Persepsi Masyarakat terhadap Persyaratan Perijinan

75 untuk meminjam. Ketentuan tentang kelembagaan HTR diatur dalam P. 23Menhut-II2007 Pasal 17. Responden juga merasa bahwa peran KTH sangat penting sehingga sebanyak 70,37 dari seluruh responden memiliki persepsi yang tinggi terhadap KTH Tabel 35. Karena pentingnya peran KTH ini maka susunan anggota KTH juga harus dipilih dengan hati-hati. Tabel 35 Persepsi responden terhadap kelembagaan HTR Kriteria Desa Total Seko Besar Lamban Sigatal Taman Bandung n n n n Tinggi 9 33,33 21 84,00 27 93,10 57 70,37 Sedang 9 33,33 3 12,00 0,00 12 14,81 Rendah 9 33,33 1 4,00 2 6,90 12 14,81 Sebanyak 54,72 responden yang memilih susunan anggota KTH adalah orang-orang yang memiliki lahan yang saling berbatasan. Pilihan ini dianggap paling menguntungkan oleh responden karena pengurusan administrasi menjadi lebih mudah baik untuk pengurusan ijin maupun pinjaman dana. Pilihan lain susunan anggota KTH adalah anggota keluarga 22,64 dan orang yang dapat bekerjasama dan dapat dipercaya 22,64. Hal ini wajar mengingat anggota keluarga biasanya dipertimbangkan juga sebagai orang yang paling dekat dan dapat dipercaya. Responden menganggap menjadi anggota KTH itu penting karena selain dapat memudahkan urusan administrasi, sesama anggota juga dapat saling membantu, serta memudahkan koordinasi dan pertukaran informasi. Responden yang tidak menyetujui KTH beranggapan karena anggota KTH belum saling mengenal dan dapat mengganggu proses perijinan apabila ada satu anggotanya yang bermasalah. Walaupun responden menganggap peran KTH sangat penting, namun keaktifan setiap anggota kelompok dalam kelompoknya sangat rendah. Peran kelompok ini sangat bergantung pada keaktifan ketua kelompoknya dan semua keputusan bergantung pada keputusan ketua. Pada kelompok yang anggotanya memiliki hubungan keluarga, biasanya yang menjadi pemimpin kelompok adalah orang tua, sedangkan pada kelompok lainnya yang terpilih sebagai pemimpin 76 adalah tokoh masyarakat atau mereka yang memiliki sumberdaya uang atau lahan paling besar. KTH selama ini baru berperan dalam proses pengajuan ijin, sedangkan dalam kegiatan lainnya peran KTH belum terlihat. Di Desa Taman Bandung sebagai contoh, frekuensi pertemuan antar anggota kelompok maupun antar kelompok sangat tinggi pada saat proses pengajuan baru berjalan karena pada saat itu difasilitasi dengan baik oleh LSM pendamping. Bahkan dalam aturan main yang disetujui bersama telah ditetapkan jadwal rutin pertemuan antar anggota dan antar kelompok untuk koordinasi dan evaluasi kegiatan. Pertemuan rutin antar anggota kelompok disepakati setiap satu bulan sekali sedangkan pertemuan antar kelompok setiap tiga bulan sekali. Selain itu disepakati pula pertemuan tahunan dan pertemuan luar biasa. Namun begitu ijin telah keluar dan pendampingan oleh LSM telah selesai, frekuensi pertemuan tersebut menurun dengan drastis bahkan hampir tidak pernah dilakukan lagi. Hal ini diduga karena 1 setiap anggota tidak merasakan adanya kebutuhan untuk bertemu karena pengelolaan lahan saat ini tidak lagi dilakukan bersama- sama namun dilakukan secara sendiri-sendiri tidak bergantung pada kelompok, 2 setiap anggota merasakan tidak ada manfaat melakukan pertemuan karena masalah yang ada tidak dapat diselesaikan oleh kelompok itu sendiri, 3 tidak ada koordinasi dan kerjasama antar kelompok tani yang ada saat ini, 4 dalam KTH yang berhubungan keluarga, kelompok hanya merupakan formalitas karena pada dasarnya lahan yang dikelola oleh kelompok tersebut dikuasai oleh satu orang. Pertemuan yang selama ini dilakukan sebagian besar untuk kepentingan transfer informasi dari pendamping atau penyuluh ke KTH sehingga pertemuan baru dilaksanakan apabila ada kunjungan dari pendamping atau instansi lain. Dari pengamatan di lapangan, penguatan kelembagaan di masyarakat yang telah selama ini dilakukan belum berjalan maksimal. Masyarakat harus diberdayakan melalui tahapan persiapan melalui: sosialisasi, pendampingan, dan asistensi dalam setiap tahapan kegiatan dan evaluasi Pada tingkat anggota diperlukan adanya pelatihan seperti: penumbuhan kebersamaan, penguatan kelembagaan, dan pengembangan kelembagaan usaha Hakim 2009.