Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Kegiatan HTR
93
variabel tersebut kurang dapat menjelaskan peluang keputusan masyarakat untuk ikut dalam program HTR.
Tabel 46 Nilai log likelihood dari setiap kombinasi variabel yang diuji dalam menduga peluang masyarakat untuk ikut serta dalam progam HTR
NO Kombinasi Variabel
-2 log likelihood 1
X
1.1
, X
1.2
, X
1.3
, X
1.4
, X
1.5
, X
1.6
, X
1.7
, X
1.8
, X
1.9
, X
1.10
, X
2
, X
3
23,100 2
X
1.1
, X
1.2
, X
1.3
, X
1.4
, X
1.5
, X
1.6
, X
1.7
, X
1.8
, X
1.9
, X
1.10
, X
2
25,493 3
X
1.1
, X
1.2
, X
1.3
, X
1.4
, X
1.5
, X
1.6
, X
1.7
, X
1.8
, X
1.9
, X
1.10
, X
3
32,651 4
X
1.1
, X
1.2
, X
1.3
, X
1.4
, X
1.5
, X
1.6
, X
1.7
, X
1.8
, X
1.9
, X
1.10
36,394 5
X
2.1
, X
2.2
, X
2.3
, X
2.4
, X
2.5
, X
2.6
, X
2.7
, X
2.8
, X
2.9
, X
2.10,
X
2.11
, X
2.12
, X
2.13
, X
2.14
, X
2.15
40,650 6
X
1.1
, X
1.4
, X
1.6
,X
2
29,051 7
X
1.4
, X
1.6
,X
2
32,683 8
X
1.4
, X
1.6
44,113 9
X
1.4
, X
2
, X
3
29,450 10
X
1.4
, X
2
36,896 11
X
1.1
, X
1.2
, X
1.3
, X
1.4
, X
1.5
, X
1.7
, X
1.8
, X
1.9
, X
1.10
44,237 12
X
2.2
, X
2.3,
X
2.8,
X
2.9,
X
2.10
, X
2.11,
X
2.13
52,614 13
X
2.2
, X
2.10
, X
2.13
85,782 14
X
1.4
, X
1.6,
X
2.1
, X
2.10
, X
2.13
36,534 15
X
1.4
, X
1.6,
X
2.13
37,667 16
X
1.1
, X
1.4,
X
2.1
, X
2.10
, X
2.13
45,062 17
X
1.4
, X
2.1
, X
2.10
, X
2.13
45,148 18
X
1.4
, X
2.13
46,437
Kombinasi 5 yang menggambarkan pengaruh persepsi terhadap keputusan masyarakat. Jika dibandingkan dengan kombinasi 4 yang menggabungkan
seluruh variabel karakteristik ekonomi, maka variabel persepsi dapat lebih menjelaskan keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam HTR sebesar 40,650
dibandingkan dengan variabel sosial ekonomi yang hanya dapat menjelaskan sebesar 36,394 Tabel 46.
Ini diduga karena perbedaan karakteristik sosial ekonomi masyarakat tidak berpengaruh terhadap pola pengelolaan lahan mereka yaitu perladangan berpindah
yang sudah menjadi budaya turun temurun. Budaya tersebut hingga saat ini belum berubah dengan perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang lebih
baik. Dengan demikian keputusan masyarakat lebih dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap kegiatan HTR dan bukan oleh karakteristik sosial ekonominya.
Hal ini sejalan dengan penelitian Robertson dan Lawes 2005 yang menyimpulkan bahwa sikap dan pandangan masyarakat sangat mempengaruhi
keputusan mereka untuk ikut serta dalam beberapa skema pengelolaan hutan yang ditawarkan di Afrika Selatan
.
94 Tabel 47 Hasil regresi logistik antara variabel karakteristik ekonomi dan variabel
persepsi terhadap peluang responden ikut serta dalam program HTR
Variabel B
S.E. Wald
df Sig.
Karakteristik sosial ekonomi
umur
.049 .053
.844 1
.358
pendidikan formal
.558 .837
.445 1
.505
pendidikan informal
-.184 1.076
.029 1
.864
kepemilikan lahan di areal HTR
4.323 1.506
8.244 1
.004
luas lahan
.041 .107
.149 1
.700
jarak ke lahan HTR
.711 .339
4.403 1
.036
pendapatan
.000 .000
.002 1
.964
anggota keluarga
-.246 .365
.455 1
.500
pengalaman bertani kayu
.485 1.029
.223 1
.637
kosmopolitan
18.371 8.391E3
.000 1
.998
konstanta
-34.417 8.391E3
.000 1
.997
Persepsi
manfaat
.478 .433
1.221 1
.269
alokasi lahan
.656 .316
4.303 1
.038
pola mandiri perorangan
.926 .549
2.851 1
.091
mitrainvestor
-.069 .172
.162 1
.687
jenis tanaman
.496 .547
.822 1
.365
persyaratan perijinan
.077 .246
.099 1
.753
proses perijinan
.258 .269
.923 1
.337
jangka waktu dan luas pengusahaan
1.637 .939
3.038 1
.081
ketentuan pewarisan
1.476 .777
3.604 1
.058
hak dan kewajiban
-.554 .264
4.425 1
.035
kelembagaan
.646 .362
3.196 1
.074
pasar
.029 .362
.007 1
.936
sosialisasi
1.054 .528
3.990 1
.046
tenaga pendamping
.258 .590
.191 1
.662
dukungan
.629 .414
2.316 1
.128
konstanta
-57.277 18.638
9.444 1
.002 Keterangan:
- B=perkiraan koefisien, S.E=galat baku, Wald=uji statistik Wald dalam sebaran chisquare, df=derajat bebas, Sig=nilai peluang p
- = berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 90
- = berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95
Uji nyata setiap variabel dalam kombinasi 4 dan kombinasi 5 dilakukan menggunakan uji Wald. Dari Tabel 47 dapat diketahui bahwa variabel
karakteristik sosial ekonomi yang berpengaruh nyata terhadap keputusan responden untuk ikut serta dalam HTR adalah kepemilikan lahan di areal HTR
dan jarak tempat tinggal ke lahan HTR. Variabel persepsi yang berpengaruh terhadap kepuusan responden untuk ikut HTR adalah persepsi mereka terhadap
95
alokasi lahan pencadangan HTR, pola mandiri dengan ijin perorangan, ketentuan tentang batasan jangka waktu dan luas pengusahaan, ketentuan pewarisan ijin,
ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban serta kegatan sosialisasi.
5.5.1 Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat terhadap Keputusan Mereka untuk Ikut Serta dalam Program HTR
Dari 10 variabel karakteristik sosial ekonomi yang digunakan hanya dua variabel yang berpengaruh nyata secara statistik 95 terhadap keputusan
seseorang untuk ikut serta dalam program HTR, yaitu status lahan yang dimiliki di areal HTR X
1.4
dan jarak tempat tinggal ke lahan HTR X
1.6
. Model regresi logistik dengan kombinasi kedua variabel tersebut kombinasi 9 dapat
menerangkan keputusan masyarakat sebesar 44,113 Tabel 46. Dengan menurunkan tingkat kepercayaan menjadi 90 tidak ada penambahan variabel
karakteristik sosial ekonomi yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan responden.
Tabel 48 Hasil regresi logistik menggunakan variabel karakteristik sosial ekonomi untuk menduga peluang responden ikut serta dalam program HTR
Variabel B
S.E. Wald df
Sig. ExpB Karakteristik sosial ekonomi
kepemilikan lahan di areal HTR X
1.4
4,670 1,345
12,050 1
0,001 106,665
jarak ke lahan HTR X
1.6
0,711 0,278
6,517 1
0.011 2,035
konstanta
-14,360 4,258
11,370 1
0.001 0,000
Keterangan : B=perkiraan koefisien, S.E=galat baku, Wald=uji statistik Wald dalam sebaran chisquare, df=derajat bebas, Sig=nilai peluang p
Dari hasil regresi logistik dengan menggunakan variabel lahan HTR dan jarak Tabel 48 dapat dibangun model pendugaan peluang masyarakat ikut serta
dalam HTR seperti terlihat pada Persamaan 10.
Keterangan : πx
= peluang masyarakat ikut serta dalam kegiatan HTR
Lahan HTR =
skor status kepemilikan lahan di areal HTR Jarak
= jarak tempat tinggal ke areal HTR km
Berdasarkan Tabel 48 dapat diketahui bahwa apabila variabel jarak dikontrol, kenaikan skor kepemilikan lahan di areal HTR sebesar 1 satuan maka
96 peluang seseorang untuk ikut serta dalam HTR 106,665 kali lebih besar. Jika
variabel kepemilikan lahan di areal HTR dikontrol, dengan bertambahnya jarak tempat tinggal seseorang ke lahan HTR sebesar 1 satuan maka peluang seseorang
untuk ikut HTR 2,035 kali lebih besar. Dari model tersebut diketahui bahwa lahan memiliki pengaruh yang sangat
kuat dalam pengambilan keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam HTR. Kondisi hutan yang dicadangkan sebagai areal HTR di Kabupaten Sarolangun
sudah habis diokupasi oleh masyarakat menjadi perladangan dan perkebunan. Untuk menghindari konflik dengan masyarakat maka pendekatan yang diambil
oleh pemerintah daerah dalam kegiatan HTR adalah dengan mengakomodasi para pemilik lahan tersebut untuk ikut serta dalam HTR. Dengan demikian masyarakat
yang tidak menguasai lahan di areal HTR tidak dapat ikut serta. Dari persamaan 10 juga dapat dilihat bahwa semakin jauh jarak tempat
tinggal seseorang ke lahan HTR peluang orang tersebut untuk ikut serta lebih besar. Hasil ini bertentangan dengan logika umum yang menyatakan bahwa
semakin dekat jarak tempat tinggal seseorang ke lahan usahanya, maka keinginannya untuk mengusahakan lahan tersebut lebih besar. Hal ini diduga
karena jarak pada penelitian ini tidak berhubungan dengan keinginan seseorang mengelola lahannya namun lebih berhubungan dengan status lahan tersebut.
Semakin jauh jarak lahan hutan dengan desa peluang konflik dengan areal penggunaan lain lebih kecil sehingga masyarakat yang memiliki lahan hutan yang
lebih jauh memiliki peluang lebih besar untuk ikut serta dalam HTR. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa keputusan seseorang ikut serta dalam suatu
program tidak berpengaruh oleh jarak namun oleh karakteristik individu dan sifat program yang ditawarkan Neupane et al. 2002; Pregernik 2002. Penelitian
Predo 2003 menyebutkan bahwa kepemilikan lahan justru lebih berpengaruh terhadap keputusan seseorang ikut serta dalam kegiatan penanaman pohon
dibanding jarak. Demikian pula pada penelitian ini, jarak masih berhubungan erat dengan status lahan yang dimilikinya.
Begitu dominannya pengaruh lahan hingga menyebabkan variabel lain yang berhubungan dengan karakteristik individu seperti umur, pendidikan, pendapatan,
jumlah anggota keluarga, pengalaman dan sifat kosmopolitan tidak memiliki