Manfaat Penelitian Perception and Participation of Local People in Community Based Forest Plantation Program in Sarolangun Regency, Jambi

16 IUPHHK-HTR juga memiliki kewajiban untuk melunasi pinjaman tersebut kepada BP2H dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemegang ijin tetap harus melunasi pinjaman ini walaupun ijin pengusahaannya telah dihapuskan.

2.1.5 Kinerja HTR di Kabupaten Sarolangun, Jambi

Data dari BP2HP wilayah IV Jambi menyebutkan bahwa hingga Mei 2011 areal yang telah dicadangkan untuk pembangunan HTR seluas 49.703 ha berada di 7 kabupaten yaitu Tebo, Sarolangun, Muaro Jambi, Batang Hari, Tanjung Jabung Barat, Merangin dan Kerinci. Dari luasan tersebut baru 3.843,64 ha atau sekitar 7,73 yang telah terbit ijin pengusahaannya untuk 3 tiga kabupaten yaitu Tebo 2 ijin koperasi dan 33 ijin perorangan, Sarolangun 18 ijin perorangan dan Muaro Jambi 1 ijin koperasi. Tabel 1 Daftar perkembangan pemberian ijin pengelolaan HTR IUPHHK-HTR di Kabupaten Sarolangun hingga Mei 2011 No Nomor Keputusan Tanggal Luas Ha Nama Pemegang Kelompok Tani Hutan KTH 1 01 thn 2009 30 Maret 2009 15,00 A.Wakid Maju Jaya T. Bandung 2 02 thn 2009 30 Maret 2009 13,00 Nyoto Usaha Tani T. Bandung 3 03 thn 2009 30 Maret 2009 10,00 A.Kosim Bukit Lintang T. Bandung 4 04 thn 2009 30 Maret 2009 6,00 Karnoto Sumber Rejeki T. Bandung 5 105 thn 2010 15 Maret 2010 4,28 Sapari Maju Jaya T. Bandung 6 106 thn 2010 15 Maret 2010 5,11 Nurainun Maju Jaya T. Bandung 7 107 thn 2010 15 Maret 2010 8,00 Asri Maju Jaya T. Bandung 8 108 thn 2010 15 Maret 2010 6,00 Zaidan Maju Jaya T. Bandung 9 109 thn 2010 15 Maret 2010 6,93 Sapri Maju Jaya T. Bandung 10 110 thn 2010 15 Maret 2010 7,40 Kardi Maju Jaya T. Bandung 11 111 thn 2010 15 Maret 2010 10,00 Aming S Bukit Lintang T. Bandung 12 112 thn 2010 15 Maret 2010 10,00 A.Rahman M Bukit Lintang T. Bandung 13 113 thn 2010 15 Maret 2010 10,00 A.Kosasi AR Bukit Lintang T. Bandung 14 114 thn 2010 15 Maret 2010 10,00 Nuraina Bukit Lintang T. Bandung 15 115 thn 2010 15 Maret 2010 7,23 Suyatno Sumber Rejeki T. Bandung 16 116 thn 2010 15 Maret 2010 7,62 Sar’i Sumber Rejeki T. Bandung 17 117 thn 2010 15 Maret 2010 10,50 Suhari Usaha Tani T. Bandung 18 118 thn 2010 15 Maret 2010 7,59 Sunardi Usaha Tani T. Bandung Sumber : BP2HP Wilayah IV Jambi 2011 Di Kabupaten Sarolangun sendiri, melalui SK Menteri Kehutanan No. SK.386Menhut-II2008 tanggal 7 Nopember 2008 telah dicadangkan areal hutan produksi untuk HTR seluas 18.840 ha atau sekitar 10,70 dari luasan hutan produksi yang dimiliki kabupaten tersebut. Dari areal yang telah dicadangkan 17 tersebut baru 154,66 ha yang telah terbit ijin pengelolaannya dengan rincian seperti pada Tabel 1. Dari Tabel 1 tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas ijin pengelolaan HTR diberikan kepada perorangan pola HTR mandiri. Semua pemilik ijin tersebut terdaftar sebagai anggota kelompok tani KTH yang berada di Desa Taman Bandung, Kecamatan Pauh. 2.2 Persepsi 2.2.1 Pengertian Persepsi Dalam terminologi psikologi Lindsay dan Norman 1977 menyebutkan bahwa “Perception is the process by which organisms interpret and organize sensation to produce a meaningful experience of the world”. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa persepsi merupakan pandangan akhir seseorang setelah memproses semua input dan sensasi yang diperolehnya melalui panca indera. Sattar 1985 menyebutkan bahwa Vredentbergt 1974 memiliki pendapat yang tidak jauh berbeda yaitu bahwa melalui proses yang selektif. Manusia akan memberikan tanggapan terhadap rangsangan suatu obyek atau gejala yang diterimanya. Persepsi dikatakan sebagai proses selektif untuk membangun kesan dan membuat penilaian. Persepsi perception juga diartikan sebagai penglihatan atau tanggapan daya memahamimenanggapi Echols Shadily 1989. Persepsi merupakan cara bagaimana seseorang melihat dan menaksirkan suatu obyek atau kejadian. Seseorang akan melakukan tindakan sesuai persepsinya, sehingga persepsi memiliki peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi perilaku seseorang Chartrand Bargh 1999. Beberapa definisi persepsi menurut para ahli, antara lain: 1. Menurut Grice 1964, persepsi merupakan proses sebab akibat. Proses pemberian arti oleh seseorang sebagai akibat atas berbagai rangsangan atau stimulus yang diterimanya, dan dari proses tersebut seseorang mempunyai opini tertentu mengenai apa yang diamatinya. 2. Menurut Krech 1962, persepsi merupakan integrasi dari individu dan rangsangan yang diterimanya. Apa yang dipersepsikan individu dalam suatu saat tertentu tidak hanya dipengaruhi oleh rangsangan yang diterima, namun