Persepsi Masyarakat terhadap Sosialisasi HTR

86 HTR karena walaupun tanpa legalitas hukum, masyarakat telah lama mengusahakan lahan tersebut sebagai kebun karet. Di Desa Taman Bandung, walaupun ada responden yang memiliki tingkat partisipasi yang tinggi namun secara keseluruhan tingkat partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan HTR di desa ini termasuk kategori rendah. Padahal seharusnya dengan mengantongi ijin maka kegiatan dapat dilaksanakan dengan bebas. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat belum atau tidak memiliki modal untuk melaksanakan kegiatan. Beberapa responden yang sudah melakukan kegiatan adalah mereka yang melakukan penanaman dengan modal sendiri yang pelaksanaannya bertahap sesuai kemampuan modal yang dimiliki. Selain itu jangka waktu mulai dari keluarnya ijin hingga masyarakat dapat melakukan penanaman sangat lama. Hingga saat ini sebagian besar mereka tidak melakukan penanaman karena menunggu bantuan pinjaman dana dari pemerintah. Sebagian besar responden bahkan mulai jenuh sehingga tingkat partisipasinya tidak seintensif pada awal kegiatan dimulai dan bahkan kemungkinan akan semakin menurun. Tingkat partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan HTR yang paling baik justru terjadi di Desa Lamban Sigatal karena desa ini merupakan desa tertua dan masyarakatnya telah melakukan penanaman sejak lama di areal HTR. Bahkan sebagian besar responden juga melakukan budidaya jernang sebagai tambahan penghasilan selain penghasilan utama dari getah karet. Tingkat pendapatan masyarakat di desa ini juga lebih baik dibandingkan dengan kedua desa lainnya sehingga masyarakat melakukan penanaman dengan modal sendiri. Berdasarkan pengalaman di Desa Taman Bandung, maka pada proses sosialisasi HTR masyarakat di desa ini tidak ditekankan bahwa mereka bisa mendapatkan bantuan pinjaman dana dari pemerintah untuk membangun HTR. Berdasarkan hasil wawancara sebagian besar responden memiliki rencana untuk membangun HTR dengan modal sendiri secara bertahap. Bantuan pemerintah yang diharapkan oleh responden di desa ini adalah bantuan teknis seperti bibit dan pengetahuan budidaya tanaman. Berdasarkan hal tersebut tidak selamanya bantuan berupa dana berpengaruh positif pada penyelanggaraan HTR. Beberapa pihak yang peneliti wawancara juga berpendapat bahwa untuk masyarakat di daerah ini bantuan 87 berupa dana tidak cocok diberikan karena budaya etos kerja mereka rendah dan mereka cenderung hidup untuk hari ini sehingga dikhawatirkan bantuan dana akan disalahgunakan untuk keperluan lain. Namun hal ini masih bersifat hipotesis sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji kebenarannya. 5.3.3 Partisipasi Masyarakat dalam Pemanfaatan dalam Areal HTR Beberapa kegiatan pemanfaatan yang diperkirakan dapat dilakukan di dalam kawasan HTR antara pemanfaatan bagian tanaman mulai dari buah, getah, ranting hingga kayu yang semuanya terdiri dari 8 kegiatan. Sebagian besar masyarakat belum melakukan kegiatan pemanfaatan dan pemungutan hasil karena lahan HTR masih dalam tahap penanaman dan belum menghasilkan. Inilah yang menyebabkan tingkat partisipasi responden dalam tahap kegiatan ini paling rendah jika dibandingkan dengan tahap kegiatan lainnya. Sebanyak 96,30 responden memiliki tingkat partisipasi dalam kegiatan pemanfaatan yang rendah Tabel 43. Tabel 43 Partisipasi responden dalam kegiatan pemanfaatan dalam areal HTR Kriteria Desa Total Seko Besar Lamban Sigatal Taman Bandung n n n n Tinggi 0,00 0,00 0,00 0,00 Sedang 0,00 3 12,00 0,00 3 3,70 Rendah 27 100,00 22 88,00 29 100,00 78 96,30 Tingkat partisipasi yang sedang dimiliki oleh responden yang lahannya sebelumnya telah ada tanamannya sehingga telah menghasilkan. Jenis pemanfaatan hanya difokuskan pada pemungutan getah karet. Jenis pemanfaatan lainnya belum dilakukan oleh masyarakat karena sebagian besar tanaman pokoknya adalah karet dan tanaman hutan sebagai tanaman sela, sedangkan masyarakat tidak membudidayakan sistem tumpangsari. Kondisi ini terjadi di seluruh desa kecuali di Desa Lamban Sigatal, selain memanfaatkan karet masyarakat di sana juga membudidayakan jernang. Inilah yang menyebabkan tingkat partisipasi responden di desa ini lebih baik dibandingkan dengan dua desa lainnya.