Meneladani Nilai-nilai Kepahlawanan
203
a. Romo Mangun bukanlah seorang agitator, melainkan seorang pejuang
tulen yang lemah-lembut dan nasionalis sejati. Apakah yang dimaksud nasionalis sejati?
b. Di antara manusia dalam kelompok umur tertentu, siapakah yang
paling mendapatkan perhatian Romo Mangun? c.
Apakah yang terjadi kalau kita sampai salah dalam mengasuh anak- anak?
d. Sebutkan tempat-tempat yang pernah digunakan Romo Mangun
dalam melaksanakan karya-karya kemanusiaannya yang bernuansa religius tersebut
e. Mengapa Romo Mangun perlu membuat eksperimen-eksperimen
pada tingkat pendidikan dasar? f.
Bagaimanakah sikap Romo Mangun ketika sudah mengorbankan diri namun justru mendapat balasan yang menyakitkan hati?
g. Romo Mangun adalah sahabat yang sangat memerhatikan teman-
temannya. Bagaimana wujud perhatian itu? h.
Romo Mangun memiliki perhatian yang sangat luar biasa terhadap kaum yang terbuang dan tersingkir. Siapakah kaum yang terbuang
dan tersingkir itu?
i. Mengapa Fred Wibowo mengatakan bahwa Romo Mangun adalah
seorang pecinta bangsanya? j.
Sebutkan tiga kesan mendalam tentang Romo Mangun yang dirasakan oleh Fred Wibowo
Sekarang cocokkan jawaban kalian dengan isi bacaan. Jika jawaban
minimal 75 benar, berarti kalian telah berhasil membaca cepat. Jika belum, teruslah berlatih membaca wacana-wacana yang mudah dalam bentuk
deskriptif dan bahan-bahan nonfiksi lain yang bersifat informatif, serta membaca fiksi yang agak sulit untuk menikmati keindahan sastranya dan
mengantisipasi akhir cerita.
L atihan
8.3
Cari dan bacalah wacana yang bersifat informatif. Catatlah waktu baca kalian. Hitunglah jumlah kata wacana tersebut dengan menghitung
jumlah rata-rata kata per baris, dikalikan jumlah baris setiap halaman, dikalikan jumlah halaman.
Sekarang hitunglah kecepatan membaca kalian. Jika kecepatan baca 350 kata per menit, berarti kalian telah berhasil membaca cepat. Jika di atas
350 kata per menit, hal itu sangat bagus. Akan tetapi jika di bawah 300 kata per menit, berarti kecepatan membaca kalian masih kurang. Ujilah
kemampuan membaca cepat dengan menyebutkan ide pokok bacaan.
204
Bahasa Indonesia XII Program Bahasa
D. Menulis Paragraf Contoh, Perbandingan,
dan Proses
Setelah mempelajari materi pembelajaran ini kalian diharapkan mampu:
1. mengenal beberapa jenis paragraf,
2. mengenali ciri-ciri paragraf contoh, perbandingan, dan proses,
3. menyusun paragraf contoh, perbandingan, dan proses.
Untuk mengembangkan sebuah paragraf, baik untuk memerinci gagasan utama maupun untuk mengurutkan perincian-perinciannya
dengan teratur, dikembangkanlah bermacam-macam pengembangan. Metode pengembangan yang dipakai bergantung pada sifat paragraf.
Dasar pengembangan paragraf terjadi karena adanya hubungan alamiah, hubungan logis, serta ilustrasi-ilustrasi. Berikut ini dijelaskan beberapa
metode pengembangan paragraf, yaitu paragraf perbandingan, contoh, dan proses.
1. Paragraf untuk Perbandingan
Paragraf perbandingan dan pertentangan adalah suatu cara yang digunakan pengarang untuk menunjukkan kesamaan atau perbedaan
antara dua orang, objek, atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu. Kalian dapat membandingkan misalnya dua tokoh pendidikan,
bagaimana politik pendidikan yang dijalankannya dengan memerhatikan pula segi-segi lain untuk menerangkan gagasan sentral itu. Maksud
perbandingan adalah untuk sampai kepada suatu penilaian yang relatif mengenai kedua tokoh tersebut. Segi-segi perbandingan harus disusun
sekian macam sehingga kalian dapat sampai kepada gagasan sentralnya. Misalnya mula-mula kalian membandingkan rasa humor mereka, cara
mereka menghadapi lawan-lawannya, cara mereka menghargai pendukung-pendukungnya, serta tingkah laku pribadi mereka; rangkaian
perbandingan-perbandingan itu diarahkan kepada gagasan sentral, yaitu bagaimana rasa humor menjadi senjata politis, serta bagaimana
menghadapi lawan-lawan mereka sekian macam sehingga tidak merugikan sahabat-sahabat dan sekutu-sekutu mereka.
Meneladani Nilai-nilai Kepahlawanan
205
L atihan
8.4
2. Paragraf untuk Contoh
Metode yang kedua adalah contoh. Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya, atau generalisasi-generalisasi memerlukan ilustrasi-ilustrasi
yang konkret sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Untuk ilustrasi terhadap gagasan-gagasan atau pendapat yang umum itu sering
dipergunakan contoh-contoh yang konkret, yang mengambil tempat dalam sebuah alinea. Tetap harus diingat bahwa sebuah contoh sama sekali
tidak berfungsi untuk membuktikan pendapat seseorang, tetapi dipakai sekadar untuk menjelaskan maksud penulis. Dalam hal ini pengalaman-
pengalaman pribadi merupakan bahan yang paling efektif untuk setiap pengarang.
3. Paragraf untuk Proses
Sebuah dasar lain yang juga dapat dipergunakan untuk menjaga agar perkembangan sebuah alinea dapat disusun secara teratur adalah
proses. Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu, atau
urutan dari sesuatu kejadian atau peristiwa.
Untuk menyusun sebuah proses, pertama-tama penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh. Kedua, ia harus
membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya. Bila tahap-tahap kejadian ini berlangsung dalam waktu-waktu yang berlainan, maka penulis
harus memisahkan dan mengurutkannya secara kronologis. Ketiga, sesudah mengadakan pembagian seperti diuraikan tadi, ia harus
menjelaskan tiap tahap dalam detail yang cukup tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas.
Ketiga pola pengembangan paragraf di atas hanya sebagian kecil dari pola pengembangan paragraf yang berkembang dalam bahasa Indonesia.
Pada kenyataannya di dalam sebuah paragraf, biasanya terdapat lebih dari satu pola pengembangan dan pemakaiannya ditentukan oleh pilihan
atau selera penulis.
1. Cari masing-masing sebuah contoh paragraf perbandingan,
paragraf contoh, dan paragraf proses 2.
Susunlah paragraf perbandingan, paragraf contoh, dan paragraf proses masing-masing sebuah