Membaca Buku Biografi Mendengarkan Berita dari Media Cetak

48 Bahasa Indonesia XII Program Bahasa Ditegaskan oleh Soepardjo bahwa salah seorang Pemimpin Bangsa yang memberikan keteladan sebagai pejuang adalah Panglima Besar Jendral Soedirman, Bapak Tentara Nasional Indonesia. Seluruh riwayat hidupnya menunjukkan suatu sikap penyerahan total kepada tugas karena landasan keyakinannya yang kuat akan kebenaran. Kebenaran agama yang diyakininya serta kemudian kebenaran perjuangan bangsanya. Beliau tidak pernah sedikit pun ragu akan kemenangan perjuangan bangsanya, walau bagaimana berat tantangan yang harus dihadapi, termasuk tantangan terhadap kemampuan fisik dirinya. Beliau tetap melanjutkan perjuangan di medan pertempuran di tengah- tengah pasukan walaupun dalam keadaan sakit. Berkenaan dengan itu, Soepardjo berpendapat bahwa buku ini perlu disebarluaskan di kalangan para pelajar khususnya serta masyarakat pada umumnya dalam upaya turut melestarikan jiwa perjuangan pada generasi penerus. Berikut diuraikan sebagian kisah Jenderal Soedirman yang terdapat pada buku Panglima Besar Soedirman Bapak TNI. Penggalan Kisah Panglima Besar Sudirman: Pada tanggal 24 Januari 1916, di dukuh Rembang, telah dilahirkan seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Soedirman. Anak ini kelak akan menjadi seorang pahlawan bangsanya. Mengapa? Karena ia selalu mendahulukan kepentingan masyarakatnya, bahkan kepentingan bangsanya, daripada kepentingan pribadinya. Pada waktu ia dilahirkan, Indonesia masih dijajah Belanda. Dukuh Rembang terletak di dukuh Bantarbarang, onderdistrict Bodaskarangjati, district Tjahjana, Rejentschap Poerbalingga, sekarang dukuh Rembang, desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Penduduk desa hidup sebagai petani. Namun, tanahnya tidak terlalu subur. Walaupun banyak dialiri sungai-sungai yang bermata air di Gunung Slamet, namun ladang persawahannya tidak mudah dikerjakan karena ditaburi batu-batu yang berasal dari ledakan gunung Slamet berabad-abad yang lalu. Karena keadaan tersebut, banyak penduduknya bekerja sebagai buruh di tempat lain. Demikian pula ayah Soedirman yang bernama Karsid Kartawiraji. Pak Karsid bekerja sebagai pengawas kerja di perkebunan tebu milik pabrik gula dekat kota Purwokerto. Di zaman penjajahan banyak pabrik gula milik perusahaan Belanda. Pabrik-