Wacana Ilmiah Mengidentifikasi Berbagai Wacana Jurnalistik, Sastra, Ilmiah,

208 Bahasa Indonesia XII Program Bahasa peminat bidang ilmiah kaum intelektual, cendekiawan, atau ilmuwan disebut wacana ilmiah. Wacana ilmiah juga memiliki beberapa ciri, antara lain: 1 penuturan cermat, lugas, tepat, dan tidak berbelit-belit; 2 menggunakan kalimat efektif; 3 menggunakan bahasa standar atau baku; 4 menggunakan kata, ungkapan, dan cara-cara penuturan yang khusus, serta istilah khusus dalam bidang ilmiah; dan 5 bahasa yang digunakan terkesan merupakan bahasa yang berat, terutama yang dipakai untuk menyampaikan pengetahuan murni yang banyak mengandung pengertian abstrak. L atihan 8.5 Tentukan jenis wacana berikut ini Terangkan alasannya mengapa kalian menentukan wacana ke dalam jenis itu 1. Berdasarkan keaktifan partisipan komunikasi, wacana dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu i wacana monolog monologue discourse, ii wacana dialog dialogue discourse, dan iii wacana polilog polylogue discourse. Wacana monolog adalah wacana yang pemroduksiannya hanya melibatkan pihak pembicara. Wacana dialog adalah wacana yang pemroduksiannya melibatkan dua pihak yang bergantian peran sebagai pembicara dan pendengar. Wacana polilog adalah wacana yang diproduksi melalui pertukaran tiga jalur atau lebih. Sumber: I. Praptomo Baryadi. 2002. Dasar-dasar Analisis Wacana dalam Ilmu Bahasa. Yogyakarta: Gondhosuli, hal. 11. 2. Susah Payah Antre untuk Dapatkan Penyembuhan Tidak seperti biasanya, gedung Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia IPHI Solo di daerah Baron tampak ramai. Ratusan kendaraan roda dua dan puluhan mobil tampak terparkir di halaman gedung IPHI, Sabtu 1023. Mereka tidak melakukan manasik haji atau untuk mendengarkan pengajian, tetapi ratusan pengunjung itu ingin mendapatkan pengobatan gratis yang dilakukan oleh pakar Reiki Ling Chi, Ricky Suharlim. Sumber: Solopos, Minggu Wage, 24 Oktober 2004 Meneladani Nilai-nilai Kepahlawanan 209 L atihan 8.6 3. …. Tuhanku Aku hilang bentuk remuk Tuhanku Aku mengembara di negeri asing Tuhanku di pintumu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling Sumber: Herman J. Waluyo. 2003. Apresiasi Puisi untuk Pelajar dan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia, hal. 10. 4. …. Aku terdiam. Pandanganku beralih ke sosok yang ada di sampingnya. Nafasku terasa sesak ketika kumelihat Sari yang dengan mesra menggandeng tangan Dhani, kekasihku. Dia tersenyum sinis padaku. Aku tak percaya dengan apa yang kuterima saat ini. Kenyataan apa yang berlaku pada hidupku malam ini? …. Sumber: Ginanjar Pontia Setiawati. MOP No. 272, tahun XXIII, April 2005, hal.47.

2. Mengorganisasikan Wacana

Secara mudah, mengorganisasikan wacana dapat diartikan kegiatan menata, menyusun, mengurutkan, atau menyajikan wacana secara berurutan runtut. Wacana yang tidak terorganisasi akan menimbulkan kebingungan, salah penafsiran, dan sebagainya. Wacana yang tidak terorganisasi akan menimbulkan kesulitan dalam memahami isi atau maksudnya, sehingga informasi yang disampaikan kepada sasarannya tidak tepat. Organisasikan komponen-komponen wacana yang masih acak berikut ini, sehingga membentuk sebuah wacana yang utuh dan terpadu 1. a. Begitulah manfaat beraerobik yang dapat memasukkan cukup banyak oksigen. 210 Bahasa Indonesia XII Program Bahasa L atihan 8.7 b. Aerobik adalah bentuk aktivitas yang dapat menyebabkan denyut jantung meningkat secara berkesinambungan dalam beberapa menit. c. Makin kuatnya jantung dan elastisitasnya paru-paru bekerja akan makin banyak oksigen yang dibagi-bagikan ke seluruh badan. d. Beraerobik berarti kita melihat sistem urat-urat jantung untuk memproses oksigen secara cepat dan efisien. 2. Laporan Kegiatan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan PPPK a. Simpulan dan saran b. Pertolongan pertama c. Hari dan tanggal kejadian d. Manfaat pertolongan pertama e. Identitas korban f. Identitas penolong g. Tempat kejadian

3. Menentukan Kekohesian dan Kekoherenan Wacana secara Utuh

Bagian-bagian wacana harus saling berhubungan. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan keutuhan. Jenis hubungan antarbagian wacana dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu hubungan bentuk kohesi dan hubungan makna atau hubungan semantis koherensi.

a. Kohesi

Kohesi merupakan hubungan perkaitan antarproposisi yang dinyatakan secara eksplisit oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik dalam kalimat-kalimat yang membentuk wacana. Perhatikan contoh berikut. A : Apa yang dilakukan Hari di perantauan? B : Di sana ia bertanam kelapa sawit. Pernyataan yang diujarkan dinyatakan oleh A berkaitan dengan proposisi yang dinyatakan oleh B. Kaitan tersebut diwujudkan dalam bentuk pemakaian kata ganti pronomina di sana yang merujuk ke di perantauan. Inilah yang dimaksud adanya kohesi antarbagian wacana. Perhatikan juga contoh kekohesian antarbagian dalam wacana berikut ini.