Pembangunan Berkelanjutan 1. TINJAUAN PUSTAKA
18
distribusi pembangunan secara berimbang, 2 pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta 3 stabilitas nasional dinamis dan aman. Untuk
mengimplementasikannya, menurut Sherman et al. 1981, hambatan dalam pembangunan adalah akses terhadap sumber daya alam, ekonomi dan kondisi sosial
politik. Tiga masalah sumber daya alam tersebut dapat dibedakan, namun dalam konteks pembangunan permasalahan tersebut sukar untuk dipisah-pisahkan. Jadi
pembangunan perdesaan sangat penting untuk dilaksanakan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan mengurangi urbanisasi.
2.3. Pembangunan Berkelanjutan 2.3.1.
Konsep dan Definisi
Dalam proses pembangunan yang dilakukan pemerintah pada kurun waktu tahun 1970-an sampai dengan pertengahan tahun 1990-an masih dititikberatkan pada
pembangunan ekonomi tanpa mempertimbangkan aspek-aspek lainnya. Hal ini mengakibatkan adanya ketimpangan pembangunan antara di wilayah perkotaan dan
perdesaan. Sebagai suatu konsep keadilan antar generasi, pembangunan berkelanjutan diadopsi oleh seluruh masyarakat di dunia walaupun dengan fokus dan
penafsiran yang berbeda-beda. Pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses pembangunan dengan ekploitasi sumberdaya, arahan investasi, dan perubahan
kelembagaan yang seluruhnya dibuat konsisten dengan kebutuhan saat ini dan juga kebutuhan yang akan datang Khanna et al. 1999. Definisi pembangunan
berkelanjutan menurut Scott 1998 adalah bahwa sistem ekonomi dunia harus memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi tuntutan generasi
mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Menurut Leach et al. 1997, masyarakat dilihat sebagai unit yang tepat dan peduli serta mampu secara kolektif
dalam menghadapi lingkungan. Menurut Robin et al. 1997, pembangunan berkelanjutan harus berdasarkan pada solusi tingkat lokal yang diperoleh dari
inisiatif masyarakat. Pembangunan berkelanjutan adalah kerangka berpikir yang telah menjadi
wacana secara internasional. Kerangka berpikir ini pada tahun 1992 dalam Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Janeito disepakati oleh semua Negara di
dunia termasuk Indonesia untuk digunakan sebagai panduan. Program Aksi Dunia
19
hasil konferensi Rio tersebut di kenal sebagai Agenda 21. Dalam agenda tersebut Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan UNDP 2000 menyatakan bahwa
kerangka berpikir pembangunan berkelanjutan pada intinya adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa harus menghalangi pemenuhan
kebutuhan generasi masa datang. Melalui kerangka berpikir pembangunan berkelanjutan, maka setiap Negara, wilayah dan daerah dapat mengembangkannya
sendiri, baik cara maupun prioritas permasalahannya yang akan diatasi dan potensi yang akan dikembangkan. Bond et al. 2001 menyatakan bahwa berkelanjutan
sustainability didefinisikan sebagai pembangunan dari kesepakatan multidimensional untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik untuk semua orang.
Pembangunan ekonomi, sosial dan proteksi lingkungan adalah saling memperkuat dalam pembangunan berkelanjutan. Bosshard 1999 mengemukakan pendekatan
secara komprehensif menuju pembangunan berkelanjutan harus mempertimbangkan lima prinsip kriteria yaitu: 1 abiotik lingkungan, 2 biotik lingkungan, 3 nilai-
nilai budaya, 4 sosiologi dan 5 ekonomi. Dalam hubungannya untuk memproteksi lingkungan, maka konsekuensi intervensi manusia dalam pemanfaatan
dan manipulasi sumber daya lingkungan harus diantisipasi. Jika hal ini tidak dilakukan maka dapat mengakibatkan degradasi lingkungan yang akan merongrong
pembangunan ekonomi Greenland, 1992. Selanjutnya, sebagai konsep pembangunan yang berkelanjutan dan lingkungan yang baik, maka harus dapat
memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi tuntutan generasi mendatang dalam mencukupi kebutuhannya sendiri Meyer dan Harger, 1996.
Menurut Marten 2001, pembangunan berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai pemenuhan kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan kecukupan kebutuhan
generasi mendatang. Pembangunan berkelanjutan tidak berarti berlanjutnya pertumbuhan ekonomi, karena tidak mungkin ekonomi tumbuh jika ia tergantung
pada keterbatasan kapasitas sumber daya alam yang ada. Beberapa sumber daya alam seperti deposit mineral termasuk non-renewable dan sumber daya alam seperti
makanan, dan air adalah renewable. World Commision on Environment and Development 1987 mengemukakan
bahwa pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan
20
masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Didalamnya terkandung dua gagasan penting yaitu :
-
Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan esensial kaum miskin sedunia yang harus diprioritaskan.
-
Gagasan keterbatasan yang bersumber pada kondisi teknologi dan organisasi sosial terhadap kemampuan lingkungan.
Kebutuhan masa mendatang menurut Greenland dan Szabolcs 1994, adalah bahwa dunia masa mendatang bergantung pada cara keterkaitan antara pertumbuhan
penduduk, pengelolaan sumberdaya energi dan proteksi lingkungan secara harmonis. Definisi lain juga dikemukakan oleh Hanley dan Moffatt 2001, bahwa
pembangunan berkelanjutan menjadi bagian penting sebagai suatu pendekatan nasional dan internasional untuk mengintegrasikan ekonomi, lingkungan sosial dan
etika sehingga kualitas kehidupan yang baik bagi generasi sekarang dan generasi mendatang dapat dipenuhi.
Pemahaman lain terhadap konsep berkelanjutan dikemukakan oleh Roderic dan Meppem 1997, bahwa berkelanjutan memerlukan pengelolaan tentang 1 skala
keberlanjutan ekonomi terhadap dukungan sistem ekologi, 2 pembagian distribusi sumberdaya dan kesempatan antara generasi sekarang dan yang akan datang secara
berimbangadil, dan 3 efisiensi dalam pengalokasian sumberdaya. Dalam kaitan ini Djojohadikusumo 1994 mengemukakan bahwa penafsiran tentang
pembangunan berkelanjutan yang diartikan sebagai daya upaya untuk memenuhi kebutuhan generasi kini tanpa mengorbankan kebutuhan generasi-generasi
mendatang. Dengan kata lain, proses pembangunan harus bisa berlangsung secara
terus-menerus dan sambung-menyambung. Dari berbagai definisi tersebut diatas secara umum dapat diartikan bahwa
pembangunan berkelanjutan suatu pendekatan pembangunan yang tidak bertentangan antara tujuan dan sasaran dalam kebijakan pembangunan ekonomi dan kebijakan
dalam pengelolaan lingkungan hidup untuk memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kebutuhan generasi mendatang.
21