Persepsi Masyarakat terhadap Jangka Waktu dan Luas Pengusahaan HTR

78 simpang Pitco yang berjarak 40 km dari Desa Taman Bandung berupa industri kayu gergajian. Data Dinas Kehutanan provinsi Jambi hingga April 2011 diketahui bahwa Kabupaten Sarolangun memiliki 8 industri primer hasil hutan yang masih aktif dengan kapasitas terpasang seluruhnya 45.000 m 3 tahun termasuk di dalamnya PT. Samhutani. HTI PT Samhutani yang letaknya berbatasan dengan areal HTR di lokasi penelitian juga belum memiliki kerjasama dengan masyarakat untuk pemasaran kayu hasil HTR karena tidak banyak masyarakat yang berminat menanam kayu sehingga potensi kayu yang akan dihasilkan dari HTR di daerah penelitian saat ini tidak besar. Namun sebenarnya peluang untuk bekerjasama dengan PT. Samhutani terbuka lebar karena mereka tertarik untuk membeli kayu hasil HTR untuk memenuhi kebutuhan industrinya. Dari 35.000 ha ijin yang dimiliki baru 11.000 ha yang dikelola. Sisanya berupa lahan terlantar atau sudah diokupasi oleh masyarakat. HTI ini melihat HTR sebagai salah satu solusi untuk mengatasi konflik dengan masyarakat sekitar. Kapasitas industri yang dimiliki saat ini sebesar 3.000 m3bulan dan ada rencana untuk menambah kapasitasnya menjadi 6.000 m3bulan. Dengan demikian peluang pasar kayu di daerah ini sebenarnya cukup besar.

5.2.13 Persepsi Masyarakat terhadap Sosialisasi HTR

Kegiatan sosialisasi HTR telah dilakukan sejak tahun 2007 dimulai di Desa Taman Bandung sebagai areal percontohan. Intensitas kegiatan ini pada awalnya dilakukan hampir 1 bulan sekali bahkan 1 bulan 2 kali untuk proses penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat dan penggalian aturan main dalam pengelolaan HTR di desa tersebut. Sosialisasi dilakukan oleh FLEGT, Disbunhut Sarolangun dan LSM lokal LP3D. Namun setelah ijin HTR keluar maka kegiatan sosialisasi dan pengawasan hanya dilakukan oleh Disbunhut dengan intensitas yang lebih sedikit. Di Desa Lamban Sigatal, kegiatan sosialisasi HTR juga dilakukan oleh LSM Yayasan Gita Buana dan lebih fokus pada pengembangan budidaya jernang. Untuk di Desa Seko Besar, sosialisasi HTR hanya dilakukan oleh petugas pendamping dari Disbunhut Sarolangun. Hal inilah yang 79 menyebabkan persepsi masyarakat terhadap kegiatan sosialisasi HTR di Desa Taman Bandung lebih besar dibandingkan dengan dua desa lainnya Tabel 37. Tabel 37 Persepsi responden terhadap kegiatan sosialisasi HTR Kriteria Desa Total Seko Besar Lamban Sigatal Taman Bandung n n n n Tinggi 0,00 0,00 11 37,93 11 13,58 Sedang 27 100,00 25 100,00 18 62,07 70 86,42 Rendah 0,00 0,00 0,00 0,00

5.2.14 Persepsi Masyarakat terhadap Keberadaan Tenaga Pendamping

Untuk menunjang kegiatan HTR maka dibutuhkan pendampingan. Pendampingan merupakan hak yang diperoleh setiap pemegang ijin HTR Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.23Menhut-II2007 Pasal 19. Pendampingan HTR dapat bersifat teknis dan bersifat penguatan kelembagaan. Pendampingan yang bersifat teknis dilakukan oleh penyuluh kehutanan dan teknisi kehutanan lainnya sedangkan pendampingan yang bersifat penguatan kelembagaan dilakukan oleh LSM, tenaga kerja sarjana terdidik, tenaga kerja sosial, tenaga kerja sarjana kehutanan dan pertanian, organisasi peduli lingkungan kelompok pecinta alam, kader konservasi alam, penyuluh kehutanan lapangan dan organisasi lain yang dipandang perlu dilibatkan dalam pendampingan, dimana yang bersangkutan telah berpengalaman atau telah mendapatkan pelatihan pemberdayaan masyarakat Lampiran 1 Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan No. P.06VI-BPHT2007 jo No. P. .06VI-BPHT2008 tentang petunjuk Teknis Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat. Tenaga pendamping yang ditunjuk berdasarkan rekruitmen yang dilakukan oleh BP2HP terhadap beberapa calon yang dianggap potensial di setiap kabupaten. Melalui proses seleksi tersebut terpilih tiga tenaga pendamping untuk kabupaten Sarolangun yang wilayah kerjanya meliputi luas 18.810 ha. Tentunya jumlah ini sangat jauh dari cukup. Beberapa responden berpendapat bahwa jumlah tenaga pendamping sekitar 3-5 orang per desa, bahkan jika mencukupi 1 orang untuk satu kelompok tani. Selain jumlah tenaga yang kurang secara keseluruhan tingkat persepsi responden terhadap tenaga pendamping yang rata- rata tinggi 65,43 karena penguasaan materi dan metode penyampaiannya