Ruang Lingkup Penelitian Perception and Participation of Local People in Community Based Forest Plantation Program in Sarolangun Regency, Jambi

17 tersebut baru 154,66 ha yang telah terbit ijin pengelolaannya dengan rincian seperti pada Tabel 1. Dari Tabel 1 tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas ijin pengelolaan HTR diberikan kepada perorangan pola HTR mandiri. Semua pemilik ijin tersebut terdaftar sebagai anggota kelompok tani KTH yang berada di Desa Taman Bandung, Kecamatan Pauh. 2.2 Persepsi 2.2.1 Pengertian Persepsi Dalam terminologi psikologi Lindsay dan Norman 1977 menyebutkan bahwa “Perception is the process by which organisms interpret and organize sensation to produce a meaningful experience of the world”. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa persepsi merupakan pandangan akhir seseorang setelah memproses semua input dan sensasi yang diperolehnya melalui panca indera. Sattar 1985 menyebutkan bahwa Vredentbergt 1974 memiliki pendapat yang tidak jauh berbeda yaitu bahwa melalui proses yang selektif. Manusia akan memberikan tanggapan terhadap rangsangan suatu obyek atau gejala yang diterimanya. Persepsi dikatakan sebagai proses selektif untuk membangun kesan dan membuat penilaian. Persepsi perception juga diartikan sebagai penglihatan atau tanggapan daya memahamimenanggapi Echols Shadily 1989. Persepsi merupakan cara bagaimana seseorang melihat dan menaksirkan suatu obyek atau kejadian. Seseorang akan melakukan tindakan sesuai persepsinya, sehingga persepsi memiliki peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi perilaku seseorang Chartrand Bargh 1999. Beberapa definisi persepsi menurut para ahli, antara lain: 1. Menurut Grice 1964, persepsi merupakan proses sebab akibat. Proses pemberian arti oleh seseorang sebagai akibat atas berbagai rangsangan atau stimulus yang diterimanya, dan dari proses tersebut seseorang mempunyai opini tertentu mengenai apa yang diamatinya. 2. Menurut Krech 1962, persepsi merupakan integrasi dari individu dan rangsangan yang diterimanya. Apa yang dipersepsikan individu dalam suatu saat tertentu tidak hanya dipengaruhi oleh rangsangan yang diterima, namun 18 dipengaruhi juga oleh apa yang ada dalam diri individu tersebut, misalnya pengalaman, perasaan, prasangka, keinginan, sikap dan tujuan. 3. Menurut Lindsay dan Norman 1977, persepsi merupakan suatu proses dari seseorang dalam menyeleksi, mengorganisir dan menginterpretasikan rangsangan ke dalam sesuatu yang berarti dan koheren dengan dunia. Dengan demikian orang yang berbeda bisa jadi akan melihat sesuatu yang sama secara berbeda.. 4. Menurut Hufman 1987, persepsi merupakan proses penyeleksian, pengorganisasian, dan penyampaian data yang dapat dipahami oleh mental

2.2.2 Mekanisme Pembentukan Persepsi

Seseorang yang mengalami suatu persepsi selalu melalui suatu proses tertentu. Proses tersebut dimulai saat diterimanya rangsangan melalui alat penerima, kemudian diteruskan ke otak. Dalam otak terjadi proses psikologis yang menyebabkan seseorang sadar tentang apa yang dialaminya. Sehingga menurut Swanky 2006, suatu proses psikologis merupakan suatu persepsi jika terdapat karakteristik berikut, yaitu adanya obyek yang dipersepsikan, alat indra reseptor dan perhatian. Obyek persepsi dapat berada di dalam maupun di luar individu. Jika obyek persepsi berada di dalam individu yang mempersepsi, berarti individu tersebut mempersepsi dirinya sendiri, sehingga ia dapat mengerti dan mengevaluasi keadaan dirinya sendiri. Namun jika persepsi berada di luar individu yang mempersepsi, maka obyek persepsi dapat berupa benda-benda, situasi atau manusia Swanky 2006. Selama proses mempersepsi suatu obyek, individu dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang ada dalam diri individu, seperti pengalaman, perasaan, kemampuan berpikir, kerangka acuan, dan motivasi. Faktor eksternal berupa rangsangan itu sendiri dan faktor lingkungan di mana persepsi itu berlangsung. Litterer dalam Susiatik 1998 membagi mekanisme pembentukan persepsi menjadi 3 yaitu “selectivity”, “interpretation” dan “closure”. Mekanisme tersebut digambarkan seperti pada Gambar 4. Model ini memperlihatkan bahwa pengalaman masa lalu memegang peranan sangat penting dalam proses 19 interpretasi informasi. Namun Susiatik 1998 mengatakan bahwa menurut Asngari 1984 faktor internal yang mempengaruhi persepsi tidak hanya pengalaman masa silam tetapi juga karakteristik seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan status kependudukan karena persepsi merupakan proses pengamatan serapan yang berasal dari kemampuan kognitif seseorang. Sumber: Susiatik 1998 Gambar 4 Proses pembentukan persepsi model Litterer 1984.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Weaver 1978 dalam Susiatik 1998 menyatakan bahwa umumnya terjadi perbedaan persepsi antara individu satu dengan yang lain terhadap suatu obyek yang sama. Persepsi individu terhadap suatu obyek atau gejala dapat bersifat positif atau negatif, benar atau salah serta dapat berubah. Hal ini terjadi karena perbedaan karakteristik setiap individu yang bersifat pribadi dan unik. Selanjutnya di dalam Susiatik 1998, Ruch 1964 juga menyebutkan bahwa persepsi setiap individu terhadap obyek yang sama dapat berbeda tetapi persepsi dari individu yang sama terhadap suatu obyek yang sama juga dapat berbeda dalam waktu yang berbeda. Ruch menyimpulkan perbedaan persepsi dipengaruhi oleh faktor tingkat intelejensia, pengharapan terhadap obyek yang dipersepsi dan pengalaman masa lalu. Sadli 1976 menyatakan ada empat faktor yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu: Pembentukan Persepsi Mekanisme Pembentukan Persepsi Informasi sampai ke Individu Closure Interpretation Selectivity Pengalaman Masa Silam Perilaku Persepsi