Berdasarkan formalitas hubungan, ragam bahasa dapat dibedakan

182 Bahasa Indonesia XII Program Bahasa 2. Apa yang dimaksud dengan ragam bahasa dan variasi bahasa? Terangkan pula perbedaan ragam bahasa lisan dengan ragam bahasa tulis 3. Tentukan perbedaan ragam bahasa yang digunakan dalam setiap wacana di bawah ini Perbedaan itu dapat dilihat dari cara berwacana, formalitas hubungan, atau yang lain. Terangkan pula aspek-aspek yang ada di dalamnya a. arimawan setya jalan pringgadani 12 A cirebon jemput aku di stasiun kma minggu 15 mei 2008 pukul 13.00 ttk niken jalan bangau 17 b solo b. Rony : “Selamat pagi, bisakah saya berbicara dengan Seto?” Santi : “Maaf, dia baru saja keluar. Saya Santi, adiknya. Adakah pesan yang dapat saya sampaikan pada kakak?” Rony : “Ah, tidak. Tolong sampaikan saja kalau tadi Rony menghubunginya. Ada hal penting yang akan disampaikan.” Santi : “Baiklah. Maaf, bolehkah saya tahu apa masalahnya?” Roni : “Ah, saya rasa tidak perlu. Ini masalah kami berdua. Tampaknya kurang etis kalau diungkapkan kepada orang lain. Maaf lho” Santi : “Baiklah kalau begitu. Nanti akan saya sampaikan kepadanya.” Rony : “Oke. Terima kasih dan selamat pagi.” Santi : “Pagi.” c. Ibu : “Selamat, Nak. Ibu sangat senang. Kalian telah mendapatkan pekerjaan.” Edy : “Terima kasih, Bu. Semua ini berkat doa dan kebaikan Ibu. Bu, berhubung lokasi kerja saya cukup jauh, bagaimana jika mulai minggu depan saya mencari kontrakan?” Problematika Tenaga Kerja Indonesia 183 Ibu : “Apa sudah dipertimbangkan? Tapi, kalau itu sudah menjadi niat dan tekadmu, rasanya tak ada alasan Ibu untuk menolaknya. Jadi, silakan saja.” Edy : “Terima kasih, Bu. Mohon doa restunya.” d. Dani : “Menurutmu, jenis film apa yang paling menarik bagi anak muda?” Beni : “Wah, sulit bagiku untuk mengatakannya.” Dani : “Paling tidak kalian mempunyai pendapat.” Beni : “Yah… kukira ‘film action’ sangat menarik bagi pria, sementara drama rumah tangga banyak menarik perhatian kaum wanita.” Dani : “Benar juga katamu.” e. Kepsek : “Pendidikan menjadi tanggung jawab kita bersama. Kita tidak dapat menangani semua permasalahan itu sendiri-sendiri. Jadi, penanganan kenakalan remaja menjadi tanggung jawab kita bersama, yaitu antara lain orang tua, guru, masyarakat, dan pemerintah.” f. Putri : “Maaf, Pak. Rasanya tidak masuk akal jika dia dapat membuat prakarya sebagus itu. Lagipula, dalam waktu yang relatif singkat dan di sela-sela banyaknya tugas, rasanya hal itu tak mungkin dapat dilakukannya.” g. “Cukup menarik pertanyaan yang Saudara ajukan. Saya mengucapkan terima kasih atas kejelian penyimakan Anda. Baiklah akan saya coba menjawab pertanyaan Anda.” “Pertanyaan Saudara A pada hemat saya sama dengan pertanyaan penanya ke-2. Oleh karena itu, hal itu tidak akan saya terangkan lagi.” h. sepisau luka sepisau duri sepikul dosa sepikan sepi sepisau duka serisau diri sepisau sepi sepisau nyanyi sepisaupa sepisaupi sepisapunya sepikan sepi sepisaupa sepisaupi sepikul diri keranjang duri 184 Bahasa Indonesia XII Program Bahasa

2. Menggunakan Berbagai Ragam Bahasa Sesuai dengan Konteks

dan Situasi Pragmatik Penggunaan bahasa yang pragmatik sangat ditentukan oleh beberapa hal, antara lain kepada siapa, dalam situasi apa, untuk tujuan apa, di mana, kapan, tentang hal apa, dan sebagainya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa bahasa yang pragmatik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan konteksnya. Perhatikan perbandingan penggunaan ragam bahasa berdasarkan konteks yang berbeda berikut ini. Ragam Bahasa I Ragam Bahasa II “Harganya?” “Berapa harga pensil ini, Pak?” ”Pak, berapa harga pensil ini?” ”Berapakah harga pensil ini?” ”Anaknya…?” ”Berapa anak Saudara?” ”Anak Saudara berapa?” “Profesinya apa?” ”Apa profesi Anda?” ”Apa pekerjaan Anda?” ”Peraut” ”Apakah kamu mempunyai peraut?” ”Bisakah saya meminjam peraut kamu?” ”Pak, bisakah saya pinjam perautnya?” Berdasarkan tabel di atas, ragam bahasa I maupun II bersifat pragmatik dan komunikatif. Konteks dan situasi yang melatarbelakangi percakapan berbeda, tetapi makna pembicaraannya sama dan mudah dimengerti. Namun, kedua ragam bahasa tersebut tidak dapat digunakan dalam situasi dan konteks yang sama. Ragam bahasa I mencerminkan situasi yang tidak formal, bersifat santai, atau mungkin pembicara dan lawan bicara sudah cukup akrab. Sebaliknya, ragam bahasa II mencerminkan situasi formal, bersifat hormat, atau barangkali pembicara dan lawan bicara belum kenal. L atihan 7.6 1. Lakukan percakapan di depan kelas antara dua orang Percakapan mencerminkan aspek emosi yang isinya adalah cara mengetahui rasa puas dan tidak puas. Gunakan bahasa yang pragmatis Problematika Tenaga Kerja Indonesia 185 2. Susunlah teks percakapan yang mencerminkan sikap intelektual antara tiga orang siswa di kelas. Isi percakapan adalah untuk mengetahui sesuatu itu mungkin atau tidak mungkin. Perhatikan aspek kepragmatikan berbahasa 3. Susunlah percakapan yang mencerminkan aspek informasi faktual antara tiga orang siswa ketika di kelas Isi percakapan adalah untuk mempersilakan peserta diskusi memberikan tanggapan. Perhatikan aspek kepragmatikan berbahasa 4. Susunlah sebuah artikel tentang pendidikan di SMA Gunakan ragam bahasa yang sesuai Panjang artikel kira-kira lima paragraf. 5. Secara bergantian, sampaikan pidato di depan kelas yang mencerminkan aspek penalaran Isi pidato adalah untuk menyatakan sesuatu logis atau tidak logis tentang suatu program yang ada di sekolah. Gunakan bahasa yang pragmatis dan perhatikan aspek penampilan 6. Secara berkelompok, susunlah sebuah naskah drama ringkas bertemakan kepahlawanan seorang tokoh dalam mem- perjuangkan kemerdekaan Indonesia Jumlah tokoh sesuaikan dengan jumlah anggota kelompok 7. Pelajari naskah drama yang sudah kalian buat dengan anggota kelompok kalian Jangan lupa, perankan naskah drama tersebut di muka kelas Dengan bimbingan guru, siswa yang lain bertugas mengomentari berbagai hal yang ada dalam pemeranan berdasarkan tinjauan pragmatik R angkuman 1. Menganalisis laporan pelaksana kegiatan sebaiknya memerhatikan materi atau isi kegiatan, kelengkapan isi laporan, serta penyampaian laporan dari segi vokal maupun keterampilan. 2. Berpidato tanpa teks memerlukan persiapan konsep serta catatan- catatan penting sebagai pegangan pembawa pidato untuk mengurutkan bagian-bagiannya. 3. Berpidato menggunakan teks dilakukan agar seorang pembaca pidato tidak mengalami hambatan. Pembaca harus memahami isi pidato dan membacanya dengan memerhatikan kejelasan, intonasi, ekspresi wajah, serta penekanan pada kata-kata kunci.