Menyampaikan Program Kegiatan Mengenang Peristiwa 293

Meneladani Nilai-nilai Kepahlawanan 197 Sebagai contoh, perhatikan ilustrasi berikut Dalam suatu presentasi program kegiatan, terdapat peserta yang mengajukan tanggapan: Saudara penyaji,rencana program yang Saudara kemukakan belum menyebutkan teknis pelaksanaan penyaluran bantuan makanan, pakaian pantas pakai, dan obat-obatan yang akan kita berikan kepada korban bencana banjir. Tolong dijelaskan lebih terperinci Berdasarkan tanggapan di atas, orang yang mempresentasikan program kegiatan dapat memberikan penjelasan: Untuk pelaksanaan penyaluran bantuan nanti, kami telah meminta bantuan alat transportasi kepada Dinas Pekerjaan Umum berupa dua buah truk dan tiga mobil pick up. Beberapa kepala instansi pemerintah juga telah menawarkan mobil dinasnya untuk dipakai selama pelaksanaan program penyaluran bantuan tersebut. Tim SAR juga telah bersedia membantu mendistribusikan bantuan tersebut dengan perahu karet yang mereka miliki. Sebagai langkah awal kemarin kami telah memberangkatkan lima anggota tim langsung ke lapangan sebagai bantuan darurat dan telah memberikan laporan kondisi wilayah yang terkena bencana. Tim kedua akan menyusul siang ini pukul 11.00 WIB yang akan membawa seluruh bantuan. Sedangkan tim ketiga masih bertugas di sini untuk menghimpun bantuan. Demikian Saudara penanya, beberapa hal yang dapat kami jelaskan. L atihan 8.2 Bagilah kelas dalam kelompok-kelompok tiap kelompok terdiri atas 5–6 siswa dan kerjakan tugas sebagai berikut. 1. Susun program kegiatan yang akan dilaksanakan seluruh siswa di kelas kalian 2. Kemukakan program kegiatan yang telah kalian susun bersama teman kelompok kepada guru dan kelompok lain di muka kelas 3. Teman sekelas akan memberikan tanggapan berupa pertanyaan maupun permintaan penjelasan terhadap program kerja tersebut. Mereka juga akan memberi masukan atas program kerja yang telah kalian sampaikan 4. Jawablah pertanyaan maupun tanggapan yang mereka berikan dengan kalimat yang komunikatif, santun, dan efektif 5. Perbaikilah program kegiatan yang kalian kemukakan berdasarkan tanggapan yang dikemukakan kelompok lain 198 Bahasa Indonesia XII Program Bahasa

C. Membaca Cepat Sebuah Teks

Setelah mempelajari materi pembelajaran ini kalian diharapkan mampu: 1. membaca cepat 300-350 kata per menit, 2. menyebutkan ide pokok suatu teks, 3. menjawab secara benar 75 dari seluruh pertanyaan. Kalian harus menyadari bahwa bahan bacaan yang perlu kalian baca dari hari ke hari semakin banyak. Coba bayangkan bagaimana mungkin kalian bisa menyelesaikan bahan bacaan yang banyak itu jika tidak memiliki kemampuan membaca. Untuk itu, sekali lagi perlu disadari bahwa menjadi pembaca yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan bagi kalian. Itu artinya kalian perlu memiliki kemampuan membaca cepat. Kapan kemampuan membaca cepat itu perlu dimiliki? Kapan lagi kalau bukan mulai sekarang Jadikan kemampuan membaca cepat sebagai kebutuhan yang mendesak sehingga perlu segera dikuasai

1. Menemukan Gagasan Pokok

Kemampuan membaca cepat idealnya diikuti dengan kemampuan menemukan gagasan pokok wacana. Bacalah bacaan dengan panjang 1060 kata berikut ini dengan cepat dan temukan gagasan-gagasan pokoknya Hitunglah beberapa menit dan detik waktu yang kalian habiskan untuk membaca. Y.B. Mangunwijaya Bapak dari Anak-anak Terbuang Karya: Fred Wibowo Romo Mangun adalah seorang yang mengalami perjuangan di masa revolusi bersenjata. Ini baru saya ketahui ketika membaca wawancara- wawancara beliau dan novel-novelnya. Sebetulnya saya tidak terlalu sering bertemu dengan Romo Mangun, tetapi setiap kali bertemu tetap saja saya melihat sesuatu yang pada hemat saya merupakan api yang masih berkobar dari perjuangannya pada masa revolusi fisik dahulu, yaitu semangatnya. Dalam setiap kali pembicaraan, saya selalu merasakan getar semangat beliau yang masih berkobar-kobar. Getar itu setiap kali membakar semangat saya, meskipun Romo Mangun bukan seorang Meneladani Nilai-nilai Kepahlawanan 199 agitator. Ia selalu bicara dengan lemah-lembut, tetapi di dalam kelembutannya terkandung suatu kekuatan dan semangat perjuangan yang rasanya tidak pernah habis dari sumbernya. Kemudian, saya insaf bahwa Romo Mangun adalah seorang pejuang tulen dan seorang nasionalis sejati. Romo Mangun adalah seorang pencinta bangsanya. Ini sangat saya rasakan ketika kami berbicara mengenai situasi sosial politik dan kebudayaan negeri ini. Hanya saja perhatian beliau sangat khusus terutama pada generasi mudanya, khususnya anak-anak. Menurut Romo Mangun, anak-anak inilah yang akan menentukan masa depan negeri kita. Kalau sampai kita salah mengasuh anak-anak, akan rapuhlah negara dan bangsa kita. Oleh sebab itu, Romo Mangun sangat memerhatikan pendidikan anak-anak, dan sangat mencintai anak-anak. Di beberapa tempat berkarya seperti di lembah Kali Code, di pantai Grigak Panggang Gunung Kidul, dan di Kedung Ombo, Romo Mangun selalu memiliki perhatian khusus untuk anak-anak. Beberapa kali bertemu dengan saya yang selalu ia minta adalah kalau ada seorang guru tari yang mau dan dapat mengajar tari anak-anak di tempat- tempat tersebut. Saya memang menyanggupi, tetapi sampai tulisan ini saya buat dengan permohonan maaf yang sangat besar, saya terpaksa harus mengakui bahwa saya gagal mencari guru tari untuk anak-anak yang bersedia tanpa pamrih di lingkungan-lingkungan tersebut. Rupanya untuk anak-anak yang tersingkir, untuk lingkungan yang terbuang banyak orang terlalu sibuk untuk dapat memberi perhatian kepada mereka. Sementara Romo Mangun dengan atau tanpa teman terus berjuang di tengah-tengah mereka. Perhatian terhadap pendidikan anak-anak beliau wujudkan dalam SD eksperimen di Sekolah Dasar Kanisius Mangunan Yogyakarta. Romo Mangun berpendapat bahwa pendidikan dasar merupakan kunci apakah seorang anak akan menjadi manusia yang berguna atau tidak. Beliau sangat mengkritik kurikulum pendidikan pada umumnya dan pendidikan dasar pada khususnya. Beliau juga mengeluh bahwa karena sistem pendidikan dan kurikulum yang tidak menentu menyebabkan guru-guru pun menjadi kebingungan. Ini berakibat kemudian para guru hanya menjadi pelaksana kurikulum dan tidak sungguh-sungguh mendudukkan dirinya sebagai guru pendidik sejati. Dalam perbincangan di pantai Sundak Gunung Kidul, ketika beliau kebetulan mengajak stafnya untuk suatu refreshing course dan saya sedang melatih