Problem Politik Bagi Umat dan N egara Islam

3. Problem Politik Bagi Umat dan N egara Islam

Yang dimaksud dengan problem politik menurut Hizbut Tahrir adalah per soalan yang dihadapi negar a dan umat , ser t a per soalan yang mengharuskannya melakukan pemeliharaan urusan-urusan yang menjadi tuntutannya. Terkadang persoalan ini sifatnya umum, maka itulah prob- lem politik. Dan terkadang persoalannya bersifat khusus, maka ia juga merupakan pr oblem politik. Dan terkadang merupakan bagian dari persoalan, maka ketika itu ia merupakan masalah di anatara masalah- masalah problem. Misalnya perkara yang sedang dihadapi umat Islam dan umat har us melakukan pemelihar aan ur usan-ur usan yang menjadi tuntutannya, yaitu mengembalikan Khilafah agar eksis kembali di dunia. maka, ini adalah problem politik. Sementara problem-problem yang lainnya, seperti problem Palestina dan problem negeri Kaukasus adalah masalah-masalah dalam problem ini. Dan jika di antara perkara-perkara yang dihadapi umat Islam serta membutuhkan solusi dan pemeliharaan urusan, namun ia bagian dari pengembalian Khilafah, dan ketika negara Islam berdiri, maka problem politiknya ad alah menerapkan Islam di dalam negeri dan mengemban dakwah Islam ke luar negeri. Jika penerapan Islam sudah terasa baik dan kondisi negara Islam secara internasional sudah kuat, maka jadilah problem politiknya adalah mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia, sampai Allah memenangkan Islam atas semua agama. Dengan demikian, problem politik adalah apa yang dihadapi negara dan umat di antara perkara-perkara mendasar dan penting yang diwajibkan syara' agar dilakukannya. Sehingga negara harus melakukannya sesuai apa yang dituntut oleh syara'. Dalam hal ini tidak butuh pada dalil. Sebab ia termasuk penerapan hukum-hukum syara' atas perkara-perkara yang sedang t er jadi. O leh kar ena it u, pr oblem polit ik ber beda-beda dikarenakan perbedaan perkara-perkara yang sedang terjadi. 86

Hizbut Tahrir membuat beberapa contoh problem politik dari sirah (perjalan hidup) Rasulullah SAW.. Hizbut Tahrir menyebutkan bahwa prob- lem politik bagi Rasulullah SAW. pada saat di Makkah dan pada fase dakwah adalah menampakkan (memenangkan) Islam. Oleh karena itu, ketika Abu Thalib berkata kepada Rasulullah SAW.: "Sesungguhnya kaummu telah mendatangiku. Mereka berkata: 'Begini dan begitu'. Untuk

85 Lihat : Afkar Siyasiyah, hlm. 74, 76. 86 Lihat: Afkar Siyasiyah , hlm. 70, 71.

m enduga bahw a t am pak pada pam annya adanya t anda- t anda m er endahkannya dan m enyer ahkannya, ser t a t idak m am pu menolongnya. Lalu, Rasulullah SAW. bersabda kepada pamannya:

"W ahai paman, demi Allah, sekiranya mereka melet akkan mat ahari di sebelah kananku dan rembulan di sebelah kiriku, agar aku meninggalkan perkara (dakwah Islam) ini, nisacaya aku t idak akan pernah meninggalkannya sampai Allah memenangkannya at au aku binasa dalam keadaan t et ap melakukannya". 88

Pernyataan tegas dari beliau ini menunjukkan bahwa problem politik Rasulullah SAW. ketika itu adalah menampakkan (memenangkan) Islam. Ketika beliau SAW. berada di Madinah dan mendirikan N egara, serta banyak melakukan peperangan dengan musuh utama yang dipimpin kaum kafir Q ur aisy, m aka pr oblem polit ik beliau di M adinah adalah menampakkan (memenagkan) Islam. Setelah Rasulullah SAW. sampai pada perjanjian damai dengan kaum kafir Quraisy, yang dengan itu terbuka penaklukan terbesar, sebab beliau menyiapkan penaklukkan Makkah dan menjadikan bangsa Arab datang kepada Rasulullah, mereka berbondong- bondong masuk Islam, maka ketika itu problem politik bagi Rasululah SAW. t i dak hanya m em enagkan Isl am sem at a, t et api juga memenangkannya atas semua agama, dengan menyerang negara-negara pengemban agama selain Islam, seperti Romawi dan Persia. Oleh karena itu, diturunkan kepada beliau surat al-Fath, dan diturunkan pula firman Allah SWT.:

87 Lihat: Afkar Siyasiyah , hlm. 120. 88 Lihat: As- Sirah an-N abawiyah , Abdul Malik bin Hisyam, ditahkik oleh: Thaha Abdur Rauf Sa'ad, D ar al-Jail, Beirut, cet. I, 1411 H., vol. II, hlm. 102; dan , Ismail bin Umar bin Katsir al-Qursyi, Maktabah al-Ma'arif, Beirut , t anpa tahun, vol. III, hlm. 48.

Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200

"Dialah yang t elah mengut us Rasul-N ya (dengan membawa) pet unjuk (Al Qur'an) dan agama yang benar unt uk dimenangkan-N ya at as segala agama, walaupun orang-orang musyrik t idak menyukai". 89

Ber dasar kan hal it u, apabila negar a Islam telah baik dalam mener apkan Islam, dan kondisi negar a Islam t elah kuat secar a internasional, maka problem politiknya adalah memenagkan Islam atas semua agama, dan menyiapkan kekuatan untuk menghancurkan negara- negara pengemban ideologi-ideologi dan agama-agama selain Islam. 90