5
BOPKRI I Yogyakarta melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
3. Bagi Sekolah SMA BOPKRI 1 Yogyakarta Diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk memotivasi guru bidang
studi lain agar semakin terdorong dalam menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi guna meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan
mutu pembelajaran di sekolah. 4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi mahasiswa FKIP untuk mengetahui penelitian tindakan kelas dan mampu menerapkan
penelitian tindakan kelas di sekolah. Di samping itu penelitian ini sebagai implementasi nyata salah satu tugas perguruan tinggi di bidang penelitian
sehingga masyarakat dapat mengambil manfaat dari penelitian tersebut. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti lain yang melakukan penelitian serupa dapat digunakan hasil penelitian ini sebagai bahan referensi. Peneliti selanjutnya diharapkan
dapat mengembangkan penelitian ini di masa mendatang.
6
BAB II TINJAUAN TEORETIK
A. Penelitian Tindakan Kelas PTK
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2009:9. Menurut Rochman Natawijaya, 1977 Masnur Muslich, 2009:9, penelitian tindakan
kelas adalah pengkajian terhadap permasalahan praktis yang bersifat situsional dan kontekstual, yang ditujukan untuk menentukan tindakan yang
tepat dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi, atau memperbaiki sesuatu.
Menurut Suharsimi Arikunto 2006:2-3, ada tiga kata yang membentuk pengertian PTK, yaitu :
a. Penelitian – menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang brmanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan – menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian
siklus kegiatan untuk siswa. c. Kelas – dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas
7
adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu 1 penelitian, 2 tindakan, dan 3 kelas, maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru kemudian dilakukan oleh siswa. Penelitian
tindakan kelas merupakan penelitian yang terpola dan dirancang secara khusus untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di dalam proses
pembelajaran. Penelitian ini harus dilaksanakan secara terencana dan menurut prosedur yang telah ada, maksudnya setiap langkah yang ditempuh
dalam PTK harus dilakukan secara terprogram untuk menghasilkan kualitas pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya.
2. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Ada beberapa prinsip dasar yang melandasi PTK. Menurut Hopkins, 1993 Tukiran Taniredja, 2010:17, prinsip yang dimaksud adalah:
a. Tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang utama adalah menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas.
b. Meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran yang tidak menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data.
c. Kegiatan peneliti yang merupakan bagian integral dari pembelajaran harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur dan kaidah
ilmiah. d. Masalah yang ditangani adalah masalah-masalah pembelajaran yang riil
merisaukan tanggung jawab profesional dan komitmen terhadap diagnosis masalah bersandar pada kejadian nyata yang berlangsung
dalam konteks pembelajaran yang sesungguhnya.
e. Konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan.