Kebebasan Umum

4. Kebebasan Umum

Kebebasa mer upakan konsep atau pemahaman ter tentu. Yang dimaksud dengannya adalah empat kebebasan, yaitu kebebasan berakidah atau ber agama ( hurriyah al-akidah/Freedom of Religion ), kebebasan per pendapat ( hurr iyah ar- ra'yi / Freedom of Opinion ), kebebasan kepemilikan ( hurriyah at -t amalluk/Freedom of Ownership ), dan kebebasan berperilaku ( hurriyah asy-syakhshiyah/Personal Freedom ), serta menjamin terealisasikannya bagi tiap-tiap individu. Ide kebebasan ini lahir karena konflik antara para Raja dan para tokoh agama yang selalu mengekploitasi rakyat dengan atas nama agama di satu sisi, dengan para intelektuan dan ahli filsafat yang menyer ukan kebebasan manusia ser ta menyerukan pemisahan agama dari kehidupana di sisi yang lain. Kebebasan dianggap sebagai pemikiran-pemikiran yang paling menonjol yang diserukan oleh para penyeru demokrasi. Sehingga di sini harus dijelaskan dan diingatkat bahwa kebebasan-kebebasan ini maksudnya bukan kebebasan dalam arti membebaskan dari perbudakan dan memerdekakannnya, sebagaimana yang diserukan Islam. Sebab, membebaskan budak sudah tidak dianggap lagi eksistensinya di dunia kita sekar ang. Kebebasan-kebebasan ini maksudnya juga bukan membebaskan bangsa-bangsa yang terjajah dari negara-negara yang menjajahnya, memperbudaknya, mengeksploitasi kekayaannya, dan mer ampas fasilitas-fasilitas umumnya. Apalagi ide penjajahan ini sendiri buah (hasil) dari kebebasan kepemilikan, yang merupakan salah satu dari empat kebebasan yang mereka perjuangkan. Hizbut Tahr ir mengingatkan agar mewaspadai seruan kepada empat kebebasan ini, yang dibungkus dengan seruan membebaskan bangsa- bangsa dari penjajahan dan penindasan. 56

a. Kebebasan Berakidah

Yang dimaksud dengan kekebasan berakidah atau beragama ( hurriyah al-akidah/Freedom of Religion ) bahwa manusia berhak untuk memeluk akidah apapun yang ia inginkan, berhak beriman dengan ideologi apapun dan agama apapun, berhak mengingkari agama apapun dan pemikiran

55 Lihat: Al- Int ikhabat baina al-Islam wa ad-Dimoqrat hiyah , hlm. 4, 5. 56 Lihat :

H izb at -Tahrir , hlm. 36; ad- D imoqrat hiyah N izom al-Kufr , hlm. 58; Bulet in dengan judul, La H urriyat fi al-Islam ; Hizbut Tahrir, 9 Syaw al 1396 H./2 O ktober 1976 M.; al- H amlah al- Amirikiyah li al-Qadla' ala al-Islam , dikeluarkan Hizbut Tahrir,1416 H./1996 M., hlm. 10; dan Tesis ini halaman 280

Dalam hal ini, Hizbut Tahrir mengecam keras orang yang menyatakan bahwa kebebasan berakidah yang diserukan oleh kaum kapitalis tidak bertentangan dengan Islam, yang untuk memperkuat pernyataannya ini berdalil dengan firman Allah SWT.:

"Tidak ada paksaan unt uk (memasuki) agama (Islam)". 58

Dan firman-N ya:

"M aka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". 59

Hizbut Tahrir menganggap hal itu sebagai sikap pura-pura bodoh terhadap obyek kedua nash tersebut. Sebab seruan dalam nash tersebut obyeknya terbatas hanya pada kaum kafir saja. Oleh karena itu, kaum Muslim tidak boleh memaksa kaum kafir agar masuk Islam. N amun mereka berhak untuk beriman dengan Islam atau tidak. Hanya saja, seruan tersebut tidak bisa diterapkan kepada kaum Muslim, sebab mereka setelah masuk Islam, mereka tidak bebas lagi untuk kufur dan murtad (keluar ) dar i agam anya. Islam menghar am kan seor ang muslim meninggalkan akidah Islam, dan mur tad lalu masuk agama Yahudi, N ashrani (Keristen), Budha, Komunisme, atau Sosialisme. Barangsiapa yang murtad dari Islam, maka ia diminta untuk bertaubat. Jika ia bertaubat, maka statusnya adalah muslim. Jika ia tetap murtad dan tidak mau bertaubat, maka diterapkan kepadanya had dan dibunuh, kekayannya

57 Lihat: N izom al-Islam , hlm. 26-29; Buletin dengan judul, La H urriyat fi al-Islam; H izbut Tahrir , 9 Syaw al 1396 H./2 Oktober 1976 M.;

H izb at -Tahrir , hlm. 36; ad-D imoqrat hiyah N izom al-Kufr , hlm. 59; dan al-H amlah al-Amirikiyah li al-Qadla' ala al-Islam , hlm. 10. 58 QS. Al-Baqarah [2] : 256. 59 QS. Al-Kahfi [18] : 29.

Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200 Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200

"Barangsiapa yang menggant i agamanya, maka bunuhlah dia". 60

Jika mereka yang murtad itu sebuah jamaah, dan mereka tetap murtad, maka mereka diperangi sampai mereka bertaubat. Seperti yang terjadi pada mereka yang murtad setelah wafatnya Rasulullah SAW.. Sebab, Abu Bakar RA memerangi mereka dengan keras sampai mereka yang tersisa yang tidak terbunuh itu bertaubat. Berdasarkan hal ini, maka kebebasan berakidah atau beragama terkait dengan kaum Muslim tidak ada sama sekali. Akan tetapi mereka harus tetap memeluk akidah Islam. Seorang muslim tidak boleh memeluk akidah lain manapun, sama saja apakah akidah ini adalah akidah agama langit yang lain, seperti Yahudi dan N asr ani; akidah dari mabda' (ideologi) lain, seperti Kapitalisme dan Sosialisme; atau akidah apapun, agama apapun, dan pemikiran apapu selama bukan akidah Islam. Oleh karena seorang muslim tidak boleh menerima kebebasan akidah yang diserukan oleh orang-orang Kapitalis. Bahkan sebagai seorang muslim wajib menolaknya dan menyerang siapa saja yang menyerukannya. 61

b. Kebebasan Berpendapat

Yang dimaksud dengan kebebasan berpendapat ( hurriyah ar-ra'yi / Freedom of Opinion ) bahw a manusia ber hak (bebas) mengemban pendapat dan pemikiran apa saja, dan apapun eksistensi pendapat dan pemikir an ini; manusia berhak (bebas) mengatakan pemikir an dan pendapat apa saja; dan ber hak (bebas) menyer ukan pemikir an dan pendapat apa saja dengan penuh kebebasan tanpa batas, apapun eksistensi pendapat dan pemikiran ini; manusia berhak (bebas) mengekspresikan semua itu dengan cara apa saja, dengan media apa saja yang dimilikinya. N egara dan orang lain tidak berhak melarangnya dalam melakukan semua itu, selama ia tidak mengganggu kebebasan orang lain. Sehingga apapun bent uk lar angan t er hadap ak t ivi t as m engem ban pendapat ,

60 Diriw ayatkan oleh al-Bukhari. Lihat: Shahih al-Bukhari , vol. VI, hlm. 2537. 61 Lihat: N izom al- Islam , hlm. 33; Buletin dengan judul, La H urriyat fi al- Islam; H izbut Tahrir , 9 Syaw al 1396 H./2 Oktober 1976 M.;

H izb at -Tahrir , hlm. 36; ad-D imoqrat hiyah N izom al-Kufr , hlm. 60; dan al-H amlah al-Amirikiyah li al-Qadla' ala al-Islam , hlm. 10, 11.

Ketika kebebasan berpendapat itu punya daya tarik yang besar di sisi kaum Muslim, akibat mereka hidup di negeri-negeri yang represif (militeristik), yang melarang setiap orang menyatakan pendapatnya jika pendapatnya bertentangan dengan pendapat penguasa, maka Hizbut Tahrir mengingatkan meski kaum Muslim dihadapkan pada pemerintahan yang zalim, kejam dan banyak melanggar hukum-hukum Allah, kaum Muslim tidak boleh menerima sesuatu yang justru akan menyebabkan murka Allah SWT., sebab kebebasan berpendapat ini, persepsinya tidak terbatas atas aktivitas mengoreksi penguasa, mengeritik sepak terjang para politisi dan yang lainnya, namun juga mencakup kebebasan berbuat kufur dengan terang-terangan, mengingkari adanya Allah, menyerukan pemikiran apa saja meski pemikiran itu bertentangan dengan akidah Is- lam, atau bertentangan dengan hukum-hukum yang digali dari akidah Is- lam, seperti seruan dan propaganda terhadap sesuatu yang diharamkan Allah, di antaranya riba, judi, minuman keras, penyimpangan seksual, pemikiran-pemikiran yang merusak nilai-nilai kemuliaan dan kehormatan kaum perempuan, dan setiap sesuatu yang akan menghancurkan nilai- nilai Islam, di mana Allah SWT. memerintahkan agar berpegang teguh kepadanya dan menjaganya. Arti dari kebebasan berpendapat ini juga adalah bolehnya menyerukan untuk melawan Islam, menghancurkan institusi umat, mencerai-beraikannya menjadi ikatan-ikatan nasionalisme, kedaerahan, aliran, golongan dan sebagainya, di antara seruan-seruan yang t egak di at as fanat isme, di mana Islam m enyer ukan agar membuangnya, dan mengharamkan kaum Muslim mempromosikannya, bahkan Rasulullah SAW. menyifati fanatisme ( ashabiyah ) ini dengan sebutan bangkai yang busuk. Untuk mengingatkan seseorang akan buah buruk dari kebebasan ini cukup dengan mencontohkan Si Murtad Salam Rusydi yang telah melecehkan Rasulullah SAW. dan ummahat al-mu'minin agar seseorang mengetahui sejauh mana keburukan yang dihasilkan dari

kebebasan berpendapat ini. 63 Set elah itu H izbut Tahr ir menjelaskan bahw a menyampaikan

pendapat dalam Islam berbeda dengan kebebasan berpendapat dalam sistem Kapitalisme. Sebab, Islam membolehkan seor ang muslim menyatakan pendapat apa saja selama pendapatnya itu terpancar dari

62 Lihat : N izom al-Islam, hlm. 26, 29; Bulet in dengan judul, La H urriyat fi al-Islam; H izbut Tahrir, 9 Syaw al 1396 H./2 Okt ober 1976 M.; H izb at-Tahrir, hlm. 36; ad-D imoqrat hiyah N izom al-Kufr,

hlm. 60; dan al-H amlah al-Amirikiyah li al-Q adla' ala al-Islam, hlm. 11. 63 Lihat: Al-Hamlah al-Amirikiyah li al-Q adla' ala al-Islam, hlm. 11.

Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200 Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200

"Pemimpin para syahid kelak pada hari kiamat adalah H amzah bin Abdul M ut halib dan seorang lelaki yang mendat angi imam (penguasa) yang zalim, lalu ia melarangnya dan memerint ahkannya (agar t idak zalim), kemudian ia dibunuhnya” . 64

Hal ini tidak dinamakan dengan kebebasan berpendapat, tetapi ia ter ikat dengan hukum-hukum syar a'. Sebab, Islam membolehkan menyatakan pendapat dalam beberapa keadaan dan mewajibkannya dalam beberapa keadaan yang lain. Berdasarkan hal ini, maka tidak boleh bagi seorang muslim menerima apa yang dinamakan dengan keberbasan berpendapat. Seorang muslim tidak menyatakan suatu pendapat yang bertentangan dengan Islam, sama saja apakah bertentangan dengan akidah Islam atau apa yang terpancar dari akidah Islam. oleh karena itu, seorang muslim tidak boleh (har am) menyer ukan apa yang disebut dengan kebebasan perempuan (emansipasi wanita), patriotisme, nasionalisme, sektarianisme, atau yang lainnya, serta haram menyeru pada ideologi- ideologi kufur, seperti Kapitalisme, Sosialisme, dan pemikiran apa saja yang bertentangan dengan Islam. 65

64 Diriw ayatkan ath-Thabrani. Lihat: al-M u'jam al-Ausat h , vol. IV, hlm. 238. 65 Lihat:

H izb at -Tahrir , hlm. 36; ad-Dimoqrat hiyah N izom al-Kufr , hlm. 60, 62; al-H amlah al-Amirikiyah li al-Qadla' ala al-Islam , hlm. 11, 12; dan Bulet in dengan judul, La H urriyat fi al-Islam ; H izbut Tahrir, 9 Syaw al 1396 H./2 Okt ober 1976 M.. Bukti yang menunjukkan kebenaran pendapat Hizbut Tahrir di antaranya adalah pelecehan terhadap Rasulullah SAW. melalui mulut beberapa orang gila. Anehnya negera-negara membenarkan hal it u dengan alasan kebebasan berpendapat dan berekspresi.

Yang dimaksud dengan kebebasan kepemilikan ( hurriyah at -t amalluk/ Freedom of Ownership ) adalah bahwa manusia berhak untuk memiliki apa saja yang dikehendakinya, dan mengunakan apa yang dimilikinya dengan sesuka hatinya, dengan syarat tidak mengganggu hak-hak orang lain, yakni hak-hak dalam pengertian sistem Kapitalisme. Sehingga, sesuai dengan kebebasan ini, manusia berhak memiliki apa yang seharusnya menjadi milik publik ( public propert y ), seper t i sumur-sumur minyak dan pertambangan yang ser upa dengan air yang jumlahnya tak ter batas; memiliki tepi pantai, sungai, air yang dibutuhkan orang banyak, dan seterusnya. Manusia berhak memiliki rumah, kebun, toko, dan pabrik. Manusia berhak memiliki pabrik minuman keras, bank riba, kandang babi, r umah bor dir, t em pat per judian, dan lainnya. Manusia ber hak mendapatkan harta atau mengembangkannya dengan mendapat warisan, hibah dar i or ang lain, dar i hasil per dagangan, ber bur u, per tanian, per indust r ian. D isamping juga ber hak mendapat kan har t a dan mengembangkannya dengan berjudi, riba, berdagang minuman keras, dan cara-cara apa saja yang lainnya. Ini artinya bahwa manusia berhak memiliki segala sesuatu yang dihalalkan oleh Allah untuk dimilikinya dan yang diharamkan-N ya. Manusia berhak menggunakan apa yang dimilikinya dengan sesuka hatinya, baik dalam hal itu ia terikat dengan perintah- perintah Allah dan larangan-larangan-N ya, maupun tidak.

Sedangkan kepemilikan dalam Islam, sangat jauh berbeda dengan kebebasan ini. Islam menentang konsep riba, baik dengan bunga berlipat ganda maupun dengan bunga sedang. Dalam Islam riba semuanya haram. Islam juga membatasi dan menetapkan sebab-sebab kepemilikan harta, pengembangannya, dan car a penggunaannya. Islam menghar amkan sebab-sebab selain yang ditetapkannya. Islam mewajibkan seorang muslim agar terikat dengan sebab-sebab tersebut dalam usahanya untuk memiliki harta, dalam mengembangkan hartanya, dan dalam penggunaannya. Is- lam tidak membiarkannya bebas menggunakan hartanya itu dengan sesuka hatinya. Tetapi Islam mengikatnya dengan hukum-hukum syara' yang telah ditetapkan. Islam mengharamkan seorang muslim memiliki harta dan mengembangkannya dengan merampas, menjarah, mencuri, merampok, menerima suap, bertransaksi secara riba, menjadi pelacur, menjadi gigolo, menipu, menghipnot is, membuat dan menjual minuman ker as, memperdagangkan keindahan perempuan, dan yang lainnya di antara sebab-sebab kepemilikan dan pengembangan harta yang diharamkan Is- lam. Semuanya adalah sebab-sebab yang dilarang dalam kepemilikan dan

Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200 Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200

Setelah itu, H izbut Tahr ir membeber kan sebagian akibat dar i kebebasan kepemilikan ini, yaitu kekayaan yang melimpah hanya menumpuk dalam genggaman tangan segelintir orang yang disebut dengan para kapitalis. Mereka dengan kelebihan kekayannya mengubah kekuatan, dominasi, dan kekuasaan di masyarakat dan kebijakan politik dalam dan luar negeri setiap negara selalu berpihak padanya. Mereka mengambil sistem kapitalisme sebagai nama sistem ekonominya, yakni memberi nama sesuatu dengan sifat yang paling menonjol yang dimilikinya. Selanjutnya, melahir kan ide penjajahan t er hadap bangsa- bangsa, mer ampas kekayaannya, dan menjarah sumber daya alamnya. Sehingga jadilah sebagian dari mereka di antara pemilik pabrik senjata, para pedagang perang yang mendorong negaranya dan negara-negara yang ada dalam pengaruhnya masuk dalam peperangan dengan bangsa yang tidak memiliki kekuatan sama sekali. Tujuannya adalah mencari keuntungan besar dengan menjual senjata, tanpa peduli dengan pertumpahan darah, atau tragedi yang ditimbulkannya demi meraup keuntungan dari perdagangan ini. Akibat masyarakat kapitalis mengadopsi kebebasan ini, masyar akat diselimuti berbagai penderitaan dan kesengsaraan yang tak berujung. Di tengah-tengah masyarak beredar perilaku-perilaku menyimpang yang mengganggu ketentraman. Bermunculan apa yang dinamakan dengan kejahat an t er or ganisir (mafia). Sikap individualistik mendominasi kehidupan masyarakat. Ikatan semangat kebersamaan dan gotong-royong hancur berantakan. Sikap menghargai orang lain leyap digantikan dengan sikap saling mementingkan diri sendiri. Bahkan di tengah-tengah mewabah penyak it - penyakit m enj ijik kan dan m enger ik an akibat dar i dipromosikannya segala seuatu, baik yang bermanfaat maupun yang berbahaya bagi mereka, seperti narkotika dan barang haram lainnya. 66

d. Kebebasan Berperilaku

Yang dimaksud dengan kebebasan ber per ilaku ( hurriyah asy -

_____________________ 66 Lihat: N izom al-Islam , hlm. 26, 29, 33; Buletin dengan judul, La H urriyat fi al- Islam ; Hizbut Tahrir, 9

Syaw al 1396 H./2 O ktober 1976 M.;

hlm. 36; ad-Dimoqrat hiyah N izom al-Kufr , hlm. 62, 63; dan al-H amlah al- Amirikiyah li al-Qadla' ala al-Islam , hlm. 12.

H izb at -Tahrir,

Sesungguhnya kebebasan berperilaku ini adalah kebebasan yang benar-benar bebas dari setiap ikatan; bebas dari setiap nilai spritual, moral dan kem anusiaan; bebas m enghancur kan keluar ga; dan bebas menghilangkan atau mempertahankan institusinya. Hal ini tidaklah aneh, sebab semua ini hasil dari akidah pemisahan agama dari kehidupan (sekularisme), yang dengan nama kebebasan, manusia dapat melakukan semua perbuatan tak senonoh (keji), dan membolehkan setiap yang haram. Bahkan inilah kebebasan yang berhasil mengantarkan masyarakat Barat menjadi masyarakat binatang yang sangat memalukan bagi manusia. Dan penduduknya sampai pada derajat lebih buruk dari binatang dan hewan. Di tengah-tengah mereka beredar beragam kejahatan. Laki-laki dan perempuan hidup bersama tanpa ikatan hukum. Bahkan ada laki-laki hidup serumah dengan sesama laki-laki, dan perempuan dengan sesama perempuan. Mereka melakukan hubungan yang aneh dan nyeleneh ini dengan mendapatkan perlindungan undang-undang. Sungguh di tengah- tengah masyarakat kapitalis hasil dari kebebasan berperilaku ini mewabah tidak hanya pada penyimpangan seksual saja tetapi juga penyimpangan perilaku yang lain. Bahkan timbul beragam konflik yang belum pernah terlintas sebelumnya. Tidakkah bebasnya peredaran film-film dan majalah- majalah porno, maraknya layanan telpon-telpon sek, klub-klub telanjang, dan yang sejenisnya telah cukup menjadi bukti mewabahnya bentuk-

Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200 Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200

Oleh karena itu, seorang muslim tidak boleh menerima kebebasan berperilaku, sebab hal itu membolehkan apa yang telah diharamkan Al- lah SWT., dan sangat bertentangan dengan hukum-hukum Islam. Di dalam Islam tidak ada kebebasan berperilaku. Seorang muslim terikat dengan perintah-perintah Allah dan larangan-larangan-N ya dalam setiap perbuatan dan per ilakunya. Seor ang muslim har am melakukan sesuatu yang dihar amkan Allah. Jika seorang muslim melakukan sesuatu di antara perbuatan-perbuatan yang diharamkan, seperti meninggalkan shalat atau puasa, berzina, seorang perempuan keluar rumah tanpa menutup aurat atau ber-t abarruj (memamerkan perhiasan dan keindahan tubuhnya), maka ia berdosa, dan dijatuhi sanksi yang memberikan efek jera. Sehingga tidak ada tempat dan ruang untuk kebebasan berperilaku. Mengingat, Allah telah memerintahakan kami agar berakhlak dengan akhlak mulia, dan melakukan kebiasaan-kebiasaan terpuji, serta menjadikan masyarakat Islam masyarakat yang menjaga kesucian dan kehormatan, masyarakat yang menjunjung nilai-nilai t inggi. Apalagi keber adaan kebebasan berperilaku ini menjadi sumber lahirnya beragam penyakit sosial. 67

Inilah jenis kebebasan umum yang ber jumlah empat itu. Fakta menunjukkan bahwa mengatakan kebebasan ini artinya bebas dari setiap aturan, dan bebas dari setiap ikatan. Hal ini berarti sebuah kekacauan. Kebebasan-kebebasan ini tidak ditemukan dalam Islam. Seorang muslim dalam semua aktivitasnya terikat dengan hukum-hukum syara'. Ia tidak bebas melakukan perbuatan apa saja. Oleh karena itu, ia tidak boleh mener ima kebebasan ini atau menyer ukannya. Sebab hal itu sangat bertentangan dengan Islam, baik dari sisi asas yang melahirkannya, yaitu akidah pemisahan agama dari kehidupan (sekularisme), maupun dari sisi pandangan ideologi kapitalis terhadap karakteristik manusia, individu, masyar akat, dan per anan negar a dalam menjamin dan melindungi kepentingan individu, yang menjadikan ideologi kapitalisme menyerukan jaminan empat kebebasan ini bagi tiap-tiap individu, maupun dari sisi yang ditunjukkan oleh tiap-tiap kebebasan seper ti yang telah dijelaskan sebelumnya. 68

67 Lihat: N izom al-Islam , hlm. 26, 29, 33; Buletin dengan judul, La H urriyat fi al-Islam ; Hizbut Tahrir, 9 Syaw al 1396 H./2 Okt ober 1976 M.;

ad- Dimoqrat hiyah N izom al-Kufr , hlm. 64, 65; dan al-H amlah al- Amirikiyah li al-Qadla' ala al-Islam , hlm. 13.

H izb at -Tahrir , hlm. 36;

68 Lihat: N izom al- Islam , hlm. 33; Buletin dengan judul, La H urriyat fi al- Islam; H izbut Tahrir , 9 Syaw al 1396 H./2 Oktober 1976 M.;

d- Dimoqrat hiyah N izom al- Kufr , hlm. 59; al- H amlah al-Amirikiyah li al- Qadla' ala al- Islam , hlm. 13; dan at -Tayyarat al- Islamiyah wa Qadliyah ad- Dimaqrat hiyah , hlm. 175 - 182.

H izb at -Tahrir , hlm. 36; a

Sesungguhnya konsep kebebasan ini adalah bagian yang tidak terpisahkan dari demokrasi. Oleh karena itu kami perhatikan bahwa Hizbut Tahrir ketika mengkaji topik kebebasan sering menyebutkan asas yang melahirkannya, yaitu pemisahan agama dari negara atau kehidupan. Sehingga t idak her an jika H izbut Tahr ir ber sikap t egas dalam memperlakukan kebebasan-kebebasan ini. Apalagi faktanya yang telah membebaskan dari setiap nilai Islam. Saya tidak sependapat dengan sebagian intelektual yang berusaha dengan sungguh-sungguh membuat beberapa persamaan antar a apa yang ter dapat dalam Islam dengan beberapa rincian dan syarat-syarat kebebasan-kebebasan ini. Apakah agama kita tidak cukup. Bukankah Islam agama yang telah dipilihkan Al- lah SWT. sebagai agama terakhir. Tidakkah Allah SWT. berfirman:

"Pada hari ini t elah Kusempurnakan unt uk kamu agamamu, dan t elah Ku-cukupkan kepadamu nikmat -Ku, dan t elah Ku-ridlai Islam it u jadi agama bagimu". 69

Islam bukan seorang bayi yang terlantar agar dicarikan asal usulnya. Ter kadang dihubungkan dengan sosialisme, sement ar a yang lain menghubungkannya dengan sekular isme, demokr asi, dan ada yang memasukannya ke dalam empat kebebasan yang sama sekali tidak memiliki hubungan dengan Islam. Adapun orang yang menyatakan bahwa sebagian apa yang ada dalam pemikiran dan konsep ini tidak bertentangan dengan Islam, maka jawabannya:

Sesungguhnya pemikiran dan konsep ini tidak lain adalah hasil dari hadlarah (peradaban) Barat yang tegak diatas asas akidah tertentu, yaitu pemisahan agama dar i kehidupan (sekular isme). O leh karena itu, ia dipengaruhi oleh pandangan hidup Barat yang memberikan manusia kebebasan dalam segala hal selama tidak membahayakan orang lain. Sementar a Islam tegak di atas akidah: La Ilaha Illallah M uhammad Rasulullah (T iada Tuhan yang ber hak disembah melainkan Allah, Muhammad adalah utusan Allah), yang mengharuskan setiap pemikiran, pemahaman, perkataan dan perbuatan seorang muslim berangkat dari akidah ini. Sehingga seorang muslim tidak boleh berkata dan berbuat selain yang dibolehkan syara'. Dengan kata lain, sesungguhnya seorang

69 QS. Al-Maidah [3] : 3.

Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200 Tsaqofah dan M etode Hizbut Tahrir 200