56 walaupun dengan batas-batas yang sumir. Dari total lahan yang dimiliki,
responden rata-rata menguasai lahan di dalam kawasan pencadangan HTR seluas 4,99 ha Tabel 18. Rata-rata luas kepemilikan lahan di areal HTR yang terkecil
terdapat di Desa Seko Besar karena sebagian besar penduduknya telah memiliki lahan usaha yang berasal dari jatah pemerintah sehingga tidak menggantungkan
kebutuhan lahannya dengan membuka hutan. Rata-rata luas kepemilikan lahan di areal HTR terbesar berada di Desa Lamban Sigatal karena desa ini adalah desa
asli yang berdiri sejak jaman Belanda dan bukan desa transmigrasi sehingga untuk kebutuhan lahan usahanya penduduk sejak dulu biasa membuka lahan hutan.
Tabel 18 Distribusi responden berdasarkan luas lahan di areal pencadangan HTR
Kriteria Desa
Total Seko Besar
Lamban Sigatal Taman Bandung
n Rata-
rata n
Rata- rata
n Rata-
rata n
Rata- rata
5 ha 24
88,89 1,41
7 28,00
8,68 13
44,83 5,17
44 54,32
4,99 5 – 10 ha
3 11,11
12 48,00
15 51,72
24 29,63
10 – 15 ha 0,00
4 16,00
1 3,45
5 6,17
15 ha 0,00
2 8,00
1 3,45
2 2,47
5.1.5 Jarak ke Lahan HTR
Rata-rata jarak antara tempat tinggal responden dengan lahan milik mereka di areal pencadangan HTR dekat yaitu sejauh 3,40 km Tabel 19. Sebagian besar
responden 40,74 tinggal pada jarak 3 km dari areal pencadangan HTR. Desa yang paling dekat dengan areal HTR adalah Desa Seko Besar dan Desa Taman
Bandung. Biasanya jarak tersebut ditempuh dengan berjalan kaki atau berkendara motor. Walaupun jaraknya dekat, namun akses jalan masih sulit apalagi jika hari
hujan, jarak 3 km dapat ditempuh hingga 1,5 jam. Oleh karena itu sebagian besar masyarakat memilih untuk tinggal di dalam lahannya, karena selain untuk
menjaga tanamannya dari gangguan hama juga karena akses jalan yang sulit tersebut.
Tabel 19 Distribusi responden berdasarkan jarak tempat tinggal ke areal pencadangan HTR
Kriteria Desa
Total Seko Besar
Lamban Sigatal Taman Bandung
n Rata-
rata n
Rata- rata
n Rata-
rata n
Rata- rata
3 km 13
48,15 3
12,00 17
58,62 33
40,74 3 - 6 km
14 51,85
2,36 12
48,00 5,28
8 27,59
2,77 23
28,40 3,40
6 km 10
40,00 4
13,79 14
17,28
57
5.1.6 Pendapatan
Pada Tabel 20 dapat dilihat bahwa pendapatan rata-rata responden di tiga desa yang diteliti sebesar kurang lebih Rp 10.000.000kapitatahun atau rata-rata
Rp 830.000kapitabulan. Sebagian besar responden 80,25 memiliki pendapatan dibawah Rp 13.000.000kapitatahun atau Rp 1.083.000kapitabulan,
dan hanya 4,94 responden berpendapatan diatas Rp 25.000.000kapitatahun atau Rp 2.083.000kapitabulan. Pendapatan rata-rata responden tertinggi terdapat
di Desa Lamban Sigatal Rp 12.680.000kapita tahun dan terendah di Desa Seko Besar Rp 6.830.000kapitatahun.
Sumber pendapatan responden sebagian besar adalah dari getah karet baik dari lahan sendiri maupun dari hasil menjadi buruh karet atau sebagai pedagang
pengumpul. Mereka biasanya menyadap getah 6 kali dalam satu minggu dan hasilnya rata-rata bisa mencapai 50-100 kgminggu. Harga getah karet yang
digunakan untuk perhitungan pendapatan dalam penelitian ini adalah Rp 15.000kg yang merupakan harga yang berlaku pada saat penelitian ini
dilaksanakan. Sumber pendapatan lainnya diperoleh dari usaha dagang, ternak, wiraswasta, dan honor atau gaji PNS. Pendapatan responden di Desa Lamban
Sigatal lebih besar dibandingkan dengan dua desa lainnya karena di desa tersebut kebanyakan responden mendapatkan tambahan penghasilan dari mengambil atau
mencari getah jernang. Tabel 20 Distribusi responden berdasarkan pendapatan per tahun dalam jutaan
rupiah
Kriteria Desa
Total Seko Besar
Lamban Sigatal Taman Bandung
n Rata-
rata n
Rata- rata
n Rata-
rata n
Rata- rata
13 25
95,59 15
60,00 25
86,21 65
80,25 13 - 25
2 7,41
6,83 8
32,00 12,68
2 6,90
10,71 12
14,81 10,02
25 2
8,00 2
6,90 4
4,94
5.1.7 Jumlah Tanggungan Keluarga
Pada Tabel 21 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden 88,89 memiliki jumlah tanggungan sebanyak 4 orang yang terdiri dari orang tua dan dua
orang anak. Artinya tingkat tanggungan keluarga responden termasuk dalam kategori sedang. Jumlah tanggungan keluarga ini berhubungan dengan kebutuhan
pengeluaran sehari-hari dan potensi tenaga kerja dalam pengelolaan lahan HTR.