Kinerja HTR di Kabupaten Sarolangun, Jambi

24 Tabel 2 Karakteristik berbagai tipologi partisipasi Tipologi Karakteristik Partisipasi pasif Masyarakat berpartisipasi berdasarkan informasi yang mereka terima dari pihak luar tentang apa yang terjadi di lingkungan mereka Partisipasi informasi Masyarakat berpartisipasi dengan cara menjawab pertanyaan ekstraktif yang diajukan pihak luar misalnya peneliti dengan menggunakan kuesioner, di mana hasil temuan tidak dimiliki, dipengaruhi, dan diperiksa akurasinya oleh masyarakat Partisipasi konsultasi Masyarakat berpartisipasi melalui konsultasi dengan pihak luar, di mana pihak luar tersebut mengidentifikasi masalah dan sekaligus mencarikan solusinya serta memodifikasi penemuan berdasarkan respons masyarakat Partisipasi insentif material Masyarakat berpartisipasi dengan menyediakan sumber daya, misalnya tenaga kerja dan lahan untuk ditukar dengan insentif material, namun partisipasi masyarakat terhenti seiring berakhirnya imbalan insentif tersebut Partisipasi fungsional Masyarakat berpartisipasi dengan membentuk kelompok dan melibatkan pihak luar dalam rangka menentukan tujuan awal programkegiatan, di mana pada umumnya pihak luar terlibat setelah keputusan rencana utama dibuat Partisipasi interaktif Masyarakat berpartisipasi dalam melakukan analisis kolektif dalam perumusan kegiatan aksi melalui metode interdisiplin dan proses pembelajaran terstruktur, di mana masyarakat mengawasi keputusan lokal dan berkepentingan dalam menjaga serta sekaligus memperbaiki struktur dan kegiatan yang dilakukan Partisipasi mobilisasi swadaya Masyarakat berpartisipasi dengan cara mengambil inisiatif dan tidak terikat dalam menentukan masa depan, di mana pihak luar hanya diminta bantuan dan nasihat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya Sumber: Pretty 1995 dalam Iqbal 2007. Menurut tipologinya, Pretty 1995 mengklasifikasikan partisipasi berdasarkan 7 karakteristik Tabel 2. Dari ketujuh karakteristik tersebut, partisipasi interaktif merupakan bentuk partisipasi yang dianggap paling sesuai dengan implementasi program pembangunan. Para pelaku harus terwakili secara khusus dalam rancangan organisasi, di mana mereka berpartisipasi dan sekaligus menjalani proses pembelajaran dalam pelaksanaan program pembangunan. Hal ini perlu disadari mengingat tidak semua pelaku memiliki peluang dan kesempatan yang sama, karena sebagian dari mereka terbatas dalam hal kapasitas untuk 25 berpartisipasi. Pengembangan kapasitas pelaku merupakan salah satu unsur efektif dalam memotivasi mereka untuk berpartisipasi Iqbal 2007. Davis membagi partisipasi menjadi dua bagian yaitu berdasarkan jenis dan bentuknya seperti yang diacu dalam Santosa 1999. Partisipasi berdasarkan jenis dibagi atas enam, yaitu : 1 pikiran, 2 tenaga, 3 pikiran dan tenaga, 4 keahlian, 5 barang, dan 6 uang. Sedangkan menurut bentuknya partisipasi dikategorikan menjadi tujuh, yaitu 1 konsultasi, 2 sumbangan berupa uang atau barang, 3 sumbangan dalam bentuk kerja yang biasanya dilakukan tenaga ahli setempat, 4 aksi massa gotong royong, 5 mengadakan pembangunan dikalangan keluarga dari masyarakat setempat, 6 mendirikan proyek yang sifatnya berdikari dan dibiayai seluruhnya oleh masyarakat setempat, dan 7 mendirikan proyek yang juga dibiayai oleh sumbangan dari luar lingkungan masyarakat setempat. Tabel 3 Tingkatan partisipasi berdasarkan tanggung jawabnya Tingkat partisipasi Tanggung jawab Partisipasi berdasarkan pesanan atau tekanan Masyarakat tidak berperan dalam pengambilan keputusan, melainkan hanya berpartisipasi menyediakan tenaga kerja dan materi suatu kegiatan Partisipasi sukarela Masyarakat dapat menggunakan kebebasan untuk berpartisipasi atau tidak dalam suatu kegiatan Partisipasi memberi saran Masyarakat memperoleh kesempatan lebih luas untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepada mereka Partisipasi inisiatif Masyarakat berpartisipasi dengan cara mengambil inisiatif untuk kelancaran suatu kegiatan Partisipasi kreativitas Masyarakat berpartisipasi dalam menganalisis situasi, menentukan prioritas, perencanaan, implementasi, serta monitoring dan evaluasi Sumber: Johnston 1982 dalam Iqbal 2007. Berdasarkan pertanggungjawabannya, tingkatan partisipasi masyarakat dapat dibedakan menjadi 5 tingkatan Tabel 3. Tingkatan yang paling cocok untuk kegiatan pengelolaan hutan adalah partisipasi kreativitas. Pada tingkatan ini masyarakat berpartisipasi mulai dari tahap perencanaan kegiatan, pelaksanaan, monitoring serta evaluasi. Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian partisipasi