Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 3.1.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu 1 karakterisik sosial ekonomi masyarakat dan 2 persepsi masyarakat sendiri terhadap kegiatan HTR yang banyak dipengaruhi oleh karakteristik individu sendiri maupun lingkungan tempat masyarakat tersebut tinggal. Karakteristik sosial ekonomi yang diduga berpengaruh adalah umur, tingkat pendidikan formal dan informal, pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, kepemilikan lahan, pengalaman bertani, dan kekosmopolitan Neupane 2002; Zbinden Lee 2005; Susiatik 1998; Yuwono 2006. Adapun persepsi masyarakat yang diduga berpengaruh dalam keputusan yang diambil masyarakat untuk memilih suatu program atau kegiatan antara lain persepsi mereka terhadap ketentuan yang berlaku dalam program tersebut, manfaat yang mereka peroleh, keterlibatan masyarakat lokal dalam kegiatan perencanaan dan evaluasi, konflik serta dukungan pemerintah terhadap suatu program Salam et al. 2005; Neupane et al. 2002; Zbinden Lee 2005. Dalam penelitian ini faktor persepsi yang diduga berpengaruh dalam keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan HTR adalah persepsi masyarakat terhadap beberapa ketentuan pelaksanaan HTR seperti alokasi lahan, kegiatan dan pola HTR, jenis tanaman, persyaratan dan proses perijinan, jangka waktu dan luas pengusahaan, pewarisan ijin, hak dan kewajiban peserta HTR, kesiapan pasar, kelembagaan kelompok serta kegiatan sosialisasi. Sebagai kebijakan yang bersifat top down, ketentuan-ketentuan dalam kebijakan HTR ditetapkan oleh pemerintah pusat namun sebagian besar tanggung jawab pelaksanaan kegiatan HTR diserahkan kepada pemerintah daerah dalam hal ini adalah kabupaten dan desa. Dengan demikian selain persepsi masyarakat lokal sebagai pelaku utama kebijakan HTR, perlu diketahui pula persepsi para pelaksana kebijakan lainnya terhadap ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan HTR tersebut. Pelaksana kebijakan di daerah yang dimaksud dalam penelitian ini 28 adalah pemerintah daerah Kabupaten Sarolangun, pemerintah daerah Propinsi Jambi, Unit Pelaksana Teknis UPT Kementerian Kehutanan di Propinsi Jambi, aparatur desa, tokoh masyarakat serta para pendamping atau penyuluh kehutanan. Persepsi mereka dapat digunakan sebagai pembanding agar diperoleh gambaran menyeluruh dan tidak bias dari ketentuan-ketentuan pelaksanaan kegiatan HTR. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa persepsi seseorang akan mempengaruhi perilaku dan partisipasinya. Jika persepsi seseorang terhadap program HTR positif maka ia akan bersedia berpartisipasi dalam program tersebut dan sebaliknya. Seberapa besar tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR dapat dilihat dari bentuk partisipasi yang diberikan serta seberapa sering masyarakat berperan dalam beberapa kegiatan partisipasi. Sebagai suatu program pemberdayaan masyarakat maka dalam pengelolaan HTR diharapkan agar masyarakat dapat terlibat dalam seluruh kegiatan partisipasi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hingga pemeliharaanevaluasi. Seberapa besar tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR di Kabupaten Sarolangun selain dipengaruhi oleh persepsi masyarakat juga diduga dipengaruhi pula oleh karakteristik sosial ekonomi masyarakat. Skema hubungan yang menjadi kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.

3.1.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Karakteristik sosial ekonomi masyarakat dan persepsi berpengaruh nyata terhadap keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan HTR di Kabupaten Sarolangun, Jambi 2. Terdapat hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dan persepsi masyarakat dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan HTR di Kabupaten Sarolangun, Jambi.