Pengalaman Tani Hutan Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat

66 bahwa masyarakat akan memperoleh kemudahan mendapatkan pinjaman modal dari pemerintah. Namun hingga saat ini proses penjaman tersebut belum berjalan sehingga masyarakat mulai melirik untuk mencari investor yang dapat membantu memberikan modal. Responden menyetujui adanya mitra atau investor hanya terbatas untuk penyediaan modal dengan sistem bagi hasil. Sebagian lagi tidak menyetujui campur tangan mitra atau investor terutama dalam keputusan pengelolaan lahannya karena faktor ketidakpercayaan sehingga mereka takut dirugikan. Kemungkinan kerjasama dengan mitra atau investor juga telah dijajaki oleh pemerintah daerah kabupaten dan propinsi. Namun beberapa investor yang telah mengajukan diri dianggap tidak layak karena adanya berbagai konflik kepentingan, misalnya hanya mau memberikan bantuan untuk lahan yang masih berhutan dengan harapan mendapatkan hasil dari kayu yang sudah ada atau ingin mendapatkan ijin pengelolaan hutan atas nama masyarakat. Untuk itu apabila pemerintah daerah berniat untuk membuka peluang bagi investor dalam pengembangan HTR di wilayah Sarolangun, maka perlu terus melakukan peningkatan kapasitas masyarakat untuk meningkatkan posisi tawar mereka.

5.2.5 Persepsi Masyarakat terhadap Jenis Tanaman

Jenis tanaman yang dikembangkan dapat dikembangkan di areal HTR adalah kayu pertukangan berdasarkan peraturan Direktur Bina Produksi Kehutanan No. P.06VI-BPHT2007 tentang petunjuk teknis pembangunan HTR Jenis tersebut adalah tanaman hutan berkayu yang terdiri dari: 1 kayu pertukangan meranti, keruing, non dipterocarpaceae: jati, sengon, sonokeling, mahoni, kayu hitam, akasia, rajumas, sungkai dan kayu serat dan 2 tanaman budidaya tahunan berkayu karet, durian, nangka, mangga, duku, rambutan, kemiri, pala. Tanaman tersebut dapat ditanam secara monokultur atau campuran dengan komposisi 70 tanaman hutan berkayu dan 30 tanaman budidaya tahunan berkayu. Di lokasi penelitian, masyarakat tidak tertarik dengan tanaman hutan berkayu karena hasilnya lama, proses memanennya sulit dan mereka belum memiliki pengalaman menanam tanaman hutan. Selain itu di areal tersebut