17
kedalam tim-tim belajar. belajar dan membantu kelompok
melakukan transisi yang efisien. Fase 4: Assist team work and
study Membantu kerja tim dan belajar
Membantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya.
Fase 5: Test on the materials Mengevaluasi
Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi
pembelajaran atau kelompok-kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6: Provide recognition Memberikan pengakuan atau
penghargaan. Mempersiapkan cara untuk
mengakui usaha dan prestasi individu maupun
kelompok.
5. Implikasi Model Pembelajaran Kooperatif
Davidson Trianto, 2009:62-63 memberikan sejumlah implikasi positif dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar kooperatif,
yaitu sebagai berikut: a. Kelompok kecil memberikan dukungan sosial untuk belajar. Kelompok
kecil membentuk suatu forum di mana siswa menanyakan pertanyaan, mendiskusikan pendapat, belajar dari pendapat orang lain, memberikan
kritik yang membangun dan menyimpulkan penemuan mereka dalam bentuk tulisan.
b. Kelompok kecil menawarkan kesempatan untuk sukses bagi semua siswa. Interaksi dalam kelompok dirancang untuk semua anggota
mempelajari konsep dan strategi pemecahan masalah. c. Suatu masalah idealnya cocok untuk didiskusikan secara kelompok,
sebab memiliki solusi yang dapat didemonstrasikan secara objektif. Seorang siswa dapat mempengaruhi siswa lain dengan arggumentasi
yang logis.
d. Siswa dalam keompok dapat membantu siswa lain untuk menguasai masalah-masalah dasar dan prosedur perhitungan yang perlu dalam
konteks permainan, teka teki, atau pembahasan masalah-masalah yang bermanfaat.
e. Ruang lingkup materi dipenuhi oleh ide-ide menarik dan menantang yang bermanfaat bila didiskusikan.
18
6. Metode-Metode Pengajaran Kooperatif
Ada beberapa metode pengajaran kooperatif yang telah dikembangkan dan diteliti secara ekstensif dalam dunia pendidikan.
Menurut Slavin 2008:10-26, metode-metode pengajaran kooperatif meliputi:
a. Student Team-Achievement Division STAD. Yang menggunakan langkah pembelajaran di kelas dengan
menempatkan siswa ke dalam tim belajar yang terdiri dari empat orang campuran berdasarkan prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru
menyampaikan materi, kemudian siswa dalam tim mereka memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya siswa
mengerjakan kuis menegenai materi secara sendiri-sendiri, di mana saat itu mereka tidak diperbolehkan saling bantu. Tim yang skornya dapat
memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lainya.
b. Teams Games-Tournament TGT. Hampir sama dengan STAD tetapi kuis yang ada pada STAD diganti
dengan turnamen mingguan dimana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya.
c. Jigsaw II. Yang merupakan pengembangan dari teka-teki. Dalam metode jigsaw
siswa dikelompokkan ke dalam tim beranggotakan empat orang yang mempelajari materi akademik yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa
subbab. Tiap anggota tim ditugaskan menjadi “ahli” untuk aspek tertentu dari subbab.
d.
Team Accelerated Instruction TAI.
Sama dengan STAD dan TGT menggunakan penggunaan bauran kemampuan empat anggota yang berbeda dan memberi sertifikat untuk
tim dengan kinerja terbaik. Namun TAI merupakan metode pengajaran kooperatif yang lebih menekankan pengajaran individual meskipun
tetap menggunakan pola kooperatif
. e.
Cooperative Integrated Reading and Composition
CIRC. Merupakan program komprehensif untuk mengajarkan membaca dan
menulis pada kelas sekolah dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada sekolah menengah
. Dalam CIRC, guru menggunakan novel atau bacaan yang berisi latihan soal dan cerita.
Siswa ditugaskan untuk berpasangan dalam tim mereka untuk belajar dalam serangkaian
kegiatan yang bersifat kognitif. f.
Group Investigation
penelitian kelompok. Merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang bercirikan
penemuan. Sharan dan Sharan Slavin, 2008: 24 menyatakan bahwa