Motif-motif Konflik Antar N egara-negara

3. Motif-motif Konflik Antar N egara-negara

Hizbut Tahrir berpendapat bahwa konflik internasional hampir- hampir tidak keluar dari dua motif: Pertama, cinta kepemimpinan dan kebanggaan. Kedua, per lombaan (persaingan) dibalik kepentingan- kepentingan materi.

Sesungguhnya motif cinta kepemimpinan dan kebanggaan terkadang berupa cinta kepemimpinan untuk umat dan bangsa, seper ti halnya N azisme Jer man dan Fascisme Italia; dan ter kadang ber upa cinta kepemimpinan untuk ideologi dan penyebarannya, sebagaimana halnya dengan N egara Islam selama hampir 1300 tahun, dan seperti halnya juga dengan N egara Komunisme selama 30 tahun sebelum kekalannya pada awal dekade 90-an abad yang lalu, setelah 70 tahun sejak berdirinya; dan termasuk juga ke dalam cinta kepemimpinan karena dorongan membatasi pertumbuhan kekuatan negara lain, seperti halnya yang terjadi pada beberapa negara ketika melawan N apoleon, N egara Islam, dan N azisme Jerman, sebab hal itu dilakukan untuk menghalangi kepemimpinan pihak lain. N amun, dengan hilangnya N egara Islam, dan lenyapnya N egara So- viet, maka motif konflik yang mendominasi selur uh dunia adalah perlombaan (persaingan) dibalik kepentingan-kepentingan materi. Hal ini akan terus berlanjut sampai kembalinya N egara Islam ke dunia sebagai negara adidaya yang berpengaruh dalam konflik internasional, serta pada saat yang sama juga akan kembali motif cinta kepemimpinan untuk kepentingan ideologi dan penyebarannya. Hizbut Tahrir berpendapat bahw a motif penjajahan (imper ialisme) dengan semua bentuknya merupakan motif-motif konflik yang paling berbahaya. Sebab motif inilah yang menyebabkab meletusnya peper angan kecil, ser ta penyabab ter jadinya Per ang D unia I dan Perang D unia II, motif ini pula yang

Lihat: M afahin Siyasiyah li H izb at -Tahrir , cet. ke-4, hlm. 52, 54.

Begit u juga, H izbut Tahr ir ber pendapat bahw a per saingan, permusuhan dan konflik yang ada saat ini antara AS, Inggris, Prancis, dan Rusia baik yang terang-terangan maupun yang tersembunyi seputar prob- lem Irak, Afganistan, Timur Tengah dan yang lainnya di antara problem- pr oblem inter nasional, semuanya tidak lain kar ena penjajahan dan dominasi atas kekayaan dan sumber-sumber pendapatan. Oleh karena itu penjajahan merupakan penyebab utama terjadinya konflik internasional sekar ang ini. Termasuk di dalamnya adalah konflik sumber-sumber pendapatan, perebutan pengaruh, dan persaingan dengan semua bentuk dan jenis dominasinya. Sebenarnya perlombaan (per saingan) di balik kepentingan-kepentingan materi, dan khususnya kerakusan kolonialis itulah yang menciptakan konflik politik di antara negara-negara adidaya. Dan yang akhirnya konflik politik ini membawa secara nyata pada pecahnya beberapa peperangan lokal dan internasional. Dan untuk menghindari peperangan-peperangan ini, maka diciptakanlah apa yang dinamakan dengan perdamaian dan perdamaian dunia. Hal itu diciptakan dengan alasan untuk menjaga keamanan dan perdamaian. N amun alasan ini bukan sesuatu yang baru di dunia, bahkan sejak dulu sudah ada, yaitu sejak awal abad ke-19 Masehi. Sesungguhnya perjanjian yang bernama perjanjian Aix-La-Chapella yang diadakan tahun 1818 M. antara lima negara adidaya ketika itu dibuat dengan alasan untuk memelihara keamanan. Maka dengan perjanjian dan persekutuan ini telah menjadikan diri lima negara adidaya tersebut sebagai pembela keamanan dan stabilitas masyarakat internsional, dan selanjutnya melakukan intervensi terhadap urusan- urusan negara lain, yaitu setiap teridikasi-menurut klaimnya-ada ancaman terhadap keamanan dan stabilitas masyarakat internsional. Setelah itu, perjanjian tersebut dijadikan alasan untuk melakukan intervensi oleh negar a-negar a adidaya dan alasan per ang, ser t a dijadikan slogan internasional yang selanjutnya dijadikan alat untuk memelihara penjajahan dan menjaga pengaruhnya. 111