Persepsi Masyarakat terhadap Hak dan Kewajiban
80 dirasa cukup baik oleh responden Tabel 38. Untuk Desa Taman Bandung dan
Lamban Sigatal tingkat persepsinya lebih tinggi karena intensitas sosialisasi HTR di 2 desa tersebut juga lebih besar sehinga mereka lebih mengenal tenaga
pendamping tersebut. Tabel 38 Persepsi responden terhadap tenaga pendamping
Kriteria Desa
Total Seko Besar
Lamban Sigatal Taman Bandung
n n
n n
Tinggi
11 40,74
20 80,00
22 75,86
53 65,43
Sedang
16 59,26
5 20,00
7 24,14
28 34,57
Rendah
0,00 0,00
0,00 0,00
Selain Desa Taman Bandung, pendampingan yang berjalan saat ini baru sebatas pada pendampingan teknis. Pendampingan yang bersifat penguatan
kelembagaan belum berjalan sama sekali. Padahal penguatan kelembagaan merupakan faktor penting dalam menyiapkan masyarakat untuk mengelola HTR
Hakim 2009. Penguatan kelembagaan juga berperan dalam membangun kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR Emila Suwito
2007. Pengembangan kapasitas masyarakat juga sangat berperan dalam partisipasi mereka Iqbal 2007. Ini menunjukkan bahwa perhatian pemerintah
masih difokuskan pada teknis dan prosedur administrasi, belum pada membangun masyarakat yang mandiri dalam mengelola hutan.
Hasil wawancara dengan beberapa pihak berpendapat bahwa sebaiknya pendampingan tidak diserahkan kepada pemerintah daerah tetapi kepada LSM
yang fokus dalam kegiatan kehutanan. Pemerintah daerah hanya berperan dalam pengawasan, pemantauan dan pembimbingan. Selain itu perlu adanya dukungan
terhadap tenaga pendamping. Beberapa pihak bahkan mencetuskan ide untuk melibatkan pendamping langsung dalam pengelolaan lahan HTR, selain sebagai
bentuk penghargaan juga lahan yang dikelola pendamping dapat dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat lainnya.
5.2.15 Persepsi Masyarakat terhadap Dukungan Pemerintah Daerah dan
LSM
Dari Tabel 39 diketahui bahwa tingkat persepsi responden terhadap dukungan yang diberikan pemerintah desa, daerah dan LSM secara keseluruhan
berada pada kategori tinggi 53,09. Hal ini diduga karena semua proses
81
perijinan difasilitasi dengan baik oleh aparat desa karena mereka juga berkepentingan untuk ikut serta dalam kegiatan HTR. Kecuali untuk Desa Seko
Besar, karena masalah konflik kawasan dimana kepala desa juga memiliki kepentingan dalam konflik tersebut menyebabkan kurangnya dukungan desa
terhadap kegiatan HTR di desa tersebut. Tabel 39 Persepsi responden terhadap dukungan pemerintah daerah dan LSM
Kriteria Desa
Total Seko Besar
Lamban Sigatal Taman Bandung
n n
n n
Tinggi
1 3,70
21 84,00
21 72,41
43 53,09
Sedang
21 77,78
4 16,00
8 27,59
33 40,74
Rendah
5 18,52
0,00 0,00
5 6,17
Dukungan pemerintah daerah kabupaten dirasa kurang karena menganggap sektor kehutanan memberikan kontribusi yang lebih kecil pada pendapatan daerah
dibandingkan dengan sektor perkebunan atau pertambangan. Hingga saat ini belum ada aturan khusus yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah terkait dengan
percepatan pelaksanaan HTR di Sarolangun. Dukungan yang diberikan lebih bersifat personal dibanding institusi. Tenaga pendamping berusaha mencari
kerjasama dengan pihak-pihak lain yang tertarik mengembangkan HTR dan tidak mengandalkan dana pemerintah. Bentuk dukungan yang telah diberikan selain
penyediaan tenaga pendamping, walaupun tidak diberikan alokasi dana khusus untuk itu adalah dengan pembuatan demplot HTR seluas 15 ha di Desa Taman
Bandung. Pemerintah propinsi Jambi sendiri melalui Dinas Kehutanan Jambi hanya
bertugas memantau, mengevaluasi dan mengawasi kegiatan HTR. Bentuk dukungan yang pernah diberikan adalah bantuan bibit unggul untuk pembangunan
demplot di Desa Taman Bandung dan kegiatan sosialisasi. Bibit yang diberikan adalah jenis karet, mahoni, gaharu dan pulai. Namun kegiatan pemeliharaan
demplot ini tidak berjalan dengan baik akibat telah meninggalnya pemegang ijin dari lokasi yang dijadikan denmplot tersebut.
FLEGT dan LSM lokal seperti LP3D, Gita Buana, dll juga memberikan dukungan terhadap kegiatan HTR tapi sifatnya tidak kontinyu tergantung pada
ketersediaan dana. Bentuk dukungan yang dilakukan antara lain dengan penguatan kapasitas masyarakat melalui kegiatan pelatihan, studi banding dan
82 sosialisasi. Bentuk dukungan lain yang pernah diberikan LSM khususnya di Desa
Taman Bandung adalah fasilitasi pengurusan ijin, pendampingan, dan penggalian aturan main kelompok tani dan pengelolaan HTR di desa tersebut.