Kegiatan Produksi pert anian Utama

96 Gambar 20. Pola Penggunaan Lahan di Kawasan Agropolitan Turi- Pakem-Cangkringan, Kabupaten Sleman

c. Kegiatan Produksi pert anian Utama

Kawasan pertanian Turi-Cangkringan-Pakem Kabupaten Sleman merupakan kawasan pertanian dataran rendah hingga sedang. Komoditas pertanian yang diusahakan petani antara lain tanaman pangan padi dan jagung, tanaman hortikultura sayuran seperti kacang panjang, terong, cabai merah, mentimun, dan buah-buahan seperti salak, melon, dan semangka. Namun demikian di antara beragam jenis komoditas pertanian tersebut, salak, cabai merah, kacang panjang, melon, dan semangka tampaknya dapat menjadi faktor pendorong perkembangan aktivitas pertanian di wilayah ini. Komoditas salak pondoh bahkan telah menjadi komoditas andalan Kabupaten Sleman, dan telah berkembang industri makanan dengan bahan baku salak, seperti dodol, kripik, dan manisan salak. Teknik budidaya salak yang diterapkan oleh petani di wilayah ini telah cukup intensif. Penanaman umumnya dilakukan menggunakan bibit susuan cangkok dari rumpun-rumpun tanaman unggul. Tanaman ditata dalam barisan dengan jarak tanam 2 m dalam barisan dan 4 m antar barisan. Dalam barisan juga ditanam tanama salak jantan sebagai sumber polen, karena salak pondoh adalah tanaman berumah dua. Sebagian petani juga telah melakukan penyerbukan buatan dengan menyabet- nyabetkan bunga jantan ke bunga betina untuk meningkatkan jumlah buah terbentuk per tandan. Pemupukan dan pemangkasan daun secara berkala untuk menjaga performansi pertanaman juga merupakan upaya pemeliharaan yang biasa dilakukan. Budidaya sayuran cabai merah, juga telah dilakukan secara intensif. Penggunaan mulsa, pupuk kandang, pupuk kimia sumber N, P, dan K, dan sarana Penggunaan Lahan Agropolitan Sleman lain-lain 12 hutan sawah 26 permukiman 24 tegalan 34 perkebunan 4 97 pendukung lain telah dilakukan. Mulsa yang digunakan oleh petani di wilayah ini adalah mulsa plastik perak hitam yang dimanfaatkan untuk dua musim tanaman sayuran secara bergiliran, seperti cabai - kacang panjang, atau cabai - melon. Benih cabai merah yang digunakan pada umumnya benih hibrida yang dibeli dari toko saprodi. Petani cabai sudah mengetahui bahwa benih hibrida harus selalu dibeli dari yang baru, karena jika dhasilkan dari pertanaman sebelumnya hasilnya tidak baik. Pembibitan dilakukan dengan sistem bumbungan dengan daun aren, 1 bibit per bumbungan. Pemberian pupuk dasar berupa kotoran ayam, urea atau ZA, TSP dan KCl serta furadan diberikan ketika bedengan selesai diolah, sebelum ditutup mulsa. Pemupukan tambahan berupa campuran urea atau ZA dan TSPSP36, atau TSP dan KCl ditempatkan di setiap lubang tanam pada beberapa minggu setelah tanam, dan diulangi 3-4 kali dengan selang waktu 3 - 4 minggu. Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan penyemprotan insektisida, fungisida dan surfaktan. Insektisida yang digunakan petani untuk pertanaman cabai di wilayah ini sangat bervariasi, antara lain curacron, marshal, tamaron, dursban, omite dan regent. Sedangkan untuk fungis ida antara lain antracol, dithane, dan vondozeb. Penyemprotan dilakukan cukup intensif dengan frekuensi sekali dalam 7 – 10 hari. Pemeliharaan lain adalah penggunaan ajir untuk menopang tanaman dan pembuangan cabang air wiwilan. Selain itu juga penyir aman jika tidak ada hujan serta penyiangan gulma di antara bedengan. Budidaya semangka yang diterapkan petani sudah cukup baik. Semangka ditanam pada bedengan lebar sekitar 2 m. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk kimia NPK atau campuran urea SP36 dan KCl. Pupuk tambahan digunakan pupuk kimia saja. Penanaman semangka umumnya di lahan bekas sawah tadah hujan, setelah selesai tanam padi. Jerami padi digunakan sebagai mulsa dan alas buah. Pengendalian hama dan penyakit digunakan insektisida dan fungisida dengan jenis seperti yang digunakan pada cabai merah. Penanaman melon dilakukan sangat intensif. Benih yang digunakan adalah benih melon hibrid seperti Skyrocket. Penanaman dilakukan di atas bedengan tanpa mulsa, dan tanaman dirambatkan pada ajir yang cukup kuat. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang kotoran ayam ditambah dengan pupuk kimia ZA, TSPSP6 dan KCl. Sedangkan sebagai pupuk susulan hanya digunakan pupuk kimia. 98 Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan isektisida dan fungisida dengan jenis seperti yang digunakan pada cabai merah. Di samping penyemprotan, petani juga melakukan pembungkusan buah menggunakan kertas semen ketika sudah terbentuk untuk menghindari lalat buah. Pemeliharaan lain adalah penyiangan yang dilakukan rutin setiap ada gulma, dan penjarangan buah. Penjarangan buah dilakukan dengan meninggalkan dua buah setiap tanaman. Tujuannya adalah agar buah yang dihasilkan cukup besar antara 1- 2 kgbuah, sesuai keinginan pasar. Kacang panjang ditanam setelah cabai merah, memanfaatkan sisa mulsa cabai. Setelah tanaman cabai dicabut hati-hati, lubang tanam bekas cabai digunakan untuk menanam kacang panjang. Pupuk yang digunakan adalah sisa cabai merah yang ada di dalam bedengan. Biasanya sudah mencukupi kebutuhan tanaman kacang panjang. Pengendalian hama penyakit dilakukan intensif sebelum tanaman berbuah. Insektisida yang biasa digunakan untuk kacang panjang antara lain curacron dan dursban, dan fungisida vondozeb. Pemeliharaan lain adalah pember ian ajir dan penyiangan gulma di antara bedengan. Tingkat produktivitas tanaman salak rata -rata adalah 18,73 tonha, dengan kisaran antara 12 tonha hingga 21,67 tonha. Tingkat produktivitas ini masih lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata produktivitas salak nasional yang mencapai 29,89 tonha Tabel 8. Jika dilihat dari teknik budidaya salak yang sudah baik, maka lebih rendahnya produktivitas ini terutama disebabkan oleh jenis salak yang ditanam petani pada umumnya adalah salak pondoh. Jenis salak ini secara genetik memiliki ukuran buah relatif kecil, rasa manis, daging buah tipis, dan tidak sepat. Produktivitas salak ini lebih rendah dibandingkan dengan jenis salak lain seperti salak Medan dan salak Garut yang memiliki ukuran buah besar dan daging buah tebal tetapi agak sepat. Tingkat produktivitas komoditas lainnya sangat baik, dan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata produktivitas nasional. Tingkat produktivitas yang sangat baik ini mencerminkan teknik budidaya tanaman cabai merah, melon, semangka, dan kacang panjang yang diterapkan petani sudah sangat baik dan maju. 99 Tabel 8. Produktivitas Tanaman Komoditas Unggulan di Kawasan Agropolitan Turi-Cangkringan-Pakem Kabupaten Sleman Tahun 2005 Komoditas Unggulan Produktivitas tonha Produktivitas Rata-rata Nasional tonha Salak 18.73 29.89 Cabe 7.63 4.17 Semangka 35.93 20.33 Melon 28.78 7.66 Kacang panjang 20.40 3.76

d. Sistem Agribisnis Sub Sistem Penunjang.