Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Perencanaan HTR

91 mereka enggan berpartisipasi dalam setiap kegiatan HTR; 2 responden ikut serta karena teridentifikasi sebagai pemilik lahan di areal HTR, ini menyebabkan mereka tidak punya pilihan selain ikut serta dalam kegiatan HTR untuk mendapatkan legalitas lahan yang dikelola. Keterpaksaaan membuat mereka tidak antusias berpartisipasi dalam tahapan kegiatan HTR. 5.5 Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi dan Persepsi terhadap Keputusan Masyarakat Ikut Serta dalam Program HTR Untuk menduga peluang seorang ikut serta dalam kegiatan HTR digunakan persamaan regresi logistik berganda. Peluang seseorang ikut serta dalam HTR memiliki nilai 1 sedangkan peluang seseorang tidak ikut serta dalam HTR memiliki nilai 0. Keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berkaitan dengan karakteristik sosial ekonomi X1, persepsi terhadap kegiatan HTR X2 dan asal desa X3. Variabel-variabel yang digunakan dalam pendugaan ini secara rinci adalah: X1 = Karakteristik sosial ekonomi X 1.1 = umur responden tahun X 1.2 = skor pendidikan formal X 1.3 = skor pendidikan informal X 1.4 = skor status kepemilikan lahan di areal HTR X 1.5 = luas lahan ha X 1.6 = jarak dari tempat tinggal ke lahan HTR km X 1.7 = pendapatan per kapita Rptahun X 1.8 = jumlah tanggungan orang X 1.9 = skor pengalaman bertani kayu dummy variabel X 1.10 = skor kekosmopolitan X2 = Total skor persepsi responden X 2.1 = skor persepsi responden terhadap manfat HTR X 2.2 = skor persepsi responden terhadap alokasi lahan X 2.3 = skor persepsi responden terhadap pola mandiri perorangan X 2.4 = skor persepsi responden terhadap kemitraan X 2.5 = skor persepsi responden terhadap jenis tanaman X 2.6 = skor persepsi responden terhadap persyaratan perijinan X 2.7 = skor persepsi responden terhadap proses perijinan X 2.8 = skor persepsi responden terhadap jangka waktu dan luasan pengusahaan X 2.9 = skor persepsi responden terhadap pewarisan ijin X 2.10 = skor persepsi responden terhadap hak dan kewajiban X 2.11 = skor persepsi responden terhadap kelembagaan 92 X 2.12 = skor persepsi responden terhadap pasar X 2.13 = skor persepsi responden terhadap sosialisasi HTR X 2.14 = skor persepsi responden terhadap keberadaan tenaga pendamping X 2.15 = skor persepsi responden terhadap dukungan pemerintah daerah dan LSM X3 = Desa 1= seko besar, 2=lamban sigatal, 3=taman bandung Semua variabel tersebut digunakan untuk menduga peluang seseorang ikut serta dalam program HTR dengan berbagai macam kombinasi untuk mendapatkan model pendugaan terbaik. Model terbaik adalah model dengan kombinasi variabel yang menghasilkan nilai log likelihood terbaik yang menggambarkan derajat ketepatan goodness of fit pada persamaan logit. Uji nyata model dilakukan menggunakan uji likelihood ratio yang menghitung perbedaan nilai -2log likelihood antara model tanpa peubah βi dan model dengan peubah βi. Hasil kombinasi beberapa variabel yang mungkin dapat dilihat pada Tabel 46. Kombinasi antara seluruh variabel karakteristik sosial ekonomi dan persepsi tidak dapat dilakukan karena tidak menghasilkan alternatif solusi. Hal ini terjadi karena variabel karakteristik sosial ekonomi dan persepsi saling berkorelasi dimana persepsi masyarakat dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonominya Sattar 1985; Susiatik 1998; Yuwono 2006. Dari tabel tersebut diketahui bahwa solusi terbaik adalah dengan memisahkan karakteristik sosial ekonomi dan persepsi untuk mengetahui masing-masing pengaruhnya terhadap keputusan masyarakat untuk ikut HTR. Kombinasi variabel karakteristik ekonomi, persepsi, dan desa memberikan nilai log likehood yang paling kecil kombinasi 1. Penambahan variabel desa tidak memberikan pengaruh nyata terhadap model pada nilai α=0,05 kombinasi 3 dibandingkan dengan kombinasi 4. Penambahan variabel total skor persepsi berpengaruh nyata terhadap model pada nilai α=0,05 dengan nilai p0,05 kombinasi 2 dibandingkan dengan kombinasi 4. Artinya tidak ada gunanya memasukkan variabel desa dalam model dan sebaliknya variabel total skor persepsi berpengaruh nyata terhadap model. Namun penambahan variabel total skor persepsi dalam persamaan menggunakan variabel karakteristik sosial ekonomi menurunkan nilai log likelihood. Artinya menggabungkan kedua 93 variabel tersebut kurang dapat menjelaskan peluang keputusan masyarakat untuk ikut dalam program HTR. Tabel 46 Nilai log likelihood dari setiap kombinasi variabel yang diuji dalam menduga peluang masyarakat untuk ikut serta dalam progam HTR NO Kombinasi Variabel -2 log likelihood 1 X 1.1 , X 1.2 , X 1.3 , X 1.4 , X 1.5 , X 1.6 , X 1.7 , X 1.8 , X 1.9 , X 1.10 , X 2 , X 3 23,100 2 X 1.1 , X 1.2 , X 1.3 , X 1.4 , X 1.5 , X 1.6 , X 1.7 , X 1.8 , X 1.9 , X 1.10 , X 2 25,493 3 X 1.1 , X 1.2 , X 1.3 , X 1.4 , X 1.5 , X 1.6 , X 1.7 , X 1.8 , X 1.9 , X 1.10 , X 3 32,651 4 X 1.1 , X 1.2 , X 1.3 , X 1.4 , X 1.5 , X 1.6 , X 1.7 , X 1.8 , X 1.9 , X 1.10 36,394 5 X 2.1 , X 2.2 , X 2.3 , X 2.4 , X 2.5 , X 2.6 , X 2.7 , X 2.8 , X 2.9 , X 2.10, X 2.11 , X 2.12 , X 2.13 , X 2.14 , X 2.15 40,650 6 X 1.1 , X 1.4 , X 1.6 ,X 2 29,051 7 X 1.4 , X 1.6 ,X 2 32,683 8 X 1.4 , X 1.6 44,113 9 X 1.4 , X 2 , X 3 29,450 10 X 1.4 , X 2 36,896 11 X 1.1 , X 1.2 , X 1.3 , X 1.4 , X 1.5 , X 1.7 , X 1.8 , X 1.9 , X 1.10 44,237 12 X 2.2 , X 2.3, X 2.8, X 2.9, X 2.10 , X 2.11, X 2.13 52,614 13 X 2.2 , X 2.10 , X 2.13 85,782 14 X 1.4 , X 1.6, X 2.1 , X 2.10 , X 2.13 36,534 15 X 1.4 , X 1.6, X 2.13 37,667 16 X 1.1 , X 1.4, X 2.1 , X 2.10 , X 2.13 45,062 17 X 1.4 , X 2.1 , X 2.10 , X 2.13 45,148 18 X 1.4 , X 2.13 46,437 Kombinasi 5 yang menggambarkan pengaruh persepsi terhadap keputusan masyarakat. Jika dibandingkan dengan kombinasi 4 yang menggabungkan seluruh variabel karakteristik ekonomi, maka variabel persepsi dapat lebih menjelaskan keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam HTR sebesar 40,650 dibandingkan dengan variabel sosial ekonomi yang hanya dapat menjelaskan sebesar 36,394 Tabel 46. Ini diduga karena perbedaan karakteristik sosial ekonomi masyarakat tidak berpengaruh terhadap pola pengelolaan lahan mereka yaitu perladangan berpindah yang sudah menjadi budaya turun temurun. Budaya tersebut hingga saat ini belum berubah dengan perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang lebih baik. Dengan demikian keputusan masyarakat lebih dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap kegiatan HTR dan bukan oleh karakteristik sosial ekonominya. Hal ini sejalan dengan penelitian Robertson dan Lawes 2005 yang menyimpulkan bahwa sikap dan pandangan masyarakat sangat mempengaruhi keputusan mereka untuk ikut serta dalam beberapa skema pengelolaan hutan yang ditawarkan di Afrika Selatan .