56
Berdasarkan analisis kebutuhan di atas maka perlu dirinci kebutuhan yang saling sinergis seperti peningkatan pendapatan masyarakat dan faktor yang saling
bertentangan seperti tingkat harga yang berbeda di tiap pelaku sistem. Sebagai contoh petani menginginkan pembeli membeli produknya dengan harga relatif tinggi,
akan tetapi pedagang menginginkan harga beli tersebut relatif rendah. Hal semacam ini menjadi dasar konflik dalam pencapaian tujuan sistem yang telah ditetapkan.
Berdasarkan analisis kebutuhan diuraikan pula faktor -faktor yang
mempengaruhi pengembangan agropolitan. Penguraian faktor-faktor ini dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap pihak-pihak terlibat dalam pengembangan
agropolitan.
Analisis Pendapatan Usahatani. Analisis finansial ini dilakukan untuk
mengetahui keragaan usahatani secara terpadu dari aspek ekonomi. Hasil analisis ini berupa kriteria kelayakan usaha berdasarkan instrumen-instrumen ekonomi seperti
keuntungan usahatani per tahun. Input dari model ini adalah input finansial meliputi biaya tetap, biaya investasi dan biaya tidak tetap, bunga bank dan bunga produk
usahatani dan nilai produksi pertanian.
c. Pengembangan Model Sistem Dinamis
Pengembangan model dilakukan berdasarkan variabel-variabel sebagai berikut: 1 jumlah penduduk; 2 laju pertambahan penduduk; 3 luas wilayah
agropolitan ha; 4 laju pertambahan luas lahan; 5 produksi komoditas wortel, bawang daun, kubis, sawi, cabai merah, bawang merah, salak; 6 input produksi
tenaga kerja, benihbibit, pupuk, insektisida; 7 harga produk; 8 jumlah industri; 9 laju pertambahan industri; 10 rata -rata pendapatan penduduk; 11 jumlah TK
wilayah agrop; 12 jumlah TK industri; 13 gaji rata -rata TK produksi; 14 gaji rata-rata TK industri; 15 pajak; 16 jumlah rata -rata limbah industri;
17 harga mesin industri; dan 18 PAD. Dalam pengkajian sistem pengembangan kebijakan agropolitan, keterkaitan antar variabel digambarkan dalam diagram
lingkar sebab-akibat causal loop.
57
d. Validitas Model dan Perumusan Kebijakan.
Validitas atau keabsahan adalah salah satu kriteria penilaian keobyektifan dari suatu pekerjaan ilmiah. Dalam pekerjaan pemodelan, obyektif itu ditunjukan
dengan sejauh mana model dapat menirukan fakta. Ada dua teknik pengujian validitas model yaitu uji validitas struktur model dan validitas kinerja.
Uji validitas struktur . Ada dua jenis validitas struktur,yaitu validitas
konstruksi dan kesetabilan struktur. Validitas konstruksi yaitu keyakinan terhadap konstruksi model valid secara ilmiah atau diterima secara akademis.Kesetabilan
struktur yaitu keberlakuan struktur dalam dimensi waktu. Pengujian ini bertujuan untuk memperoleh keyakinan sejauh mana keserupaan struktur model mendekati
struktur nyata..
Uji validitas kinerja . Validitas kinerja adalah aspek pelengkap dalam
metode berpikir sistem. Uji validitas kinerja ini dilakukan untuk memperoleh keyakinan sejauh mana kinerja model sesuai compatible dengan kinerja sistem
nyata, sehingga memenuhi syarat sebagai model ilmiah yang taat fakta Pengujian dilakukan dengan cara memvalidasi output model, yaitu dengan membandingkan
output model dengan data empirik. Ada beberapa teknik uji statistik yang dapat digunakan antara lain AME absolute mean error dan AVE absolut variation
error. Batas penyimpangan yang masih dapat ditolerir adalah 5 – 10.
Uji kestabilan model . Uji ini dilakukan untuk melihat kestabilan atau
kekuatan model dalam dimensi waktu. Uji dilakukan dengan cara menguji struktur model agregat yang diwakili oleh sub-submodel variabel utama. Pengujian
dilakukan terhadap output dari masing-masing model. Model dikatakan stabil jika struktur model agregat dan disagregat me miliki kemiripan.
Verifikasi model. Setelah model dikatakan valid dan stabil, selanjutnya
dilakukan ujisensitivitas melalui simulasi model untuk mengetahui perilaku sistem model dinamik. Selanjutnya hasil yang diperoleh digunakan untuk bahan
pertimbangan bagi pengambil kebijakan pengembangan agropolitan sebagai strategi pembangunan perdesaan berkelanjutan.
58
3.2.4. Formulasi Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Perdesaan Melalui Pengembangan Agropolitan
Rekomendasi kebijakan pembangunan perdesaan melalui pe ngembangan agropolitan merupakan masukan bagi pengambil keputusan dalam merumuskan
kebijakan strategis dalam pembangunan perdesaan melalui pengembangan agropolitan sehingga implementasi di lapangan dapat mencapai sasaran yang
diharapkan. Kajian tahap ini adalah merumuskan rekomendasi kebijakan dalam pembangunan perdesaan melalui pengembangan agropolitan.
Datainformasi yang digunakan dalam merumuskan rekomendasi ini adalah datainformasi hasil-hasil analisis yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya,
ter utama hasil analisis kelembagaan dan analisis sistem dinamis, yang dipadukan dengan kepustakaan yang terkait.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN