Sumber-Sumber Penghidupan Penguasaan lahan

58 Tabel 21 Distribusi responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga Kriteria Desa Total Seko Besar Lamban Sigatal Taman Bandung n Rata- rata n Rata- rata n Rata- rata n Rata- rata 3 orang 3 11,11 1 4,00 0,00 4 4,94 3 - 6 orang 23 85,19 4 21 84,00 5 28 96,55 4 72 88,89 4 6 orang 1 3,704 3 12,00 1 3,448 5 6,17

5.1.8 Pengalaman Tani Hutan

Secara keseluruhan responden yang memiliki pengalaman menanam kayu sebanyak 59,26 Tabel 22. Persentase responden yang berpengalaman menanam kayu di Desa Seko Besar, Lamban Sigatal dan Taman Bandung berturut-turut 55,56, 72 dan 55,17. Kayu dalam persepsi responden lebih banyak kearah jenis tanaman budidaya tahunan berkayu seperti karet, durian, duku dan sejenisnya, sedangkan untuk jenis tanaman hutan berkayu hampir semua responden belum memiliki pengalaman menanam jenis tersebut. Tabel 22 Distribusi responden berdasarkan pengalaman bertanam kayu Kriteria Desa Total Seko Besar Lamban Sigatal Taman Bandung n n n n Tidak 12 44,44 7 28,00 13 44,83 33 40,74 Ya 15 55,56 18 72,00 16 55,17 48 59,26

5.1.9 Kekosmopolitan

Yang dimaksud dengan kekosmopolitan dalam penelitian ini adalah sejauhmana responden mau terbuka terhadap informasi mengenai kegiatan HTR atau mau menerima atau menerapkan informasi yang diperolehnya. Nilai kekosmopolitan ini diukur berdasarkan intensitas responden mencari tahu informasi tentang HTR dan frekuensi informasi tersebut diterapkan. Dari Tabel 23 diketahui bahwa nilai kekosmopolitan responden masuk ke dalam kategori rendah 6 kali. Nilai terendah terjadi di Desa Seko Besar, dimana semua responden di desa tersebut 100 jarang mencari tahu informasi tentang HTR. Hal ini karena mereka belum mendapatkan sosialisasi mengenai HTR. Nilai kekosmopolitan terbaik terdapat di Desa Taman Bandung dimana 17,24 responden masuk ke dalam kategori tinggi. Hal ini diduga karena di desa tersebut proses inisiasi HTR telah dilakukan sejak tahun 2007 dan hasilnya hingga Juli 2011 telah ada sebanyak 18 ijin HTR untuk perorangan. Dalam rangka 59 pengurusan ijin dan pelaksanaan kegiatan selanjutnya maka responden banyak melakukan konsultasi dan mencari informasi keluar. Selain itu proses sosialisasi HTR yang dilakukan di Desa Taman Bandung lebih sering dibandingkan di kedua desa lainnya. Tabel 23 Distribusi responden berdasarkan sifat kekosmopolitan Kriteria Desa Total Seko Besar Lamban Sigatal Taman Bandung n n n n 6 kali 27 100,00 24 96,00 19 65,52 70 86,42 6 - 12 kali 0,00 1 4,00 5 17,24 6 7,41 12 kali 0,00 0,00 5 17,24 5 6,17 Responden yang memiliki sifat kosmopolitan yang tinggi biasanya adalah tokoh masyarakat, tokoh agama, aparat desa atau mereka yang memiliki tingkat pendidikan dan akses terhadap sumberdaya dan informasi yang lebih baik dibanding masyarakat sekitarnya. Sebagian besar mereka juga berperan sebagai ketua kelompok tani HTR. Peran kelompok masyarakat ini sangat penting karena aktifitas kelompok tani HTR masih dominan dipengaruhi oleh keaktifan ketua kelompoknya.

5.2. Persepsi Masyarakat terhadap Kegiatan HTR

Dalam penelitian ini responden diminta memberikan penilaian terhadap 15 indikator dalam pelaksanaan HTR di lokasinya masing-masing. Tingkat persepsi responden secara umum terhadap pelaksanaan kegiatan HTR secara keseluruhan berada dalam kategori sedang 50,62 dan tinggi 49,38 seperti terlihat pada Tabel 24. Tidak ada responden yang memiliki persepsi yang rendah terhadap kegiatan HTR secara keseluruhan. Hal ini bukan berarti tidak ada kriteria dalam pelaksanaan HTR yang dinilai rendah oleh responden, melainkan nilai rendah tersebut tidak secara signifikan berpengaruh terhadap nilai total seluruh indikator. Tabel 24 Distribusi responden berdasarkan tingkat persepsi terhadap ketentuan dan kegiatan HTR secara keseluruhan Kriteria Desa Total Seko Besar Lamban Sigatal Taman Bandung n n n n Tinggi 4 14,81 17 68,00 20 68,97 40 49,38 Sedang 23 85,19 8 32,00 9 31,03 41 50,62 Rendah 0,00 0,00 0,00 0,00