Hadlarah dan Madaniyah

2. Hadlarah dan Madaniyah

a. Definisi Hadlarah dan Madaniyah

1. Hadlarah 18

Hizbut Tahrir mendefinisikan hadlarah (peradaban), bahwa hadlarah adalah sekumpulan mafahim (persepsi) tentang kehidupan.

H adlarah

17 Lihat: N izom al-Islam , hlm. 25, 40, 43; dan H izb at -Tahrir, hlm. 4. 18 Al- H adlarah secara bahasa adalah al- H idlarah atau al-H adlarah (perkot aan) law an dari al-Badiyah (pedalaman). Al-Hadlarah artinya tinggal diperkot aan. Sedang al-Hadlir artinya orang yang menet ap di perkot aan dan pedesaan. Lihat: Lisan al-Arab , vol. 4, hlm. 196 dan vol. 14, hlm. 64; al-Qamus al- M uhit h , hlm. 481; dan M ukht ar ash- Shihhah , hlm. 167.

H adlarah Islam tidak sama dengan hadlarah Barat, dan juga tidak sama dengan hadlarah Komunisme. Sebab, setiap hadlarah memiliki pandangan hidup sendiri yang khas. Sehingga, suatu hadlarah pasti berbeda dengan hadlarah yang lain, baik dari sisi asas yang menjadi pijakannya, atau cabang-cabangnya. Oleh karena itu, bagi kaum Muslim tidak boleh mengambil sesuatu dari hadlarah Barat, atau sesuatu dari hadlarah Komunisme. Mengingat, kedua hadlarah ini bertentangan dengan hadlarah Islam. Kami melihat perbedaan ini dalam konsep ideologi dari sisi akidah, standar perbuatan, kebahagiaan,

pandangan terhadap masyarakat, …. 19

2. Madaniyah 20

Sedang M adaniyah (budaya), Hizbut Tahrir mendefinisikan bahwa madaniyah adalah bentuk-bentuk fisik dari benda-benda yang terindera yang digunakan dalam berbagai aspek kehidupan. M adaniyah ini bersifat khusus dan umum. Bentuk-bentuk madaniyah yang lahir dari suatu hadlarah dan pandangan hidup tertentu, sifatnya khusus hanya untuk hadlarah dan pandangan hidup yang melahirkannya. Sedangkan bentuk- bentuk madaniyah yang lahir dari kemajuan ilmu pengetahuan dan industri (teknologi), sifatnya umum, tidak khusus untuk umat tertentu, namun bersifat universal seperti industri dan pengetahuan. 21

Berdasarkan penjelasan di atas, Hizbut Tahrir berpendapat harus mengerti perbedaan antara hadlarah dan madaniyah ini. Begitu juga, harus mengerti perbedaan antara madaniyah yang dihasilkan dari suatu hadlarah sehingga tidak boleh mengambilnya, dengan madaniyah yang dihasilkan dari sains dan industri sehingga boleh mengambilnya. Sebagai contoh, gambar (lukisan) dari sesuatu yang memiliki ruh (nyawa), misalnya. Gambar semacam ini dianggap khusus, sehingga kami tidak boleh mengambilnya.

H adlarah Islam mengharamkan pembuatan patung dan memilikinya. Begitu juga haram menggambar (melukis) sesuatu yang bernyawa. Sementara hadlar ah Bar at dan Kom unism e m em bol ehkan dan t i dak mengharamkannya. Contoh madaniyah yang dihasilkan dari kemajuan sains dan per kembangan industr i (teknologi) adalah sar ana-sar ana

19 Lihat: N izom al-Islam , hlm. 63, 67; H izb at -Tahrir , 40, 41; M it saq al-Umah , dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir, 1410 H./1989 M., hlm. 7; dan

H at miyah Shira' al-H adlarat , dikeluarkan oleh H izbut Tahrir, 1423 H ./2003 M., hlm. 3. 20 Madaniyah secara bahasa adalah M an M adana bi al- M akan

(orang yang membangun suatu tempat ). Lihat : Lisan al- Arab , vol. 4, hlm. 196 dan vol. 14, hlm. 64; al-Qamus al- M uhit h , hlm. 481; dan M ukht ar ash-Shihhah , hlm. 167. 21 Lihat: N izom al-Islam , hlm. 63, 67;

H izb at -Tahrir , 40, 41; M it saq al-Umah , hlm. 7; dan H at miyah Shira' al-H adlarat , hlm. 3.

Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200 Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200

b. Alasan Hizbut Tahrir memakai istilah hadlarah unt uk mafahim (konsep) dan istilah madaniyah untuk bentuk- bentuk fisik.

Meskipun penger t ian secar a bahasa ant ar a hadlarah dengan madaniyah sangat dekat, namun Hizbut Tahrir memakai istilah hadlarah untuk konsep kehidupan, dan istilah madaniyah untuk bentuk-bentuk fisik. Sebab menurut Hizbut Tahrir kata hadlarah dalam bahasa digunakan untuk pengertian yang terkait dengan pemikiran, sehingga ia lebih dekat untuk digunakan pada mafahim (konsep atau persepsi). Misalnya, rajul[ un] hadlr[ un] atau hadlur[ un] artinya orang yang punya pengetahuan dan pemahaman. Dengan demikian, kata hadlarah lebih dekat dan lebih pas digunakan untuk sekumpulan mafahim dari pada kata madaniyah . Sedang kata madaniyah lebih dekat digunakan untuk bentuk-bentuk fisik.

D ikat akan bahw a tidak per lu memper soalkan istilah, sebab yang terpenting adalah membedakan antara mafahim dan bentuk-bentuk fisik dari hadlarah dengan bentuk-bentuk fisik yang murni dihasilkan dari sains, inovasi dan tegnologi. Kami menolak yang pertama dan kami tidak boleh mengambilnya, sedang untuk yang kedua kami boleh mengambilnya. 23

Ini contoh-contoh lain, di mana Hizbut Tahrir berusaha membatasi (memperjelas) mafahim (konsep) yang kebanyakan orang masih kacau dan campur aduk. 24 Tujuannya tidak terfokus pada pembatasan mafahim dan istilah ini saja. Sebab seperti yang telah dikatakan bahwa tidak perlu

22 Lihat: N izom al-Islam , hlm. 63, 67; H izb at -Tahrir , 40, 41; M it saq al-Umah , hlm. 8 dan H at miyah Shira' al-H adlarat , hlm. 4 23 Lihat:

H at miyah Shira' al-H adlarat , hlm. 5, 6; Lisan al-Arab , vol. 4, hlm. 196; dan al-Qamus al-M uhit h , hlm. 481.

24 Lihat: Baina al-H adlarah wa al-M adaniyah , Ali al-Quraisyi, Dar al-Ma'arif, Beirut, cet. II, 1982 M., hlm. 5-25.

3. Demokrasi

a. Konsep Demokrasi

D emokr asi adalah kat a dan ist ilah Bar at yang menyat akan pemerintahan rakyat untuk rakyat dengan perundangan-undangan dari rakyat. Rakyat adalah pemimpin yang sebenarnya, pemilik kedaulatan, dan pemegang kendali semua urusannya. Rakyat melaksanakan dan mengendalikan sendiri keinginannya. Rakyat tidak diminta pertanggung jawaban di depan kekuasaan yang bukan kekuasaannya. Rakyat yang membuat sistem kehidupan dan perundang-undangan-sebab ia pemilik kedaulatan-melalui para wakil yang dipilihnya. Rakyat yang menerapkan sistem kehidupan dan perundang-undangan yang dibuatnya sendiri melalui para penguasa dan hakim yang diangkatnya. Mereka mendapatkan kekuasaan dari rakyat sebagai sumber kekuasaan. Masing-masing individu di antar a individu-individu r akyat memiliki hak yang sama dalam menciptakan negara, mengangkat para penguasa, dan membuat sistem kehidupan dan perundang-undangan.

Pemikiran dasar demokrasi adalah rakyat memerintah dirinya sendiri. Semua rakyat berkumpul di suatu tempat tanpa kecuali, guna membuat sistem kehidupan dan menyusun per undang-undangan yang akan diterapkannya; mengatur semua urusannya; dan memutuskan apa yang hendak mereka putuskan. Sebab tidak mungkin semua rakyat berkumpul di satu tempat untuk menjadi anggota parlemen semuanya, maka rakyat memilih para wakilnya yang akan menjadi anggota parlemen. Mereka ini adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dalam sistem demokrasi Dewan Per w aki lan Rakyat ( D PR) m er upak an o r ang- or ang yang merepresentasikan keinginan rakyat umum, serta penjelmaan keinginan politik seluruh rakyat secara umum. Mereka yang memilih pemerintahan dan kepala pemerintahan (presiden), agar menjadi penguasa dan wakil dalam menerapkan keinginan umum. Ia mengambil kekuasaanya dari rakyat yang memilihnya, agar menerapkan konstitusi dan undang-undang yang dibuatnya.

Rakyat adalah pemilik kedaulatan. Rakyat yang membuat undang- undang, yang memilih penguasa yang akan menerapkan undang-undang. Agar r akyat ber daulat at as dir inya sendir i, dapat menjalankan

Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200 Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200

kebebasan berperilaku ( hurriyah asy-syakhshiyah/Personal Freedom 25 ). Demokrasi adalah pemerintahan mayoritas. Para anggota legislatif dipilih berdasarkan suara mayoritas dari rakyat yang memilih; menetapkan konst it usi dan undang- undang, memeber i keper cayaan kepada pemerintahan, dan memecatnya diambil berdasarkan suara mayoritas dalam parlemen. Semua keputusan yang dikeluarkan di dalam parlemen dan dalam kabinet, serta di semua dewan, departemen dan lembaga diambil berdasarkan suara mayoritas. Pemilihan penguasa, baik yang dipilih langsung oleh rakyat maupun yang melalui DPR juga diambil berdasarkan suara mayoritas dari individu-individu rakyat yang memilihnya. Oleh karena itu, suara mayoritas merupakan karakteristik yang paling menonjol dalam sistem demokrasi. Sehingga pendapat mayor itas mer upakan standar yang sebenarnya yang mengekpresikan pendapat rakyat menurut pandangan sistem demokrasi. 26

b. Kelahiran Demokrasi dan Asasnya