Sumberdaya SosialKelembagaan Kegiatan Produksi Pertanian Utama

72 hulu. Akan tetapi pada musim kemarau, lahan usahatani seringkali kekeringan dan petani menemuni kesulitan mendapatkan air.

b. Sumberdaya SosialKelembagaan

Berdasarkan pengamatan di lapangan dan data sekunder, di setiap desa di kawasan pertanian sekurang-kurangnya ada satu kelompok tani. Ada beberapa kelompok tani yang berfungsi dengan baik, tetapi sebagian besar tidak seperti yang diharapkan. Salah satu kelompok tani yang berfungsi dengan baik adalah kelompok peternak Majujaya di desa Limbangan Wetan. Kelompok tersebut dibentuk oleh para peternak untuk memecahkan permasalahan-permasalahan dalam teknik budidaya dan pemasaran.

c. Kegiatan Produksi Pertanian Utama

Kegiatan produksi pertanian utama di kawasan pertanian Brebes-Larangan adalah pertanian tanaman hortikultur, khususnya bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan ternak itik. Sebaran wilayah produksi untuk masing-masing komoditas adalah sebagai berikut • Bawang merah terdapat hampir disetiap desa di kecamatan Brebes dan Larangan. • Cabai merah terdapat di desa Larangan, Sitanggal, dan Rengaspendawa Kecamatan Larangan, serta berbagai desa di wilayah hinterlandnya. • Cabai rawit ditanam di desa Larangan, Sitanggal, dan Rengaspendawa Kecamatan Larangan Penanaman tanaman sayuran umumnya dilakukan pada lahan sawah di musim kemarau sebagai tanaman rotasi bagi padi sawah. Penanaman pada musim kemarau ini juga disebabkan pada musim penghujan kawasan pertanian ini rentan banjir dan lahan terlalu basah. Pola tanaman yang digunakan petani umumnya adalah tumpang gilir antara bawang merah dan cabai, dengan pola bawang-cabai merah-bawang, disusul tanaman padi pada musim penghujan. P RO G R A M ST U D I PS L SEK O LA H P ASC AS AR J AN A IN ST I TU T P ERT A N IAN B O G O R 2 00 5 P R O G R A M S TU D I PSL S EKO LA H PASC ASA RJ A NA I N ST IT U T P ER T AN I AN B O G O R 2005 P ro y ek s i : T r an sv e rs e M er c at o r S i s t e m Gr i d : U T M D a t um H o ri z on t a l : D GN - 95 S U M B E R PE T A : P e t a R u pab um i D i git al I ndo n es i a l e m ba r 1 30 9- 2 2 2, 3 11 ,3 1 3 ,5 44 d ik e lua rk an B A K O SU R T A N A L t ah u n 20 0 0 LE G E ND A : PET A LO KASI 5 5 Kilom e te r s N 270000 270000 280000 280000 290000 290000 30000 0 30000 0 9 22 00 9 22 00 9 23 00 9 23 00 9 2 4 00 00 9 24 00 9 2 5 00 00 9 25 00 D arat an Lau t Jaw a Pengg una an Lahan Air Ra wa Em pan g H utan B aka u Lau t T ana h Koso ng Pe rkeb unan Kebu n Pe rmuk iman d an Te mpa t Keg iat an Sa wah Sa wah T adah H ujan Se mak Be lu ka rAla ng Alang Su ngai T ega la nL adang W aduk Mua ra Ba tas Adm inist ra si Desa LO KA SI S TUDI K AB UP ATEN BRE BE S LO KA S I S TUDI KAB UP ATEN BRE B ES LA U T J A WA SA M U D E R A H I N D I A P R O VI N SI JA WA T E N G AH PR O V I NSI JA WA BARAT Lokasi Kodya Tegal KABU P ATE N TEGA L Ke c a m a tan Jat ib a r an g Ke c am a ta n B re b es Kecam at an Wanas ar i Ke c amatan Laran gan K ec amat an B ulak am ba K e c a m at an Ke ta n gg u nga n LAUT JAWA KAB U P ATE N B RE BES P E TA P EN G G UNA A N LA HA N PE TA P EN G G U NA A N L AH A N Gambar 13. Peta Penggunaan Lahan Kawasan Agropolitan Brebes-Larangan Kabupaten Brebe s 73 74 Penggunaan Lahan Agropolitan Brebes sawah 63 permukiman 13 tegalan 17 lain-lain 7 Gambar 14. Proporsi Penggunaan Lahan di Kawasan Agropolitan Larangan-Brebes, Kabupaten Brebes Pengolahan tanah dilakukan dengan sistem surjan, yaitu bedengan dengan lebar 1 m – 1.2 m yang diapit dengan parit selebar 50m - 70 cm dengan kedalaman 60 cm – 70 cm. Parit tersebut berfungsi sebagai tempat air siraman. Pembuatan surjan dilakukan ketika akan dimulai penanaman bawang merah, dan digunakan hingga penanaman bawang merah terakhir. Penanam cabai merah atau rawit setelah bawang merah dilakukan ketika bawang merah sudah menunggu tua, sehingga tidak memerlukan pengolahan tanah. Sedangkan pada penanaman bawang terakhir, pengolahan tanah dilakukan hanya di atas bedengan untuk menggemburkan tanah setelah tanaman cabai merah dicabut. Bedengan tersebut selanjutnya dibongkar dan disawahkan kembali. Dengan demikian pengolahan tanah yang biasa dilakukan petani di wilayah ini sudah cukup efisien. Teknik budidaya bawang merah yang digunakan sudah cukup intensif. Bibit bawang yang digunakan pada umumnya adalah varietas Bima, salah satu kultivar unggul bawang merah, yang dibeli dari toko bibit, atau hasil panenan musim sebelumnya. Penanaman dilakukan pada jarak tanam 10 x 20 cm. Petani menggunakan pupuk sumber hara N dalam bentuk urea danatau ZA, K dalam bentuk KCl, dan P dalam bentuk TSP atau SP36 danatau DAP. Rata -rata petani telah menggunakan ketiga jenis pupuk tersebut. Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan dalam pemeliharaan bawang merah rata-rata sangat intensif sehingga cenderung berlebihan. Petani melakukan penyemprotan dalam frekuensi 2-3 kali seminggu dengan 2-5 jenis pestisida. Insektisida yang digunakan petani di wilayah ini antara lain curacron, dursban, dan tamaron, sedangkan fungisida yang umum digunakan adalah antracol dan dithane. Pemeliharaan lain juga dilakukan secara 75 intensif. Penyiraman dilakukan setiap hari hingga tanaman berumur 3 minggu, selanjutnya setiap 2 hari sekali hingga 2 minggu menjelang panen. Lahan juga senantiasa dibersihkan dari gulma hingga 2 minggu menjelang panen. Petani berpendapat jika tidak dilakukan demikian maka tidak dapat panen dengan baik dan dapat mengalami gagal panen. Produktivitas bawang merah rata-rata sekitar 10.8 tonha , lebih tinggi dari produksi rata-rata nasional Tabel 6. Tabel 6. Produktivitas Tanaman Komoditas Unggulan di Kawasan Pertanian Brebes-Larangan, Kabupaten Brebes Tahun 2005 Komoditas Unggulan Produktivitas tonha Produktivitas Rata-rata Nasional tonha Bawang merah 10.80 9.20 Cabai merah 2.94 4.17 Teknik budidaya cabai merah yang digunakan petani umumnya kurang intensif. Petani umumnya menggunakan benih lokal yang diperoleh dari buah yang dipanen dari musim sebelumnya. Hanya sebagian kecil saja yang menggunakan benih unggul yang dibeli ketika akan memulai usahatani. Pembuatan bibit dilakuka n dengan sistem cabutan, yaitu bibit disemai dalam bedengan dengan kerapatan tinggi, dan ketika telah berumur 4 minggu dicabut dan ditanam dalam bedengan, di antara barisan bawang merah. Jarak tanaman yang digunakan sangat rapat, yaitu 20 cm x 50 cm. Pemeliharaan tanaman tidak intensif. Pemupukan hanya dilakukan ketika menjelang berbuah, dan petani berpendapat bahwa tanaman cabai merah telah cukup mendapatkan sisa pupuk yang telah diberikan untuk bawang merah. Berbeda dengan bawang merah, kebanyakan peta ni berasumsi tanaman cabai lebih tahan hama dan penyakit dibandingkan dengan bawang merah dan populasi hama di areal pertanaman telah berkurang ketika dilakukan penyemprotan bawang merah sehingga beberapa petani tidak melakukan penyemprotan sama sekali selama musim tanam. Pemeliharaan yang dilakukan umumnya hanyalah pencabutan gulma dan penyiraman pada awal pertumbuhan tanaman. Produktivitas cabai merah rata-rata sekitar 2.94 tonha, jauh lebih rendah dibandingkan dengan potensi produksi cabai merah. Terna k unggulan di kawasan pertanian Brebes-Larangan adalah itik yang terpusat di desa Limbangan Wetan dan Limbangan Kulon. Sistem budidaya yang 76 digunakan adalah semi intensif, kombinasi digembala dan dikandang. Ketika belum bertelur itik digembala, selanjutnya setelah mulai bertelur dikandang dan diberi pakan secara intensif. Penggembalaan dilakukan di lahan sawah yang telah dipanen. Konstruksi kandang yang digunakan adalah dengan konstruksi bambu dengan lantai tanah atau bambu. Pakan yang diberikan terdiri atas campuran dedak, nasi kering loyang, ikan, sayuran hijau, dan remis sumpil dengan beragam komposisi sesuai pengalaman peternak. Potensi usaha itu cukup baik dalam meningkatkan ekonomi wilayah ini karena dapat menumbuhkan industri rumah tangga produksi telur asin, sehingga menjadikan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, dan menjadikan wilayah ini sebagai salah satu pemasok telur asin bagi kebutuhan telur asin daerah lain, termasuk DKI Jakarta. Produktivitas telur sudah cukup baik, yaitu setiap hari mencapai 70-80 populasi itik yang dipelihara, selama periode 9-10 bulan. Itik tua tidak produktif dapat dijual untuk dagingnya dengan harga sekitar Rp14.000ekor.

d. Sistem Agribisnis Sub Sistem Penunjang.