Menulis Laporan Diskusi Mengenang Peristiwa 293

32 Bahasa Indonesia XII Program Bahasa menjadi semakin bertambah. Pencemaran dan kerusakan lingkungan terjadi di banyak tempat, di kota-kota bahkan di desa. Terjadinya berbagai permasalahan lingkungan itu antara lain dipicu oleh praktik pembabatan hutan. Dampak dari pencemaran dan kerusakan lingkungan dapat mengganggu kelestarian ekosistem, seperti bumi makin panas, mata air mengecil atau mati dan masih banyak lagi dampak terhadap kesehatan, seperti meningkatnya penderita infeksi saluran pernapasan atas ISPA, diare, dan muntaber. Berbagai permasalahan di atas juga berdampak global, yakni jebolnya lapisan ozon dan terjadinya perubahan iklim. Upaya mengatasi permasalahan pencemaran dan kerusakan lingkungan tersebut bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi tanggung jawab banyak pihak, yakni pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, warga masyarakat, termasuk pelajar. Pelajar harus memiliki kesadaran tentang pentingnya upaya pelestarian lingkungan. Banyak yang dapat dilakukan siswa untuk mengatasi laju kerusakan maupun pencemaran lingkungan. Berdasarkan hasil yang telah dilakukan dapat dikemukakan sejumlah kegiatan yang perlu dilakukan siswa untuk mengatasi permasalahan lingkungan di atas, yaitu: 1. Menggunakan kertas secara efisien. Jika menggunakan kertas untuk fotokopi, gunakanlah secara bolak-balik dua sisi. Gunakan kertas bekas untuk membuat draft karangan atau draft lainnya. Kumpulkan kertas yang sudah tidak terpakai, dijual, atau berikan kepada pemulung, dan jangan dibuang sembarangan. 2. Setelah menggunakan kamar kecil, jangan lupa mematikan air kran. Laporkan kepada petugas jika kita menjumpai kran air yang bocor atau rusak. 3. Laporkan bila air buangan di kamar mandi macet atau buntu. Hal ini penting karena makin banyak air terbuang berarti kita turut memboroskan sumber daya alam. 4. Jika sudah selesai pelajaran, pastikan sebelum meninggalkan ruangan, lampu dimatikan. 5. Membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya. Jangan membuang sampah di pot, lubang WC, dan selokan. Pentingnya Menjaga Kesehatan 33 L atihan 2.8 Sehubungan dengan hasil diskusi di atas, disepakti hal-hal berikut. 1. Perlu ada gerakan sadar lingkungan dengan cara melakukan kegiatan kebersihan sekolah secara berkala yang diikuti semua warga sekolah. 2. Perlu adanya tata tertib yang mengatur upaya-upaya pelestarian lingkungan. 3. Perlu pemberian sanksi bagi siswa yang melangggar tata tertib. 4. Perlu kegiatan penghijauan di lingkungan sekolah. Lampiran: 1. Makalah 2. Daftar hadir peserta 1. Lakukan diskusi kelas dengan topik Upaya Menjaga Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan di Sekolah. Untuk itu, terlebih dahulu tentukan siapa yang menjadi pembicara, moderator, dan notulis. Minta kepada calon pembicara untuk menyusun makalah. 2. Setelah selesai kegiatan diskusi, susunlah laporan hasil kegiatan diskusi tersebut Jangan lupa, lampirkan makalah dan daftar hadir peserta diskusi 3. Simpulkan laporan hasil diskusi tersebut

E. Mengaplikasi Kohesi dan Koherensi

Setelah mempelajari materi pembelajaran ini kalian diharapkan mampu: 1. mengenal aspek kohesi dan koherensi dalam wacana, 2. mengaplikasi aspek kohesi dan koherensi pada tingkat paragraf, 3. menganalisis wacana. Bagian-bagian wacana harus saling berhubungan. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan keutuhan. Jenis hubungan antarbagian wacana dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu hubungan bentuk kohesi dan hubungan makna atau hubungan semantis koherensi. 34 Bahasa Indonesia XII Program Bahasa

1. Kohesi dan Koherensi dalam Wacana

Kohesi merupakan hubungan keterkaitan antarunsur dalam struktur sintaksis atau struktur wacana yang ditandai antara lain oleh konjungsi kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, antarkalimat, pengulangan, penyulihan, dan pelesapan, seperti dia tetap belajar meskipun sudah mengantuk. Perhatikan contoh berikut. A : Apa yang dilakukan Hari di perantauan? B : Di sana ia bertanam kelapa sawit. Pernyataan yang diujarkan oleh A berkaitan dengan pernyataan penguat yang dinyatakan oleh B. Keterkaitan tersebut diwujudkan dalam bentuk pemakaian kata ganti pronomina di sana yang merujuk ke di perantauan. Inilah yang dimaksud adanya kohesi antarbagian wacana. Perhatikan juga contoh kekohesian antarbagian dalam wacana berikut ini. a. Rudi adalah pekerja keras. Ia selalu bangun lebih awal daripada saudara-saudaranya yang lain. Pagi-pagi ia harus mencarikan makan ternaknya. Ia juga selalu membantu ayahnya membajak di sawah. Sepulang dari sawah, anak itu masih harus membantu ibunya di dapur. Begitulah kegiatannya setiap hari. b. Sejak kecil Amin tinggal di lingkungan pondok pesantren. Banyak kegiatan yang ia lakukan selama di sana. Amin selalu belajar mengaji. Di sana ia juga rajin berpuasa. Di sana hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan lebih ditekankan. Hampir setiap hari ia bergelut dengan ilmu agama. Keterkaitan semantis menyangkut makna antara bagian-bagian wacana disebut koherensi. Kekoherensian bagian wacana yang satu dengan yang lain ditandai adanya hubungan yang erat, saling melengkapi, atau saling menjelaskan. Perhatikan contoh di bawah ini. a. Ada tiga hal yang perlu kita lakukan agar badan tetap sehat. Pertama, kita harus makan atau mengonsumsi makanan secara teratur dan tidak berlebihan. Kedua, kita harus melakukan olahraga secara rutin. Yang ketiga, istirahat cukup dan teratur. b. Pekerjaan mengarang atau menulis membutuhkan penguasaan atas beberapa pengertian dasar dan latihan. Selain harus mengerti beberapa pengertian dasar tentang ejaan, penggunaan kosakata, kalimat, serta kaidah-kaidah ketatabahasaan, subjek individu juga dituntut menguasai beberapa pengertian dasar tentang wacana.