Analisis Deskriptif Teknik Analisis Data

55 pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagaimana adanya berupa paparan naratif maupun tabel. 2. Analisis komparatif Pengukuran motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah adanya implementasi TGT terhadap materi pembelajaran posting dari jurnal ke buku besardengan cara memberikan daftar pertanyaan yang berupa kuesioner. Adapun kuesioner pertama yaitu kuesioner dibagikan terlebih dahulu sebelum menggunakan metode TGT. Sedangkan kuesioner kedua yaitu kuesioner dibagikan setelah menerapkan metode TGT. a. Pengujian Prasyarat Analisis Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas data digunakan untuk menguji normal tidaknya data hasil pengukuran. Apabila data yang terjaring berdistribusi normal, maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Untuk mengetahui hal tersebut, maka akan digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov Algifari, 2003:296 : D = Maks │F e – F o │ Keterangan: D = Deviasi absolut yang tertinggi F e = Frekuensi harapan F o = Frekuensi observasi b. Rumusan Hipotesis Penelitian 1 Rumusan Hipotesis 56 H o = tidak ada perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan setelah implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pembelajaran akuntansi pokok bahasan posting dari jurnal ke buku besar. H a = ada perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan setelah implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pembelajaran akuntansi pokok bahasan posting dari jurnal ke buku besar. 2 Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: - Jika nilai probabilitas α 0,05, maka distribusi populasi normal - Jika nilai probabilitas α 0,05, maka distribusi populasi tidak normal Proses perhitungan uji normalitas data menggunakan program SPSS for windows versi 16. c. Pengujian Hipotesis Penelitian Untuk menguji hipotesis, digunakan uji beda t-paired test. Uji ini digunakan untuk melihat ada tidaknya perbedaan sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Rumus untuk menguji hal tersebut Sugiyono, 2009:122: 57 Keterangan: x 1 = Rata-rata sampel 1 x 2 = Rata-rata sampel 2 = Simpangan baku sampel 1 = Simpangan baku sampel 2 = Varians sampel 1 = Varians sampel 2 r = Korelasi antara dua sampel Besarnya derajat kebebasan diketahui dengan rumus: dk = n1 + n2 – 2 Keterangan : dk = jumlah derajat kebebasan n = jumlah sampel Kriteria Pengujian adalah sebagai berikut: 1 Jika t hitung t tabel , maka Ho diterima. Artinya, tidak ada perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan setelah implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pembelajaran akuntansi pokok bahasan posting dari jurnal ke buku besar. 2 Jika t hitung t tabel , maka Ho ditolak. Artinya, ada perbedaan motivasi belajar siswa sebelum dan setelah implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pembelajaran akuntansi pokok bahasan posting dari jurnal ke buku besar. 58 Perhitungan t-paired test menggunakan program SPSS for windows versi 16. 59

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Sejarah berdirinya SMA BOPKRI 1 Yogyakarta

SMA BOPKRI 1 Yogyakarta di kalangan masyarakat lebih dikenal dengan nama SMA BOSA, berdiri pada awal Agustus 1946 di bawah naungan Yayasan BOPKRI Badan Oesaha Pendidikan Kristen Repoeblik Indonesia. Pada awal berdirinya menempati gedung bekas Holland Chinesche School Di Gemblakan 42 sekarang jalan Mas Suharto 42 dengan nama SMA BOPKRI pagi. Selanjutnya SMA BOPKRI pagi terpaksa harus ditutup pada masa perang kolonial II 19 Desember 1948 – 29 Juni 1949. SMA BOPKRI pagi dibuka kembali pada tanggal 15 Juli 1949 dengan menempati gedung Gondosuman 29 sekarang jalan Jendral Sudirman 57. Selain menempati gedung Gondosuman 29, SMA BOPKRI pagi juga menempati asrama putra RS Bethesda. Pada tanggal 19 Juni 1950 pengurus Yayasan BOPKRI menerima hibah tanah, gedung dan peralatan dari Vereneging Schooler md Bijbel Penyelenggara sekolah Kristen jaman Belanda dan Zending sekolah yang diselenggarakan oleh gereja-gereja Nederland di Indonesia, SMA BOPKRI pagi menempati salah satu gedung di jalan Pogung sekarang jalan Wardani 2. Gedung ini adalah bekas Christelijke MULO School yang pada jaman kemerdekaan ditempati oleh Akademi Militer 60 Yogyakarta antara lain Jenderal Susilo Sudarman, Himawan Susanto, Wiyogo Atmodarminto, Acub Zaenal dan lain-lain. Pada tahun pelajaran 19521953 SMA BOPKRI pagi berganti nama menjadi SMA BOPKRI 1 Yogyakarta. SMA BOPKRI 1 Yogyakarta menempati gedung di jalan Wardani 2 pada pagi hari, sedangkan sore harinya gedung ini ditempati oleh SMEA BOPKRI Yogyakarta Sekarang SMK BOPKRI 1. Baru pada tahun pelajaran 19961997 SMA BOPKRI 1 Yogyakarta dapat sepenuhnya menempati gedung di jalan Wardani 2, karena SMEA BOPKRI dipindahkan ke Terban. Dalam perjalanannya yang panjang SMA BOPKRI 1 Yogyakarta selalu berupaya mengembangkan dirinya dengan melakukan pembaharuan di segala bidang agar pelayanan pendidikan di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta menjadi semakin berkualitas dan semakin diminati masyarakat. Pada awal periode tahun 80-an, SMA BOPKRI 1 Yogyakarta memiliki 28 ruang kelas yang terdiri atas kelas X : 10 kelas kelas XI : 9 kelas kelas XII : 9 kelas Pada awalnya jumlah siswa di setiap kelas adalah 40 siswa, bahkan ada kalanya lebih dari 40 siswa. Namun karena tuntutan perkembangan jaman, maka jumlah 40 siswa di setiap kelas dirasa tidak efektif lagi dalam proses pembelajaran, apalagi bila dikaitkan dengan mulai diterapkannya Kurikulum Berbasis Kompetensi. Setelah melalui kajian yang mendalam,

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran ekonomi : penelitian dilaksanakan di kelas X2 SMA Negeri 2 Yogyakarta.

0 2 232

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

0 1 202

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN

0 8 321

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI PEMBELAJARAN JURNAL UMUM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

0 3 289