Kawasan Agropolitan Belik-Pulosari Pemalang

Karakteristik wilayah desa yang memiliki hierarki paling rendah dicirikan oleh rendahnya ketersediaan jumlah dan jenis sarana dan prasarana wilayah, terutama ketersediaan sarana untuk pendidikan, kesehatan dan lembaga permodalan. Secara umum tingkat ketersediaan sarana penerangan untuk semua desa telah menggunakan listrik PLN, hanya beberapa desa yang belum menggunakan penerangan listrikPLN, khususnya untuk desa-desa yang jaraknya relatif jauh dari pusat ibu kota kecamatan.

c. Kawasan Agropolitan Belik-Pulosari Pemalang

Berdasarkan analisis skalogram, wilayah yang memiliki hirarki paling tinggi adalah Desa Pulosari Kecamatan Pulosari dan wilayah dengan hierarki paling rendah adalah Desa Jurangmangu Kecamatan Pulosari. Hierarki paling tinggi dicirikan dengan jumlah jenis 19 dan jumlah unit 129 unit sarana paling lengkap, serta kepadatan penduduk yang relatif tinggi Tabel 11. Tabel 11. Hierarki Wilayah Desa Berdasarkan Analisis Skalogram di Kawasan Agropolitan Belik -Pulosari Kabupaten Pemalang Ranking Hierarki Kecamatan Desa Jumlah Jenis Sarana Prasarana Jumlah Unit Sarana Prasarana Kepadatan Penduduk jiwakm 2 1 Pulosari Pulosari 19 129 986.23 2 Pulosari Karangsari 17 147 1 217.96 3 Belik Belik 16 138 1 469.97 4 Belik Kuta 15 133 1 587.89 5 Belik Bulakan 15 74 1 788.03 6 Belik Sikasur 14 129 1 691.33 7 Belik Gombong 14 96 895.50 8 Belik Badak 13 92 1 076.71 9 Pulosari Gambuhan 12 88 1 000.00 10 Belik Beluk 12 78 1 085.35 11 Pulosari Siremeng 12 67 987.62 12 Pulosari Pagenteran 12 28 681.15 13 Belik Simpur 11 78 1 071.93 14 Pulosari Cikendung 11 68 836.69 15 Belik Mendelem 10 113 1 057.25 16 Belik Gunungjaya 10 91 890.19 17 Pulosari Clekatakan 10 61 973.81 18 Pulosari Batursari 10 45 621.78 19 Pulosari Penakir 9 63 676.64 20 Pulosari Nyalembeng 9 42 622.14 21 Belik Gunungtiga 9 22 1 301.65 22 Belik Kalisaleh 9 21 879.93 23 Pulosari Gunungsari 8 50 910.24 24 Pulosari Jurangmangu 7 22 774.48 Kelengkapan sarana pada hierarki wilayah ini meliputi sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana perekonomian, sarana sosial dan wilayah ini terletak dipusat ibu kota kecamatan. Sedangkan untuk hierarki wilayah paling rendah dicirikan dengan jumlah jenis dan jumlah unit sarana yang tersedia sangat terbatas, terutama untuk sarana perekonomian, komunikasi dan kesehatan yang sangat terbatas. Untuk sarana pendidikan hanya tersedia SD dengan jumlah yang sangat terbatas 1 unit, dan sarana kesehatan hanya tersedia 1 unit posya ndu dan dukun bayi 1 orang. Disamping itu juga, aksesjarak terhadap pusat pelayanan relatif masih terbatas. Data yang digunakan dalam analisis skalogram untuk kawasan agropolitan Belik-Pulosari Kabupaten Pemalang dapat dilihat pada Lampiran 3. d. Kawasan Agropolitan Turi-Pakem-Cangkringan Kabupaten Sleman Perkembangan wilayah untuk kawasan agropolitan Sleman yang meliputi 3 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Turi, Pakem, Cangkringan dan 14 wilayah desa. Berdasarkan analisis skalogram wilayah desa yang memiliki hierarki paling tinggi berdasarkan jumlah sarana, jenis sarana, dan tingkat kepadatan penduduknya adalah wilayah desa Pakem Binangun Kecamatan Pakem. Sedangkan wilayah desa yang memiliki hierarki paling rendah adalah Desa Glaga h Harjo kecamatan Cangkringan. Wilayah dengan hierarki paling tinggi desa Binagun dicirikan dengan karaktersitik wilayah sebagai berikut: a ketersediaan jumlah dan jenis sarana dan prasana yang dimiliki adalah paling tingggi, yaitu memiliki 18 jenis sarana dan 181 unit, jenis sarana yang tersedia terutama sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan, kelembagaan pemodalan, dan komunikasi dan informasi, b memiliki tingkat kepadatan penduduk relatif cukup tinggi yaitu 1371 jiwakm 2 , c karaktersitik mata pencaharian pe nduduknya dominan pada sektor perdagangan, dan d merupakan wilayah perkotaan dan tergolong desa swasembada. Karakteristik wilayah desa yang memiliki hierarki paling rendah dicirikan oleh rendahnya ketersediaan jumlah dan jenis sarana dan prasarana wila yah, terutama ketersediaan sarana untuk pendidikan, sarana kesehatan, sarana peribadatan, sarana telekomunikasi dan informasi dan lembaga permodalan. Secara umum tingkat ketersediaan sarana peneranganPLN ketersediaanya telah terjangkau oleh semua wilayah desa. Sedangkan untuk pola sebaran ketersediaan sarana permodalan relatif berada pada wilayah desa yang strategis dan dekat dengan pusat ibu kota kecamatan. Berdasarkan indeks karakteristik rumah tangga dan ketersediaan sarana penunjang pertanian, wilayah desa yang memiliki hierarki paling tinggi adalah wilayah desa Wukir Sari Kecamatan Cangkringan yang dicirikan oleh tingginya indeks jumlah keluarga pertanian tanaman pangan dan indeks ketersediaan sarana produksi pertanian paling tinggi dan jenisnya relatif lebih lengkap dibandingkan dengan wilayah desa lainnya. Sedangkan wilayah desa yang memiliki hierarki paling rendah adalah wilayah desa Kepuh Harjo Kecamatan Cangkringan yang dicirikan oleh rendahnya indeks jumlah keluarga pertanian dan jumlah ketersediaan sarana produksi pertanian Tabel 12. Data yang digunakan dalam analisis skalogram untuk kawasan agropolitan Turi-Pakem-Cangkringan Kabupaten Sleman dapat dilihat pada Lampiran 4. Tabel 12. Hierarki Wilayah Desa Berdasarkan Analisis Skalogram di Kawasan Agropolitan Sleman Ranking Hierarki Kecamatan DesaKelurahan Jumlah Jenis Sarana Prasarana Jumlah Unit Sarana Prasarana Kepadatan Penduduk jiwakm 2 1 Pakem Pakem Binangun 18 181 1 371.05 2 Cangkringan Argo Mulyo 17 88 891.85 3 Turi Dono Kert o 15 104 801.35 4 Pakem Hargo Binangun 13 572 881.57 5 Pakem Purwo Binangun 13 144 564.29 6 Turi Giri Kerto 11 48 1 187.72 7 Pakem Harjo Binangun 11 87 935.69 8 Cangkringan Wukir Sari 11 69 651.72 9 Cangkringan Umbul Harjo 11 36 469.37 10 Turi Bangu n Kerto 11 84 1 204.13 11 Turi Wono Kerto 10 82 759.43 12 Pakem Candi Binangun 9 98 544.35 13 Cangkringan Kepuh Harjo 7 24 300.00 14 Cangkringan Glagah Harjo 7 13 419.87

4.2. 2. Kemajuan Wilayah Berdasarkan Indeks Perkembangan Wilayah IPD