Hizbut Tahrir dan Jamaah Ikhwanul Muslimin

3. Hizbut Tahrir dan Jamaah Ikhwanul Muslimin

a. H ubungan H izbut Tahrir dengan Jamaah Ikhwanul Muslimin

Sungguh, seorang peneliti yang jujur tidak mungkin setuju dengan pernyataan yang bertujuan menggambarkan bahwa asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani merupakan sempalan dari Jamaah Ikhwanul Muslimin. asy- Syeikh Taqiyuddin an-N abhani adalah salah seorang dari mereka, lalu beliau melakukan pemberontakan terhadap mereka, dan mendirikan Hizbut Tahrir!. Dan kelihatan sekali bahwa pernyataan ini didasarkan kepada apa yang disebutkan oleh DR. Musa al-Kailani dalam kitabnya ( al-

H arakah al-Islamiyah fi al-Urdun ), dimana asy-Syeikh Taqiyuddin an- N abhani dikatakan sebagai orang dekat al-Haj Amin al-Husaini--orang yang paling berperan dalam penyebaran Jamaah Ikhwanul Muslimin di

24 Lihat. H izb at -Tahrir al-Islami , hlm. 129; H izb at - t ahrir ( M unaqasyah 'Amiyah li Ahammi M abadi' al- ), Abdurrahman Muhammad Said, Maktabah al-Ghuraba', Ist ambul, cet . I, 1417 H ./1997 M., H izb

hlm. 10; H izb at -Tahrir fi al- Kuwait (1), Prof. D R. Falah Abdullah al-Mudairis, harian al-Qabas al-

Kuw aitiyah, edisi 11303, tahun X X X III, Sabtu 15 Syaw al 1425 H./27 N opember 2004 M. ht t p:w w w.alqabas.com.kw /r esearch/details.php?id= 7701 25 Lihat.

H izb at -t ahrir ( M unaqasyah 'Amiyah li Ahammi M abadi' al-H izb ), hlm. 10; al-M ausu'ah al-M uyassarah fi al-Adyan wa al-M adahib al-M u'ashirah , an-N adw ah al-Alamiyah li asy-Syabab al-Islami, cet. II, tanpa tahun, hlm. 140; dan

ad- Da'wah al-Islamiyah Faridlah Syar'iyah wa Dharurah Basyariyah ( ), DR. Shadiq Amin, D ar at-Tauzi' w a an-N asyr al-Islamiyah, Damaskus, tanpa tahun, hlm. 99. 26 Lihat . Waw ancara dengan asy-Syeikh Sa'dun Ahmad al-'Abidi; dan w aw ancara dengan pengacara Muhammad Abid al-Bayat i.

Yang benar bahwa asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani bukanlah or- ang dekat al-Haj Amin al-Husaini. Sekiranya asy-Syeikh Taqiyuddin an- N abhani di antara orang dekatnya, atau memiliki hubungan keyakinan dan kepercayaan, tentu al-Husaini tidak akan membiarkan asy-Syeikh Taqiyuddin memisahkan diri dari jamaah induk. Padahal, beliau-al-Haj Amin al-Husaini-orang yang sepanjang hidupnya berusaha keras menyatukan barisan, serta menyatukan kembali faksi-faksi dan organisasi-organisasi Palestina yang berbeda-beda arah menjadi satu tujuan di bawah bendera

Ikhw anul Muslimin. 28 Atau minimal ada r eaksi yang menunjukkan pengingkaran al-Haj Amin al-H usaini atas asy-Syeikh Taqiyuddin an- N abhani yang memisahkan diri dari Jamaah Ikhwanul Muslimin. Lagi pula, seperti yang telah kami sebutkan bahwa asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani telah memulai aktivitas pembentukan Hizbut Tahrir pada tahun 1948 M. dimana beliau banyak mengontak sejumlah ulama dan pemikir. Hizbut Tahrir benar-benar berdiri sebelum tahun 1952 M., dan yang kuat bahwa

H izbut Tahr ir ber dir i tahun 1949 M.. D i antar a yang memper kuat ketidakbenaran apa yang dituduhkan al-Kailani adalah tuduhan bahwa al-

Husaini merupakan salah satu sumber pendanaan Hizbut Tahrir. 29 Dalam hal ini tampak sekali adanya kontradiksi, sebab bagaimana mungkin al-

Husaini membantu keuangan an-N abhani setelah beliau memisahkan diri darinya!

Adapun adanya kader-kader H izbut Tahr ir yang utama, yang meninggalkan Jamaah Ikhwanul Muslimin dan bergabung pada dakwah an-N abhani yang baru, maka hal ini juga tidak berarti bahwa asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani per nah menjadi anggota Jamaah Ikhw anul Muslimin. Sebabnya adalah bahwa asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani seorang pribadi yang berilmu dan visioner, karya-karya tulis beliau banyak ditemukan pada tahun empat puluhan abad yang lalu, beliau juga beraktivitas di al-Mahkamah asy-Syar'iyah. Sekiranya beliau menjadi anggota Jamaah Ikhwanul Muslimin, tentu kami dapati di media-media yang ter bit w aktu itu, yang menunjukkan bahw a beliau mengikuti kegiatan-kegiatan Jamaah Ikhwanul Muslimin, meskipun sedikit; atau hal

27 Lihat. Al-harakah al- Islamiyah fi al- Urdun , hlm. 87, 101. 28 Lihat.

H izb at -Tahrir al-Islami , hlm. 82. 29 Lihat. Al-H arakat al-Islamiyah fi al- Urdun , hlm. 100

Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200 Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200

Asy-Syeikh DR. Abdul Aziz al-Khayyath sendiri juga mengingkari tuduhan-tuduhan ini, padahal beliau-termasuk di antara anggota Jamaah Ikhwanul Muslimin yang terkenal sebelum beliau ber gabung dengan Hizbut Tahrir. Beliau berkata: " Dan berbicara soal ini, asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani belum pernah sama sekali menjadi anggot a organisasi Jamaah Ikhwanul M uslimin 31 ".

Ini dar i aspek sejar ah, sementar a dar i aspek yang lain, maka menyatakan partai atau kelompok apapun sebagai pecahan dari partai atau kelompok tertentu, artinya menemukan ada di antara keduanya jenis kesam aannya, meski sedikit dalam beber apa hal. Sebab, bagaimanapun juga Hizbut Tahrir dan Jamaah Ikhwanul Muslimin sama- sama menyerukan pada Islam. Hanya saja, Hizbut Tahrir berbeda dari Jamaah Ikhwanul Muslimin terkait tujuan, metode mencapai tujuan dan mer ealisasikannya. Tujuan Hizbut Tahrir adalah mendir ikan N egar a Khilafah yang akan menyatukan seluruh kaum muslimin di negeri-negeri Islam. Sebagaimana yang kami ketahui bahw a ide tentang khilafah mewarnai perjalanannya sejak awal. Bahkan Hizbut Tahrir memandang adanya banyak negara hukumnya haram, meskipun menerapkan syari'at Islam. N egeri-negeri itu wajib melebur ke dalam satu negara, yaitu N egara Khilafah, yang dipimpin oleh seorang khalifah berdasarkan al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW..

Sementar a, kami melihat Jamaah Ikhawanul Muslimin menyeru kepada N egara Islam. Ya, benar. Dalam kitab “ al-M u't amar al-Khamis” terdapat sesuatu tentang khilafah beberapa bar is, namun kami tidak melihat ide khilafah sebagai bagian dari dakwah Jamaah Ikhwanul Muslimin, tidak dari aspek teori pemikiran, dan tidak pula dari aspek mengemban dakwah. Mereka hanya menyerukan kepada mendirikan N egara Islam. Sehingga, tidaklah mengapa sekalipun ada banyak negara Islam. Maka, tidak masalah mendirikan negara Islam di Mesir, sementara yang lain di Yordania, … dan seterusnya. 32

Sedang, dari aspek metode merealisasikan tujuan, maka kami dapati

30 Lihat. H izb at -Tahrir al-Islami , hlm. 81. 31 Lihat . Idem , hlm. 17.

32 Lihat. Risalah al- M u't amar al- Khamis , asy-Syeikh Hasan al-Banna, Markaz al-Ikhw an li ath-Thiba'ah w a an-N asyr, al-Mat hba'ah al-Arabiyah, 1371 H./1952 M., hlm. 59.

Begitu juga ada sebagian peneliti yang berpendapat bahwa sebagian besar kader Hizbut Tahrir yang pertama berasal dari Jamaah Ikhwanul Muslimin. Mereka mencontohkan, misalnya: as-Sayyid N amr al-Mishri, as-Sayyid Ghanim Abduh, dan asy-Syeikh Ahmad ad-Daur. N amun, asy- Syeikh Abdul Aziz al-Khayyath menolak dan mengingkari tuduhan ini. Sedang DR. al-Khayyath termasuk di antara para anggota Hizbut Tahrir yang menonjol dan terkenal. Sebelumnya, beliau adalah di antara para pemimpin Jamaah Ikhw anul Muslimin, bahkan w aktu it u, beliau penanggung jawab setiap kelompok-kelompok mereka di negeri Syam. Maka, dalam hal ini tentu beliau yang lebih mengetahui, sebab pasti beliau mengenal teman-temannya di Jamaah Ikhwanul Muslimin. Sehingga, kalau ada sejumlah tokoh Ikhwan yang masuk Hizbut Tahrir, tentu beliaulah orang yang paling mengetahuinya. 33

Berdasarkan semua itu, maka saya dapat menyimpulkan bahwa tuduhan H izbut Tahr ir sempalan dar i Jamaah Ikhw anul Muslimin mer upakan tuduhan yang jauh dari kebenar an, tidak memiliki dasar landasan ar gument asi, baik dar i aspek sejar ah, pemikir an yang dit uduhkannya, met ode mencapai t ujuan, maupun aspek-aspek pengaturan administrasi. Begitu juga tuduhan bahwa sebagian besar kader Hizbut Tahrir berasal dari Jamaah Ikhwanul Muslimin merupakan tuduhan yang berlebihan. Adanya beberapa orang seperti yang disebutkan al-

33 Lihat. Hizb at -Tahrir al-Islami, hlm. 26, 68, 126, 138, 144.

Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200

Ustadz Ziyad Salamah tidak menjadikan kami mengokohkan bahwa sebagian besar atau kebanyakan kader-kader Hizbut Tahrir berasal dari Jamaah Ikhwanul Muslimin, namun data-data di atas menjadikan kami menguatkan bahwa tidak sedikit tokoh-tokoh pimpinan Jamaah Ikhwanul Muslimin, maupun yang bukan, yang selanjutnya bergabung dengan Hizbut Tahrir.

b. Upaya-upaya Untuk Menyatukan Antara Hizbut Tahrir Dan Jamaah Ikhwanul Muslimin

Beberapa peneliti menyebutkan tentang adanya upaya-upaya untuk mempersatukan antara Jamaah Ikhwanul Muslimin dengan Hizbut Tahrir, yang berlangsung antara tahun 1953 M. - 1956 M.. Di antaranya adalah inisiatif untuk penyatuan yang disebutkan oleh DR. Musa al-Kailani. Dia menyatakan bahwa Hizbut Tahrir adalah yang menyerukan kepadanya. Dan diskusi untuk persoalan penting ini berlangsung antara perwakilan Hizbut Tahrir dan Ikhwan di N ablus, pada bulan Juni 1953 M. guna menyatukan dua ger akan dalam satu or ganisasi ber nama " Ukhuwah Islamiyah ". Hizbut Tahrir berpendapat-sesuai pernyataan DR. Musa al- Kailani-hal itu mer upakan car a yang memungkinkan untuk mer aih kedudukan yang legal. Disebutkan bahwa pertemuan juga berlangsung tahun 1954 M. di al-Quds antara al-M ursyid al-Am Ikhwanul Muslimin Mesir, al-Ustadz Hasan al-Hudhaibi dengan asy-Syeikh Taqiyuddin an- N abhani. Aw alnya H izbut Tahr ir m endesak unt uk m enguasai kepemimpinan secara penuh Jamaah Ikhwanul Muslimin di Yordania, lalu ber tekad untuk mengubah Jamaah Ikhwanul Muslimin dengan nama " Uk huwah I sl ami yah ". Kem udian m er eka just r u mengumumkan penolakan bekerja sama setelah pimpinan Ikhwan merespon positif semua tuntutan-tuntutan mereka, demi menjaga persatuan dan kesatuan barisan umat Islam. Berbagai kontak terus berlanjut hingga upaya-upaya mempersatukan sampai pada jalan yang diinginkan. Dan setelah tahun 1956 M. tidak ada lagi upaya-upaya apapun untuk mempersatukann keduanya. Menurut D R. Musa al-Kailani kegagalan upaya-upaya itu disebabkan adanya beberapa perbedaan yang mendasar, yang menghalangi keduanya untuk bisa bekerja sama hingga membuahkan sesuatu yang positif bagi keduanya. Di samping itu, adanya sebab-sebab pragmatisme pengor ganisasian yang tur ut menggagalkan mer eka untuk mencapai kesepakatan bersama. Tambahan lagi, Hizbut Tahr ir mer asa gelisah dengan model per satuan ber sama Ikhw an, sebab menyatukan dua kelompok ini akan membawa hilangnya cita-cita Hizbut Tahrir yang unik,

Demikianlah apa yang disebutkan oleh DR. Musa al-Kailani tentang upaya-upaya untuk mempersatukan antara Hizbut Tahrir dengan Jamaah Ikhwanul Muslimin. Sebaliknya, al-Haj Shalih as-Sakit menegaskan-beliau t er masuk di antar a or ang-or ang yang semasa dengan asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani, dan bahkan beliau telah bersama Hizbut Tahrir sejak pertama dibentuk-bahwa belum pernah terjadi upaya-upaya apapun untuk mempersatukan antara Hizbut Tahrir dengan Ikhwanul Muslimin. Beliau mempertanyakan pertemuan yang berlangsung pada tahun 1954 M. antara asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani dengan al-Ustadz Hasan

H udhaibi. Beliau berkata bagaimana mungkin per temuan di antar a keduanya itu terjadi di al-Quds pada tahun 1954 M., sedangkan asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani waktu itu tingggal di Lebanon. Adapaun terkait dengan beberapa pertemuan antara asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani dengan beberapa tokoh Jamaah Ikhwanul Muslimin, maka al-Haj Shalih as-Sakit menyebutkan bahwa telah berlangsung pertemuan antara asy- Syeikh Taqiyuddin an-N abhani dengan al-Ustadz Sa'id Ramadhan, yang isinya, al-Ustadz Sa'id Ramadhan meminta kepada asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani-per mintaan yang sifatnya per saudar aan-agar asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani menghent ikan menyampaikan cer amah- ceramahnya di rumah-rumah mantan anggota Jamaah Ikhwanul Muslimin yang telah menjadi kader Hizbut Tahrir. Begitu juga asy-Syeikh Abdul Aziz al-Khayyath menegaskan tentang tidak adanya per temuan antara asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani dengan al-Ustadz Hasan al- Hudhaibi. 35

Doktor al-Kailani tidak sendirian dengan tuduhan ini. Dalam kitab " ad-Dakwah ila al-Islam Faridhat an Syar'iyat an wa Dharurat an Basyariyat an " disebutkan: "Ikhwan di Yordania meminta asy-Syahid Sayyid Quthub rahimahullah agar bertemu dengan asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani di al-Quds, dan pertemuan itu pun berlangsung. asy-Syeikh Taqiyuddin an- N abhani diingatkan konsekuensi aktivitasnya, tanggung jaw abnya di hadapan Allah, kondisi kaum muslimin yang menyedihkan, yang membutuhkan usaha-usaha ber sama. Asy-Syahid Sayyid Q uthub menaw ar kan kepada asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani jika ingin

34 Lihat. Al-harakat al-Islamiyah fi al- Urdun , hlm. 65, 96, 97. 35 Lihat.

H izb at -Tahrir al-Islami , 27, 79, 80.

Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200 Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200

Al-Ustadz Auni Juduk membantah pernyataan dengan memberikan beberapa argumentasi:

a. Al-U st adz Z ahir Kahalah m enegaskan bahw a cer it a yang diriwayatkan oleh DR. Shadiq Amin ini tidak memiliki kebenaran sedikit pun. Sebab, an-N abhani tidak pernah bertemu dengan Sayyid Quthub. Ini yang pertama. Kedua, yang mengeluarkan pernyataan: " Biarkan mereka. Mereka akan berakhir sebagaimana Ikhwan memulai " adalah Sa'id Ramadhan bukan Sayyid Quthub. Dalam hal ini Kahalah berkata: "Ketika Sa'id Ramadhan mengetahui bahwa para pengikut asy-Syeikh Taqiyuddin menetapkan untuk diri mereka jalan politik yang berbeda dengan dengan jalan akhlak yang menjadi metode Ikhwanul Muslimin dalam dakwahnya. Sa'id Ramadhan berkata: " Biarkan mereka. Mereka akan berakhir pada sesut au yang dengannya Ikhwan M uslimin memulai. M ereka akan meninggalkan mihrab, sepert i Ikhwan pernah meninggalkannya ". Al-Ustadz Zahir Kahalah menegaskan bahwa beliau mendengar sendiri pernyataan ini dari lisan al-Ustadz Sa'id Ramadhan.

b. Sungguh, mustahil orang sehebat Sayyid Quthub yang dikenal sangat pember ani mengemukakan pendapat dan pemikir annya, serta memiliki keyakinan pemikir an yang luar biasa akan membuat keputusan terhadap sebuah partai Islam yang baru lahir tanpa meneliti dan mengkaji terlebih dahulu pemikiran-pemikirannya, publikasi- publikasinya dan kitab-kitabnya. Kunjungan beliau ke Yordania dan Palestina berlangsung sebentar. Apalagi selama kunjungannya beliau sibuk dengan aktivitas muktamar islami ter kait Baitul Maqdis,

36 Lihat. Ad- Da'wah al-Islamiyah , hlm. 101, 102.

c. Di antara yang menetapkan bahwa tidak adanya pertemuan antara Sayid Quthub dengan asy-Syeikh Taqiyuddin, yang terakhir adalah bahwa asy-Syeikh Taqiyuddin sedang berada di Damaskus ketika Sayyid Quthub berkunjung ke Yordania dan Palestina. Pada bulan N opember 1953 M. asy-Syeikh Taqiyuddin pergi ke Damaskus. Pada tahun yang sama di bulan Desember diadakan pertemuan pertama untuk muktamar Baitul Maqdis dengan nama simposium Isra' Mi'raj, namun Sayyid Quthub tidak hadir dalam pertemuan ini. Pada tahun 1954 M. diadakan pertemuan kedua dengan nama muktamar Baitul Maqdis, dalam pertemuan ini Sayyid Quthub hadir, namun an- N abhani tidak, sebab beliau masih di Lebanon, sehingga mana mungkin pertemuan yang mereka klaimkan itu terjadi?!. 37

Dan saya tambahkan juga penjelasan berikut:

a. Pertama disebutkan bahwa Ikhwan di Yordania meminta asy-Syahid Sayyid Q uthub rahimahullah agar ber temu dengan asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani, dan pertemuan itu pun berlangsung. asy- Syeikh Taqiyuddin an-N abhani diingatkan akan konsekuensi aktivitasnya, tanggungjaw abnya di hadapan Allah, kondisi kaum muslimin yang menyedihkan, yang membutuhkan usaha-usaha bersama. N amun, pada akhirnya penulis itu sendiri menceritakan suatu yang berlawanan, ia berkata: " Ikhwan menolak semua perkara yang berusaha mempersat ukan kekuat an mereka ". Pernyataan ini sungguh aneh, dimana Ikhwan Yordania yang punya inisiatif agar Sayyid Quthub meminta kepada an-N abhani untuk menyatukan kekuatan, lalu ia ber kata sesungguhnya Ikhw an menolaknya. Sungguh, hal ini sangat kontradiktif!!

b. Tuduhan bahw a asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani menerima

37 Lihat. H izb at -Tahrir al-Islami , hlm. 104, 110.

Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200 Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200

c. D alam per nyat aan it u disebut kan bahw a Sayyid Q ut hub mengingatkan asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani akan konsekuensi aktivitasnya, dan tanggungjawabnya di hadapan Allah. Saya malah bertanya-tanya. Apa yang dilakukan oleh asy-Syeikh Taqiyuddin an- N abhani sehingga Sayyid Quthub berbicara yang demikian ini kepada beliau? Apakah karena beliau mendirikan sebuah partai Islam yang bertujuan mendirikan Khilafah sehingga harus disampaikan teguran keras ini? Sungguh, tidak mungkin tokoh sekaliber Sayyid Quthub berbuat hal yang demikian.

d. Lebih dari itu semua, bahwa kami telah menyebutkan pernyataan Sayyid Quthub tentang asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani. Beliau berkata: "Sungguh, asy-Syeikh-Taqiyuddin an-N abhani-ini melalui kitab karyanya telah sampai pada derajat para ulama terdahulu". 38

Ber dasar kan apa yang telah disebutkan, saya melihat adanya kesimpangsiuran tentang apa yang disebutkan oleh kedua penulis ini. Mengingat, penulis pertama menyebutkan bahwa Hizbut Tahrir yang mengajak pada persatuan, kemudian pernyataan itu ia tarik kembali. Sementara, pada penulis kedua kami dapati bahwa Jamaah Ikhwanul Muslimin yang menawarkan hal ini kepada Hizbut Tahrir, lalu ia pun menarik kembali pernyataannya? Dan meskipun belum pernah terjadi pertemuan antara asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani dengan al-Ustadz

H asan al-H udhaibi, namun penulis per t ama menyat akan bahw a pertemuan di antara keduanya pernah terjadi. Juga, meski tidak adanya bukti yang menunjukkan bahwa telah terjadi pertemuan antara asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani dengan asy-Syahid Sayyid Quthub rahimahullah , namun penulis kedua menetapkan bahwa Sayyid Quthub bertemu dengan asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani di al-Quds. Semua ini menujukkan ketidakbenaran data-data ini.

38 Lihat. Tesis ini Halaman 79.

N amun, yang paling pas dalam memaparkan pembicaraan tentang upaya-upaya mempersatukan antara Hizbut Tahrir dan Jamaah Ikhwanul Muslimin adalah pernyataan asy-Syeikh al-Khayyath: "Di tengah-tengah kuatnya diskusi-diskusi antara aku dengan asy-Syeikh Taqiyuddin an- N abhani. Yang fokus usaha seputar pembaharuan aktifitas, uslub (metode), tujuan, pandangan gerakan Ikhwanul Muslimin, dan tidak perlunya ada lagi par t ai Islam bar u, agar kekuat an- kekuat an yang ber usaha mengembalikan Islam untuk diterapkan tidak tercerai-berai. Usahaku pasti berhasil seandainya tidak dirusak oleh DR. Muhammad Sa'id Ramadhan, orang yang dipercaya Ikhwan waktu itu. Ketika usahaku gagal dalam memper bahar ui or ganisasi Ikhw an, ser ta memasukkan pemikir an- pemikiran dan pandangan-pandangan baru yang dihasilkan oleh asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani ke dalam Ikhwan, maka aku pun mulai beraktivitas bersama asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani membentuk Hizbut Tahrir al-Islami". 39

Beliau menambahkan: " Adapun usaha kompromi t elah diusahakan sebelum pengumuman berdirinya H izbut Tahrir. N amun, usaha kompromi benar-benar dit olak oleh Ikhwanul M uslimin. Bahkan, DR. Sa'id Ramadhan berusaha mendist orsi gambaran akt ivit as yang islami, yang dilakukan oleh asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani dan para koleganya. Dan dalam set iap berkunjung ke negeri-negeri Arab ia selalu menyerangnya,

khususnya di Yordania 40 ".

D ar i semua penjelasan ini jelaslah bagi kita bahw a asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani bertekad membentuk Hizbut Tahrir, namun asy- Syeikh al-Khayyath mengajukan kepada beliau tentang tidak perlunya ada lagi par t ai Islam bar u, agar kekuat an- kekuat an yang ber usaha mengembalikan Islam untuk diterapkan tidak tercerai-berai. asy-Syeikh al-Khayyath berusaha melakukan kompromi, yaitu dengan pembaharuan aktivitas, uslub (metode), tujuan, pandangan gerakan Ikhwanul Muslimin, serta memasukkan pemikiran-pemikiran dan pandangan-pandangan baru yang dihasilkan oleh asy-Syeikh Taqiyuddin an-N abhani ke dalam Ikhwan, hanya saja Ikhwanul Muslimin menolak usaha yang dilakukan oleh asy- Syeikh al-Khayyath ini.