Sumberdaya Manusia Tingkat Perkembangan Wilayah dan Pembangunan Kinerja Kawasan Agropolitan 1. Perkembangan Wilayah Berdasarkan Analisis Skalogram

102 luar, 80,57 persen dengan status kepemilikan dikuasai pemilik sekaligus penggarap, dan 11,89 persen dengan status kepemilikan dikuasai penggarappenyewa.

h. Sumberdaya Manusia

Tingkat pendidikan masyarakat umumnya di wilayah desa ini masih dominan tidak lulus SD dan juga masih banyak penduduk yang tidak sekolah, tetapi sebagian ada yang melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi SLTA dan Perguruan Tinggi.

i. Tingkat Perkembangan Wilayah dan Pembangunan

Kawasan agropolitan Turi-Pakem-Cangkringan merupakan kawasan yang cukup maju. Aksesibilitas wilayah dari luar sangat baik karena terletak di jalur daerah wisata dan terletak tidak jauh dari ibukota propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa pusat pertumbuhan dapat dijangkau dengan kendaraan kecil dan besar dengan mudah, dengan kondisi jala n aspal hotmix. Sarana dan prasarana permukiman, penerangan, kesehatan, pendidikan, peribadatan, transportasi, dan perdagangan sudah sangat baik. Desa pusat pertumbuhan dapat dikategorikan sebagai desa maju yang ditandai dengan telah tersediannya berbagai infrastruktur tersebut. 4.2. Kinerja Kawasan Agropolitan 4.2.1. Perkembangan Wilayah Berdasarkan Analisis Skalogram Tingkat perkembangan wilayah dapat diukur dengan kondisi dari karakteristik potensi dari ketersediaan sumberdaya, kelembagaan, sumberdaya manusia masyarakat dan aparatur pemerintahan, dan ketersediaan infrastrutur dasar wilayah serta sarana dan fasilitas penunjang lainnya yang mendukung perkembangan aktivitas masyarakat. Salah satu metode penentuan tingkat perkembangan wilayah yaitu dengan menggunakan analisis hierarki wilayah yang didasarkan pada ketersediaan sarana dan prasarana dasar wilayah menurut jumlah dan jenis unitnya. Analisis skalogram ini dapat menunjukkan bahwa wilayah-wilayah yang merupakan hierarki tertinggi ditentukan oleh semakin banyaknya jumlah dan jenis sarana yang dimiliki oleh wilayah tersebut, sedangkan wilayah-wilayah yang merupakan hierarki paling rendah ditentukan oleh semakin sedikitnya jumlah dan jenis sarana yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Penentuan hierarki wilayah dalam studi ini menggunakan metode skalogram. Beberapa datavariabel yang digunakan dalam penentuan perkembangan wilayah dalam studi ini, diantaranya meliputi data jumlah penduduk, luas wilayah, jumlah sarana dasar pendidikan TK, SD, SLTP, SLTA, dan PT, jumlah sarana dasar peribadatan mesjid, mushola, gereja, pura, vihara, dll, jumlah sarana dasar kesehatan puskesmas, rumah sakit, posyandu, tempat praktek dokter, dll., dan jumlah sarana penunjang lainnya seperti sarana komunikasi dan informasi ditunjukkan dengan tingkat kepemilikan keluarga pengguna telepon dan keluarga yang memiliki pesawat TV, sarana penerangan ditunjukkan oleh jumlah keluarga pelangganpengguna listrik. Sedangkan datavariabel yang digunakan dalam penentuan Indeks Karakteristik Rumah Tangga dan Ketersediaan Sarana Penunjang Pertanian, diantaranya meliputi: 1 Karatkeristik rumah tangga petani, 2 persentase jumlah keluarga tani, 3 jumlah keluarga petani tanaman pangan, 4 persentase jumlah penguasaan lahan pertanian, 5 jumlah industri rumah tangga, 6 jumlah buruh tani, 7 jumlah dan jenis sarana alat pertanian serta mesin pengolah pascapanen, 8 jumlah lembaga sosial.

a. Kawasan Agropolitan Cianjur