Pola Pengembangan HTR dan Jenis Tanaman

22 Bank Dunia 1996 seperti yang diacu oleh Sinha Suar 2005 mendefinisikan partisipasi sebagai suatu proses dinamis dalam pengelolaan hutan dimana para pelaku saling mempengaruhi dan berbagi kontrol terhadap ide-ide pengembangan, pengambilan keputusan dan penggunaan sumberdaya yang mempengaruhinya. Dalam pengertian yang sempit, partisipasi di dalam suatu kelompok sama dengan jumlah anggota yang ikut serta, namun dalam pengertian yang lebih luas dapat didefinisikan sebagai individu yang memiliki suara dan pengaruh terhadap pengambilan keputusan. Dengan demikian maka partisipasi bukan hanya melibatkan unsur fisik saja tetapi lebih dari itu adalah keterlibatan secara psikis. Agar dapat dikatakan berpartisipasi dalam suatu kegiatan diperlukan keterlibatan secara total atau keterlibatan secara aktif dan untuk itu diperlukan kesadaran masyarakat terhadap kegiatan tersebut. Penelitian Sinha Suar 2006 membedakan partisipasi masyarakat menjadi partisipasi langsung dan tidak langsung. Yang termasuk partisipasi langsung antara lain keterlibatan individu dalam kegiatan pertemuan, berperan aktif dalam pertemuan, berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan, pengawasan dan evaluasi kegiatan. Sedangkan yang termasuk partisipasi tidak langsung antara lain mematuhi peraturan yang telah ditetapkan, memotivasi anggota keluarga dan orang lain, mendukung secara moral terhadap transparansi pelaksanaan kegiatan. Raharjo 1983 dalam Yuwono 2006 berpendapat bahwa partisipasi adalah keikutsertaan suatu kelompok masyarakat dalam program-program pemerintah. Dalam hal ini masyarakat bukan hanya menerima tetapi juga turut membantu dalam proses pelaksanaannya. Munir 2004 menyatakan bahwa agar partisipasi masyarakat dapat berjalan dengan aktif maka partisipasi masyarakat harus dibangun di atas tiga pilar, yaitu partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. Partisipasi dimaksudkan untuk memberikan penyadaran masyarakat untuk berperan aktif dalam pelestarian sumber daya alam. Transparansi berarti adanya keterbukaan penyelenggara pemerintahan dalam memberikan penjelasan ataupun data-data yang dibutuhkan masyarakat. Akuntabilitas diartikan sebagai kegiatan dan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat dan dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka. 23 Masyarakat akan tergerak untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan apabila 1 partisipasi dilakukan melalui organisasi yang sudah dikenal atau yang sudah ada di tengah masyarakat yang bersangkutan, 2 partisipasi memberikan manfaat langsung kepada masyarakat yang bersangkutan, 3 manfaat yang diperoleh tersebut dapat memenuhi kepentingan masyarakat setempat, dan 4 dalam proses partisipasi terdapat aminan kontrol oleh masyarakat Winarto 2003. Menurut Krishna dan Lovell 1985 paling tidak ada empat alasan pentingnya partisipasi dalam menunjang keberhasilan suatu programkegiatan seperti yang diacu oleh Iqbal 2007. Pertama, partisipasi diperlukan untuk meningkatkan rencana pengembangan programkegiatan secara umum dan kegiatan prioritas secara khusus. Kedua, partisipasi dikehendaki agar implementasi kegiatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Ketiga, partisipasi dibutuhkan untuk menjamin kelangsungan programkegiatan. Keempat, partisipasi dapat meningkatkan kesetaraan dalam implementasi kegiatan. Oleh karena itu, partisipasi merupakan suatu tatanan mekanisme bagi para penerima manfaat dari suatu programkegiatan.

2.4.2 Tipologi Partisipasi

Menurut Iqbal 2007, Selener mengklasifikasikan partisipasi atas dua tipe. Pertama, partisipasi teknis yang dapat mempengaruhi para pemegang kekuasaan untuk mengakomodasikan kebutuhan mereka. Partisipasi tipe ini relatif tidak bermuara pada pemberdayaan atau perubahan sosial masyarakat. Kedua, partisipasi politis yang memiliki kemampuan dalam pengambilan langkah pengawasan terhadap suatu kondisi dan situasi tertentu. Partisipasi tipe ini mampu meningkatkan aksi swadaya dalam pengembangan dan penguatan kelembagaan. Pada umumnya para pelaku dalam implementasi programkegiatan terlibat secara semu pasif. Petani, misalnya, hanya difungsikan sebagai target dan mereka berpartisipasi berdasarkan informasi yang mereka dapatkan mengenai apa yang terjadi di lingkungan mereka. Dengan kata lain, informasi dari target diinterpretasikan oleh pihak luar kaum profesional dan ahli. Oleh karena itu, pengenalan tentang bentuk dan tingkatan partisipasi perlu dipahami oleh semua pihak dalam penerapan programkegiatan.