Meneladani Nilai-nilai Kepahlawanan
197
Sebagai contoh, perhatikan ilustrasi berikut Dalam suatu presentasi program kegiatan, terdapat peserta yang
mengajukan tanggapan: Saudara penyaji,rencana program yang Saudara kemukakan belum
menyebutkan teknis pelaksanaan penyaluran bantuan makanan, pakaian pantas pakai, dan obat-obatan yang akan kita berikan kepada korban
bencana banjir. Tolong dijelaskan lebih terperinci
Berdasarkan tanggapan di atas, orang yang mempresentasikan program kegiatan dapat memberikan penjelasan:
Untuk pelaksanaan penyaluran bantuan nanti, kami telah meminta bantuan alat transportasi kepada Dinas Pekerjaan Umum berupa dua buah
truk dan tiga mobil pick up. Beberapa kepala instansi pemerintah juga telah menawarkan mobil dinasnya untuk dipakai selama pelaksanaan
program penyaluran bantuan tersebut.
Tim SAR juga telah bersedia membantu mendistribusikan bantuan tersebut dengan perahu karet yang mereka miliki. Sebagai langkah awal
kemarin kami telah memberangkatkan lima anggota tim langsung ke lapangan sebagai bantuan darurat dan telah memberikan laporan kondisi
wilayah yang terkena bencana. Tim kedua akan menyusul siang ini pukul 11.00 WIB yang akan membawa seluruh bantuan. Sedangkan tim ketiga
masih bertugas di sini untuk menghimpun bantuan. Demikian Saudara penanya, beberapa hal yang dapat kami jelaskan.
L atihan
8.2
Bagilah kelas dalam kelompok-kelompok tiap kelompok terdiri atas 5–6 siswa dan kerjakan tugas sebagai berikut.
1. Susun program kegiatan yang akan dilaksanakan seluruh siswa
di kelas kalian 2.
Kemukakan program kegiatan yang telah kalian susun bersama teman kelompok kepada guru dan kelompok lain di muka kelas
3. Teman sekelas akan memberikan tanggapan berupa pertanyaan
maupun permintaan penjelasan terhadap program kerja tersebut. Mereka juga akan memberi masukan atas program
kerja yang telah kalian sampaikan
4. Jawablah pertanyaan maupun tanggapan yang mereka berikan
dengan kalimat yang komunikatif, santun, dan efektif 5.
Perbaikilah program kegiatan yang kalian kemukakan berdasarkan tanggapan yang dikemukakan kelompok lain
198
Bahasa Indonesia XII Program Bahasa
C. Membaca Cepat Sebuah Teks
Setelah mempelajari materi pembelajaran ini kalian diharapkan mampu:
1. membaca cepat 300-350 kata per menit,
2. menyebutkan ide pokok suatu teks,
3. menjawab secara benar 75 dari seluruh pertanyaan.
Kalian harus menyadari bahwa bahan bacaan yang perlu kalian baca dari hari ke hari semakin banyak. Coba bayangkan bagaimana mungkin
kalian bisa menyelesaikan bahan bacaan yang banyak itu jika tidak memiliki kemampuan membaca. Untuk itu, sekali lagi perlu disadari bahwa menjadi
pembaca yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan bagi kalian. Itu artinya kalian perlu memiliki kemampuan membaca cepat. Kapan
kemampuan membaca cepat itu perlu dimiliki? Kapan lagi kalau bukan mulai sekarang Jadikan kemampuan membaca cepat sebagai kebutuhan
yang mendesak sehingga perlu segera dikuasai
1. Menemukan Gagasan Pokok
Kemampuan membaca cepat idealnya diikuti dengan kemampuan menemukan gagasan pokok wacana. Bacalah bacaan dengan panjang 1060
kata berikut ini dengan cepat dan temukan gagasan-gagasan pokoknya Hitunglah beberapa menit dan detik waktu yang kalian habiskan
untuk membaca.
Y.B. Mangunwijaya Bapak dari Anak-anak Terbuang
Karya: Fred Wibowo
Romo Mangun adalah seorang yang mengalami perjuangan di masa revolusi bersenjata. Ini baru saya ketahui ketika membaca wawancara-
wawancara beliau dan novel-novelnya. Sebetulnya saya tidak terlalu sering bertemu dengan Romo Mangun, tetapi setiap kali bertemu tetap saja saya
melihat sesuatu yang pada hemat saya merupakan api yang masih berkobar dari perjuangannya pada masa revolusi fisik dahulu, yaitu
semangatnya. Dalam setiap kali pembicaraan, saya selalu merasakan getar semangat beliau yang masih berkobar-kobar. Getar itu setiap kali
membakar semangat saya, meskipun Romo Mangun bukan seorang
Meneladani Nilai-nilai Kepahlawanan
199
agitator. Ia selalu bicara dengan lemah-lembut, tetapi di dalam kelembutannya terkandung suatu kekuatan dan semangat perjuangan
yang rasanya tidak pernah habis dari sumbernya. Kemudian, saya insaf bahwa Romo Mangun adalah seorang pejuang tulen dan seorang
nasionalis sejati.
Romo Mangun adalah seorang pencinta bangsanya. Ini sangat saya rasakan ketika kami berbicara mengenai situasi sosial politik dan
kebudayaan negeri ini. Hanya saja perhatian beliau sangat khusus terutama pada generasi mudanya, khususnya anak-anak. Menurut
Romo Mangun, anak-anak inilah yang akan menentukan masa depan negeri kita. Kalau sampai kita salah mengasuh anak-anak, akan
rapuhlah negara dan bangsa kita. Oleh sebab itu, Romo Mangun sangat memerhatikan pendidikan anak-anak, dan sangat mencintai anak-anak.
Di beberapa tempat berkarya seperti di lembah Kali Code, di pantai Grigak Panggang Gunung Kidul, dan di Kedung Ombo, Romo Mangun
selalu memiliki perhatian khusus untuk anak-anak. Beberapa kali bertemu dengan saya yang selalu ia minta adalah kalau ada seorang
guru tari yang mau dan dapat mengajar tari anak-anak di tempat- tempat tersebut. Saya memang menyanggupi, tetapi sampai tulisan ini
saya buat dengan permohonan maaf yang sangat besar, saya terpaksa harus mengakui bahwa saya gagal mencari guru tari untuk anak-anak
yang bersedia tanpa pamrih di lingkungan-lingkungan tersebut. Rupanya untuk anak-anak yang tersingkir, untuk lingkungan yang
terbuang banyak orang terlalu sibuk untuk dapat memberi perhatian kepada mereka. Sementara Romo Mangun dengan atau tanpa teman
terus berjuang di tengah-tengah mereka.
Perhatian terhadap pendidikan anak-anak beliau wujudkan dalam SD eksperimen di Sekolah Dasar Kanisius Mangunan Yogyakarta. Romo
Mangun berpendapat bahwa pendidikan dasar merupakan kunci apakah seorang anak akan menjadi manusia yang berguna atau tidak.
Beliau sangat mengkritik kurikulum pendidikan pada umumnya dan pendidikan dasar pada khususnya. Beliau juga mengeluh bahwa karena
sistem pendidikan dan kurikulum yang tidak menentu menyebabkan guru-guru pun menjadi kebingungan. Ini berakibat kemudian para guru
hanya menjadi pelaksana kurikulum dan tidak sungguh-sungguh mendudukkan dirinya sebagai guru pendidik sejati. Dalam
perbincangan di pantai Sundak Gunung Kidul, ketika beliau kebetulan mengajak stafnya untuk suatu refreshing course dan saya sedang melatih