki sumber refrensi yang digunakan 11 Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi √ Sebagian besar siswa 83 bertanya kepada guru maupun siswa lain dalam kelompok ketika mengalami kesulitan 125 12 Beberapa siswa menolak untuk bergabung dengan siswa yang lain di kelas itu √ 13 Siswa-siswa tertentu nampaknya tidak menghargai siswa-siswa lainnya √ Seluruh siswa saling menghargai. 14 Kelas ini terdiri dari berbagai individu yang tidak mengenal satu sama lain dengan baik √ Seluruh siswa mengenal satu sama lain dengan baik. 15 Hampir semua siswa menganggap materi pelajaran yang diberikan mudah √ 16 Selama kegiatan pembelajaran berlangsung para siswa saling memberikan pendapat atau masukan untuk tercapainya tujuan yang diharapkan √ Siswa satu sama lain saling memberikan motivasi di dalam kelompok . 17 Kelas ini terorganisasi dengan baik dan efisien √ Hanya pada saat awal permainan terjadi sedikit ketidaksesuaian alokasi waktu. 18 Para siswa tampak antusias dengan kerja kelompoknya √ 19 Setiap anggota kelas diberi keistimewaan yang sama √ 20 Para siswa bersaing untuk menunjukkkan siapa yang melakukan pekerjaan yang paling baik √ 126 Tabel 5.7 menunjukkan bahwa kondisi kelas cukup kondusif selama proses pembelajaran dengan menerapkan metode TGT. Hal tersebut nampak ketika guru membacakan beberapa peraturan yang harus ditaati oleh siswa baik pada saat permainan maupun turnamen agar tercipta suasana kelas yang kondusif. Di awal permainan siswa mengalami kesulitan ketika menjawab soal, siswa wakil dari kelompok terlihat bingung dengan soal yang ada ketika maju ke depan mengerjakan secara individu. Dilihat dari segi fasilitas sekolah, buku dan juga fasilitas pembelajaran sangat mudah ditemukan di lingkungan sekolah terutama di perpustakaan dan koperasi sekolah. Selain itu, para siswa juga memiliki buku pegangan sebagai bahan refrensi. Para siswa juga terlihat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran tipe TGT, ketika dilaksanakan diskusi dalam kelompok, siswa juga tampak antusias dalam kerja kelompoknya. Siswa memiliki rasa ingin tau yang tinggi terbukti dengan jika siswa mengalami kesulitan mereka tidak segan-segan bertanya kepada siswa lain maupun guru. lampiran 9b, hal. 204 3 Observasi terhadap siswa Observasi terhadap kegiatan siswa dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Adapun kegiatan siswa dalam proses pembelajaran disajikan dalam tabel berikut: 127 Tabel 5.8 Aktivitas Siswa Selama Menerapkan Metode Pemelajaran Kooperatif Tipe TGT No Deskriptor Ya Tidak Keterangan 1 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe TGT. √ Sebagian besar siswa 83 mampu mengerjakan tugas dengan baik. Terlihat mereka mampu mengerjakan soal games dan tournament dengan benar 2 Seluruh kelompok memahami aturan dan prosedur games dan turnamen √ 3 Seluruh perhatian di arahkan pada materi diskusi dalam kelompok √ Pada saat turnamen berlangsung 4 Siswa saling berbagi tugas dalam pengerjaan tugas √ Pada saat turnamen berlangsung ada pembagian tugas untuk tiap kelompok 5. Seluruh kelompok antusias mengikuti jalanya games dan turnamen √ 6 Mendengarkan penjelasan teman dalam satu kelompok √ Sebagian besar siswa 83 dalam kelompok saling mendengarkan penjelasan dari temannya 7 Saling bertukar pikiran dan √ Dalam menjawab soal-soal pada saat 128 Tabel 5.8 menunjukkan deskripsi kegiatan siswa di kelas selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode TGT. Pada pelaksanaan ini, tampak bahwa siswa mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan TGT secara runtut pendapat tournament 8 Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan pembelajaran kepada guruteman √ Sebagian besar siswa 75 mengajukan pertanyaan pada saat mengalami kesulitan dalam pembelajaran 9 Menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan √ Sebagian besar siswa 92 mampu menjawab pertanyaan sesuai maksud pada saat permainan, turnamen, maupun dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan siswa 10 Bertindak sportif dan jujur saat pelaksanaan games dan turnamen √ Seluruh siswa bertindak sportif dan jujur. Hal ini terbukti ketika games dan turnamen berlangsung, para siswa tidak membuka buku catatan ataupun mencotek kelompok lain 129 dan baik. Pada kegiatan inti, setelah siswa masuk dalam kelompok yang sudah di tentukan sebelumnya, siswa mendengarkan penjelasan guru tentang langkah-langkah dan tugas yang harus dilaksanakan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode TGT. Terlihat seluruh siswa begitu antusias mendengarkan penjelasan langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Baik dalam permainan maupun turnamen, seluruh siswa saling bertukar pikiran dan pendapat, sebagian besar dari siswa mampu menjawab pertanyaan dalam game dan turnamen. Selain itu, para siswa juga mampu bertindak jujur dan sportif dalam pelaksanaan game dan turnamen. Hal tersebut dibuktikan dengan siswa tidak melihat catatan atau buku dan tidak ada niat untuk mencotek jawaban kelompoki lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa telah mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode TGT, mulai dari diskusi dalam kelompok sampai membuat refleksi secara tertulis. Lampiran 8b, hal. 202 3 Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup ini, guru membuat kesimpulan dari pembelajaran mengenai materi yang telah dijelaskan. Setelah itu guru melakukan refleksi. Refleksi dilakukan dengan cara membagikan lembar refleksi. Di samping kedua hal tersebut, 130 dibagikan kuesioner motivasi siswa. Hal ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap motivasi belajar siswa pada proses pembelajaran akuntansi khususnya materi posting dari jurnal ke buku besar. d. Refleksi Pada tahap ini dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi terhadap tingkat motivasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Refleksi yang dilakukan disini merupakan refleksi segera setelah pertemuan berakhir. Refleksi ini dilakukan oleh guru mitra dan seluruh siswa kelas XI IPS 4. Berikut ini dipaparkan hasil refleksi siklus pertama: 1 Kesan guru terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lampiran 32, hal. 261 Tabel 5.9 Instrumen Refleksi Kesan Guru Mitra terhadap Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT No Uraian Komentar 1 Penilaian guru berkaitan dengan komponen pembelajaran seperti materi ajar, contoh RPP, soal, kunci soal, suasana didalam kelas, cara kerja siswa baik individu maupun kelompok dan penggunaan metode pembelajaran kooperatif yang Materi ajar sesuai dengan yang sedang diberikan, suasana menyenangkan 131 diterapkan. 2 Selama kerja dalam kelompok apakah siswa: a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide- idenya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengacaukan kegiatan f. Melamun Siswa mendengarkan orang lain, bertanya dan mengorganisasi ide-ide 3 Hambatan yang mungkin ditemui dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT . Siswa harus bisa berpikir cepat dan benar 4 Manfaat yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT . Kerja sama 5 Keuntungan yang telah dicapai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT tersebut. Untuk selingan supaya pembelajaran tidak membosankan 6 Hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT. Sudah baik 7 Apakah siswa berminat mengikuti KBM kooperatif tipe TGT yang telah dilakukan dan KBM selanjutnya yang akan dilakukan di dalam kelas? Untuk waktu-waktu tertentu bisa dipakai untuk selingan 132 Tabel 5.9 menunjukkan deskripsi refleksi guru setelah melaksanakan serangkaian proses pembelajaran dengan menggunakan metode TGT melalui lembar refleksi dan wawancara. Kesan guru terhadap komponen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah Mengesankan dan komponen yang digunakan sudah cukup lengkap dan bagus, sangat cocok untuk materi ini posting dari jurnal ke buku besar. Adapun hambatan yang dihadapi selama perencanaan dan tindakan pembelajaran dengan menggunakan metode TGT berlangsung, yakni banyak perlengkapan dan peralatan yang harus disiapkan, sehingga membutuhkan banyak waktu untuk persiapan, sedangkan manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan serangkaian proses pembelajaran, antara lain: 1 siswa lebih termotivasi dan aktif; 2 ada variasi metode pembelajaran sehingga siswa terkesan antusias dalam mengikuti pembelajaran dan melatih kerja sama. Adapun hal-hal yang masih harus diperbaiki dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah terpusat pada diri siswa, yaitu ketepatan waktu, siswa sering melanggar waktu yang sudah diberikan. Hal kedua yang perlu diperbaiki adalah ketertiban dalam mengikuti pembelajaran meski selama proses 133 pembelajaran, siswapun termotivasi dan berminat mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran. Setelah adanya PTK ini, diharapkan guru akan melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode TGT atau metode lain yang bervariatif. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya meningkatkan mutu pembelajaran siswa di kelas terutama dalam hal untuk memotivasi siswa dalam belajar materi Akuntansi. 2 Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lampiran 33, hal. 263 Setelah pembelajaran berakhir siswa mengisi lembar refleksi yang sudah disediakan. Selain itu juga peneliti membagikan lembar kuesioner motivasi belajar siswa guna mengetahui tercapai tidaknya indikator keberhasilan tindakan yang ditargetkan setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode TGT. 134 Tabel 5.10 Instrumen Refleksi Kesan Siswa terhadap Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT N o Aspek yang diamati Skala Penilaian Sangat Senang Senang Tidak Senang Sangat Tidak Senang 1 Bagaimanakah perasaan anda tentang proses pembelajaran dengan menggunakan metode TGT topik pembahasan, media pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru, lingkungan kelas,dll? 58,3 41,7 Berminat Tidak Berminat 2 Apakah anda berminat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode TGT? 100 Ya Tidak 3 Apakah selama bekerja dalam kelompok saya: a. mendengar kan orang lain b. mengajuka 100 91,7 8,3 135 n pertanyaa c. mengorgani sasikan ide- ide saya d. mengorgani sasikan kelompok e. mengacauk an kehiatan f. melamun 95,8 100 4,2 100 100 Komentar 4 Hambatan apa yang anda temui selama melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode TGT?  Tidak bisa berfikir secara cepat  Waktunya kurang  Kurang teliti dalam mengerjakan  Senam jantung dan panik  Belum terbiasa  Kadang kurang komunikasi Komentar 5 Keuntungan apa yang telah anda capai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT tersebut.  Rasa kerja sama dalam kelompok meningkat  Melatih kecepatan berpikir dan kekompakan  Cepat mengerti dan mudah mengingat materi  Lebih bisa mendengarkan orang lain dan menambah sikap menghargai  Menjadi lebih paham cara memposting melalui games  Lebih menghargai waktu  Belajar dengan metode baru tidak bosan, lebih kreatif dan menyenangkan  Bisa lebih dekat dengan teman Komentar 6 Menurut anda hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki  Penambahan waktu  Perlu koordinasi yang baik 136 dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT . Komentar 7 Apakah anda berminat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode TGT?  Iya, saya sangat berminat  Boleh-boleh buat selingan  Sangat, kalau bisa disering- seringkan  Iya, karena seru, pembelajarannya kreatif  Berminat dunk, apa sih yang enggak buat pembelajaran?  Iya, karena memotivasi untuk lebih giat belajar  Sangat berminat, karena tidak membosankan  Berminat sekali, ada hadiahnya Tabel 5.10 tersebut mendeskripsikan refleksi siswa terhadap perangkat dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Berkaitan dengan perangkat pembelajaran sebanyak 58,3 mengaku sangat senang terhadap topik pembahasan, media pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru, lingkungan kelas dan 41,7 siswa mengaku senang terhadap topik pembahasan, media pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru, lingkungan kelas dengan metode pembelajaran TGT. Seluruh siswa 100 mengaku berminat untuk mengikuti pembelajaran dengan metode kooperatif tipe TGT. Sedangkan untuk kegiatan siswa dalam kelompok 100 siswa mengaku mendengarkan orang 137 lain, sebanyak 91,7 siswa mengajukan pertanyaan, sebanyak 95,8 siswa mengorganisasikan ide-ide dalam kelompok, sebanyak 100 mengorganisasikan kelompok, sebanyak 100 siswa tidak mengacaukan kegiatan dan sebanyak 100 juga siswa tidak melamun ketika mengikuti pembelajaran. Ada banyak keuntungan yang diperoleh dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode TGT antara lain: 1 Rasa kerja sama dalam kelompok meningkat; 2 Melatih kecepatan berpikir dan kekompakan; 3 cepat mengerti dan mudah mengingat materi; 4 lebih bisa mendengarkan orang lain dan menambah sikap menghargai; 5 menjadi lebih paham cara memposting melalui games; 6 lebih menghargai waktu; 7 belajar dengan metode . baru tidak membosankan, lebih kreatif dan menyenangkan dan bisa lebih dekat dengan teman. Sedangkan hambatan yang dihadapi selama proses pembelajaran menggunakan metode TGT adalah siswa tidak bisa berfikir secara cepat, waktunya kurang, kurang teliti dalam mengerjakan, senam jantung dan panik, belum terbiasa dan kadang kurang komunikasi. Setelah melaksanakan PTK ini, siswa diharapkan berminat dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dengan metode TGT maupun metode variatif yang lain. Siswa merasakan bahwa metode TGT ini sangat 138 menyenangkan dan lebih mudah memahami materi pelajaran Akuntansi.

B. Analisis Data Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

1. Motivasi Belajar a. Deskripsi motivasi belajar siswa setelah penelitian tindakan Berikut ini disajikan tingkat motivasi belajar siswa hasil penelitian pada siklus I: Tabel 5.11 Analisis Tingkat Motivasi Siswa Setelah Implementasi Tindakan Dari data tersebut tampak bahwa persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi adalah 9 siswa 37,5, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi adalah 10 siswa 41,67, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sedang adalah 4 siswa 16,67, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar rendah adalah 1 siswa 4,17 dan persentase siswa yang memiliki motivasi belajar sangat rendah adalah 0 . Dengan No Interval Frek. Frek. Relatif Interpretasi 1 69 − 80 9 37,5 Sangat Tinggi 2 60 − 68 10 41,67 Tinggi 3 54 − 59 4 16,67 Sedang 4 48 − 53 1 4,17 Rendah 5 ≤ 47 Sangat Rendah Total 24 100 139 demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi saat. b. Analisis komparasi data motivasi belajar siswa sebelum dan setelah penelitian tindakan Analisis komparasi dilakukan untuk melihat perkembanganpeningkatan motivasi belajar siswa dari waktu ke waktu khususnya pada saat pra penelitian, dan siklus pertama dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Motivasi belajar diukur dengan menggunakan kuesioner yang diberikan pada saat pra penelitian dan setelah penelitian. Hasil peningkatan motivasi belajar pra penelitian dan setelah penelitian akan dibandingkan. Berikut ini adalah tabel data tingkat perkembangan motivasi belajar siswa kelas XI IPS 4 sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lampiran 34 dan 35 hal. 285 dan 290 : Tabel 5.12 Analisis Komparatif Motivasi Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penelitian No Sebelum Sesudah Peningkatan Peningkatan 1 59 72 13 22,03 2 48 52 4 8,33 3 56 61 5 8,92 4 65 65 5 65 70 5 7,69 6 55 69 14 25,45 7 52 66 14 26,92 8 57 70 13 22,80 9 53 67 14 26,41 140 10 58 69 11 18,96 11 47 56 9 19,14 12 48 59 11 22,91 13 54 60 6 11,11 14 51 68 17 33,33 15 61 70 9 14,75 16 59 64 5 8,47 17 65 72 7 10,76 18 46 59 13 28,26 19 48 62 14 29,16 20 49 63 14 28,57 21 60 66 6 10 22 68 71 3 4,41 23 44 55 11 25 24 48 70 22 45,83 25 Rata- rata 52,64 62,24 9,6 18,23 Tabel 5.12 menunjukkan analisis perbandingan peningkatan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dari 24 orang siswa di kelas XI IPS 4, semua siswa mengalami peningkatan. Rata-rata motivasi belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah 52,64. Sedangkan rata-rata motivasi belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah 62,24. Jadi rata-rata peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 9,6 atau 18, 23. 141 Tabel 5.13 Rekap Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Sebelum dan Setelah Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT No Interval Jumlah siswa Interpretasi Sebelum Sesudah 1 69 – 80 9 Sangat Tinggi 2 60 – 68 6 10 Tinggi 3 54 – 59 7 4 Sedang 4 48 – 53 8 1 Rendah 5 ≤ 47 3 Sangat Rendah Total 24 24 Tabel 5.13 menunjukkan hasil komparasi tingkat motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Sebelum penerapan model tipe TGT tidak ada siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi 0, sedangkan setelah penerapan model tipe TGT jumlah siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi sebanyak 9 siswa 37,5; sebelum penerapan model tipe TGT jumlah siswa yang memiliki motivasi tinggi sebanyak 6 orang 25, sedangkan setelah penerapan model tipe TGT jumlah siswa yang memiliki motivasi tinggi sebanyak 10 orang 41,67; sebelum penerapan model tipe TGT jumlah siswa yang memiliki motivasi sedang sebanyak 7 orang 29,17, sedangkan setelah penerapan model tipe TGT jumlah siswa yang memiliki motivasi tinggi sebanyak 4 orang 16,67; sebelum penerapan model tipe TGT jumlah siswa yang memiliki motivasi rendah sebanyak 8 orang 33,33, sedangkan setelah penerapan model tipe TGT jumlah siswa yang memiliki motivasi rendah sebanyak 1 orang 4,17; dan 142 sebelum penerapan model tipe TGT jumlah siswa yang memiliki motivasi sangat rendah sebanyak 3 orang 12,5, sedangkan setelah penerapan model tipe TGT tidak ada siswa yang memiliki motivasi yang sangat rendah 0. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. c. Pengujian komparatif 1 Pengujian prasyarat analisis Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas data berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov lampiran 30, hal. 253: Tabel 5.14 Pengujian Normalitas Berdasarkan One Sample Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test MOTIVASI N 25 Normal Parameters a Mean 9.60 Std. Deviation 5.408 Most Extreme Differences Absolute .135 Positive .128 Negative -.135 Kolmogorov-Smirnov Z .676 Asymp. Sig. 2-tailed .751 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 143 Hasil pengujian normalitas berdasarkan uji Kolmogorov- Smirnov di atas, tampak bahwa distribusi data adalah normal asymp. sig. 2-tailed = 0,751 α = 0,05. Dengan demikian penyajian hipotesis dilakukan dengan berdasarkan uji statistik parametrik. 2 Pengujian hipotesis penelitian a Rumusan hipotesis penelitian H o = tidak ada perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan setelah implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pembelajaran akuntansi pokok bahasan posting dari jurnal ke buku besar H a = ada perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan setelah implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pembelajaran akuntansi pokok bahasan posting dari jurnal ke buku besar b Pengujian hipotesis penelitian Berikut ini disajikan hasil pengujian beda rata-rata motivasi sebelum dan motivasi setelah implementasi tindakan berdasarkan Paired Samples Test lampiran 30, hal.253: 144 Tabel 5.15 Pengujian Beda Rata-rata Berdasarkan Paired SamplesTest Paired Samples Test Paired Differences t df Sig. 2- tailed Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 MOTIVASI_ PRA - MOTIVASI_ SETELAH -9.600 5.408 1.082 -11.832 -7.368 -8.875 24 .000 Tabel 5.17 menunjukkan bahwa nilai sig. 2-tailed = 0,000 α = 0,05. Hal demikian dapat disimpulkan bahwa H o ditolak dan H a diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan setelah implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament TGT pada materi pembelajaran akuntansi pokok bahasan posting dari jurnal ke buku besar

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dapat dinyatakan bahwa dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Teams- Games-Tournament TGT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada 145 materi pembelajaran akuntansi pokok bahasan posting dari jurnal ke buku besar. Peningkatan motivasi belajar siswa secara signifikan tampak pada rerata motivasi belajar siswa sebelum implementasi tindakan sebesar 52,64 dan rerata motivasi belajar siswa setelah implementasi tindakan sebesar 62,24. Sementara hasil pengujian beda rata-rata berdasarkan paired samples test menunjukkan bahwa nilai sig. 2-tailed = 0,000 α = 0,05 yang berarti ada perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan setelah implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pembelajaran akuntansi pokok bahasan posting dari jurnal ke buku besar. Peningkatan motivasi belajar siswa disebabkan penerapan model pembelajaran dirasa menarik minat para siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang dikemas dengan menampilkan permainan games dan turnamen ternyata membuat siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran di kelas, siswa lebih siap mengikuti pembelajaran, siswa tidak cepat merasa bosan, siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas sehingga siswa lebih cepat memahami materi yang dipelajari terbukti dengan siswa mengerjakan tugas dengan baik dan siswa antusias dalam menanggapi pembahasan pelajaran berdasarkan hasil refleksi siswa lampiran 33, halaman 263 dan hasil observasi perilaku siswa lampiran 5a, halaman.188. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Crescentiana Sri Widiarti di SMK BOPKRI I Yogyakarta pada tahun 2009, dan Andika Wahyu Kartikasari di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta pada

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran ekonomi : penelitian dilaksanakan di kelas X2 SMA Negeri 2 Yogyakarta.

0 2 232

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

0 1 202

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN

0 8 321

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI PEMBELAJARAN JURNAL UMUM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

0 3 289