Fitrah ( al-Fithrah )

3. Fitrah ( al-Fithrah )

Hizbut Tahrir sering menggunakan kata fitrah di banyak bukunya, baik pada buku-buku yang telah diadopsinya ( mut abannat ) maupun yang bukan, serta digunakan di banyak topik dalam buku-buku tersebut. Secara

8 Lihat. N izhom al-Islam , hlm. 10, 62, 65, 72; asy-Syakhshiyah al-Islamiyah , vol. I, hlm. 214; al-Fikr al-Islami , hlm. 43, 55; dan at -Tafkir , hlm. 23, 43, 45, 73, 74.

9 Lihat. Asy-Syakhshiyah al-Islamiyah , vol. I, hlm. 15, 207; al-Fikr al-Islami , hlm. 54, 55; at -Tafkir , hlm. 23; dan

H izb at -Tahrir , hlm. 4.

Hanya saja, saya memper hatikan bahwa Hizbut Tahr ir banyak menyebutkan kata fitrah ketika membicarakan tentang gharizah at - t adayyun (naluri beragama). Hizbut Tahrir berpendapat bahwa at -t adayyun (beragama) merupakan sifat dasar dalam diri manusia. Setiap manusia dengan fitrahnya adalah beragama. Sehinggan, tidak satu pun kekuatan yang mampu mencabut fitrah ini dari manusia. Sebab, fitrah beragama itu telah mengakar dalam dirinya. Manusia dengan sifat dasarnya itu merasa bahwa dirinya banyak kekurangan, sementara di sana ada kekuatan yang jauh lebih sempurna dari dirinya. Kekuatan ini berhak dan layak untuk disucikan.

Sedang at -t adayyun (beragama) adalah perasaan butuh pada Tuhan Yang Maha Pencipta dan Maha Mengatur. Perasaan ini lahir dari kelemahan yang secara alamiyah telah ada ketika manusia diciptakan. At -Tadayyun merupakan naluri permanen yang memiliki reaksi tertentu yaitu at -t aqdis (pengkultusan). Semua ini menjelaskan bahw a eksistensi manusia sepanjang masa, sejak Allah SWT. menciptakan Adam alaihis salam . sampai masa kita sekarang ini, semuanya beragama. Ada manusia yang menyembah Allah SWT., dan ada pula yang menyembah manusia, bintang, batu, hewan, api, dan seterusnya. Sehingga tidak ada satu pun masa, kecuali manusia menyembah sesuatu yang disucikannya, dan kepadanya manusia menaruh hormat, serta mendekatkan dirinya.

Kemudian, Islam datang membawa sebuah akidah yang bertujuan untuk mengeluar kan manusia dar i penyembahan kepada makhluk- makhluk menuju penyembahan hanya kepada Allah, Tuhan yang telah menciptakan segala sesuatu yang ada. Oleh karena itu, Hizbut Tahrir mensyaratkan sahnya akidah, yaitu kesesuaiannya dengan naluri beragama yang secara fitrah telah ada dalam diri manusia, yakni ditetapkan oleh apa yang ada dalam fitrah manusia, yaitu perasaan lemah, dan butuh pada Tuhan Yang Maha Pencipta dan Maha Mengatur. Termasuk juga menjadi syarat sahnya akidah adalah dapat diterima akal.

Berdasarkan semua ini, maka setiap yang masuk kedalam nama

Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200 Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200

Saya melihat bahwa pembahasan Hizbut Tahrir terhadap persepsi fitrah masih terfokus pada aspek yang umum dalam hal fitrah, dan tidak membahas fitrah dalam aspeknya yang khusus. Artinya, Hizbut Tahrir menetapkan bahw a eksistensi manusia secara fitrah adalah beriman kepada Tuhan Yang Maha Pencipta, dan sesungguhnya perasaan bahwa diri manusia itu penuh kekurangan dan lemah merupakan perkara yang alami dalam diri manusia. Akan tetapi, Hizbut Tahrir tidak menekankan dalam aspek yang lebih khusus, yaitu eksistensi manusia memang diciptakan beriman kepada Allah SWT.. Allah SWT. berfirman:

“ Dan (ingat lah), ket ika Tuhanmu mengeluarkan ket urunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian t erhadap jiwa

10 Lihat. N izhon al-Islam , hlm. 5, 7, 9, 26, 37, 38, 43; Asy-Syakhshiyah al-Islamiyah , vol. I, hlm. 13, 21, 52; al-Fikr al-Islami , hlm. 10, 11, 15, 16, 42, 62, 69; at -Tafkir , hlm. 41, 45, 69, 71; dan

H izb at -Tahrir , hlm. 4.

Tuhan)'," 11 Terdapat dalam sebuah hadits Qudsi:

"Sesungguhnya Aku t elah mencipt akan hamba-hamba-Ku dalam keadaan lurus semuanya. N amun, set an-set an t elah mendat angi mereka. Kemudian, set an-set an it u mengelilingi mereka, dan mereka pun larut bersama set an- set an dalam kebat ilan. Dan set an-set an mengharamkan mereka sesuat u yang t elah Aku halalkan bagi mereka". 12

Dari Anas bin Malik ra, ia berkata:

"Rasulullah SAW. baru akan melakukan serangan apabila t elah t erbit fajar. Beliau mendengarkan adzan. Jika beliau mendengar adzan, maka beliau menahan serangan. Dan jika t idak, maka beliau melakukan penyerangan. Lalu, beliau mendengar seorang laki-laki berkat a: 'Allah M aha Besar, Allah M aha Besar'. Rasulullah SAW. bersabda: 'Sesuai dengan fit rah'. Kemudian, laki-laki it u berkat a: 'Aku bersaksi bahwa t idak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah, aku bersaksi bahwa t idak ada Tuhan yang berhak

11 QS. Al-A'raf [7] : 172. 12 Diriw ayatkan oleh Muslim. Lihat : Shahih M uslim , vol. IV, hlm. 2197.

Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200 Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200

N ahs-nash (al-Qur'an dan as-Sunnah) ini menunjukkan bahwa Allah SWT. benar-benar telah menciptakan manusia dalam keadaan beriman

dengan-N ya SWT.. 14 Dan tidak hanya, bahwa eksistensi manusia itu merasa lemah, banyak kekurangan, dan butuh pada yang lain.

b. Hubungan at-Tafkir (pemikiran) dengan Tingkah Laku dan Kebangkitan

Mengingat eksistensi akal manusia mer upakan sesuatu yang mengangkat kedudukan dan derajat manusia, dan yang menjadikan manusia lebih mulia di banding makhluk-makhluk yang lainnya, maka harus mengenali akal ini. Selanjutnya, harus juga mengenali proses berpikir dan metodenya. Sebab, fakta yang disebut dengan 'berpikir' ini yang akan menjadikan akal memiliki nilai. Dan ber pikir ini pulalah yang akan memberikan buah (hasil) yang matang, yang membuat kehidupan menjadi baik, manusia menjadi baik, bahkan alam dan seisinya, mulai dari benda- benda mati, tumbuh-tumbuhan dan binatang turut menjadi baik. Begitu juga, berpikir telah memberi banyak pengetahuan, kesenian, sastra, filsafat, fiqih, dan bahasa. Pengetahuan dari sisi pengetahuan tidak lain adalah hasil akal, dan selanjutnya hasil berpikir. Oleh karena itu, menjadi keharusan bagi manusia, kehidupan dan alam semesta semuanya mengerti apa itu realitas akal, dan selanjutnya mengerti realitas berpikir, dan metode berpikir. 15