182
Kawasan Agropolitan
Tujuan Program Kebutuhan
Program Kendala
kebijakan iklim usaha
- mengembangkan agrobisnis dan
agroindustri - meningkatkan
pendapata n masyarakat
- SDM pertanian yang berkualitas
- teknologi budidaya pertanian
- pasar dan pemasaran - kemitraan usaha
permodalan belum memadai
- perubahan perilaku pelaku usaha
pertanian
Turi-Pakem- Cangkringan,
Kab. Sleman - pengembangan
agrobisnis dan agroindustri
- SDM pertanian - lembaga penyedia
input - kemitraan usaha
- fasilitas pelayanan pertanian belum
memadai - lembaga penyuluhan
dan alih teknologi relatif belum efektif
- dukungan lembaga permodalan belum
memadai
Dari hasil analisis tersebut diatas kemitraan usaha, pemasaran dan kwalitas SDM menjadi elemen kunci keberhasilan pengembangan agropolitan. Pernyataan ini
sejalan dengan pendapat Hughes 2002 dan Mubyarto 1999, bahwa keterlibatan semua stakeholders dalam proses pembangunan dan perkuatan kelembagaan lokal
menjadi kunci kesuksesan.
4.2.8. Ikhtisar Kinerja Kawasan Agropolitan
a. Kawasaan Agropolitan Pacet Kabupaten Cianjur
Kawasan Pacet Kabupaten Cianjur secara geografis terletak di dataran tinggi dengan komoditas unggulan wortel dan bawang daun. Pada kawasan ini, pengaruh
kota sangat kuat. Produktivitas kedua komoditas tersebut ditingkat petani cukup baik sehingga dapat mencapai rata -rata produksi nasional. Hal tersebut mencerminkan
penguasaan teknologi produksi petani yang cukup baik. Kelengkapan sistem penunjang agribisnis lembaga keuangan dan penyuluhan pertanian secara
kuantitatif memadai tetapi belum berfungsi dengan baik. Sub sistem produksi pertanian kawasan ini sangat baik , ditandai dengan mudahnya petani memperoleh
sarana produksi. Pengolahan hasil pertanian sudah mulai ada dengan diproduksinya
183
makanan olahan dari wortel berupa dodol, krupuk, sirup dan jus wortel dalam skala industri rumah tangga. Distribusi dan pemasaran hasil sangat baik karena lokasi
dekat dengan daerah pemasaran yaitu Jakarta. Keberadaan sarana transportasi, sarana pemukiman, telekomunikasi dan penerangan sangat baik karena sudah
menjangkau seluruh kawasan. Perkembangan wilayah dilihat dari jumlah sarana dan prasarana dasar pada
kawasaan Agropolitan Pacet Kabupaten Cianjur, sangat bervariasi. Desa yang memiliki tingkat perkembangan maju antara lain Cipanas, Sindanglaya, Gadog,
Polasari dan Sukatani. Hasil analisis usahatani komoditas unggulan dan kelengkapan lembaga penunjang pertanian, kawasan ini me miliki RC rasio tinggi tetapi lembaga
penunjang masih relatif rendah. Berdasarkan analisis spasial, perluasan areal komoditas unggulan relatif terbatas karena terjadi alih fungsi lahan serta kepemilikan
oleh orang luar. Untuk pengembangan agropolitan, tujuan program yang paling utama adalah konservasi sumberdaya alam, pengembangan agribisnis dan
peningkatan sinergi antar wilayah. Kebutuhan program utama adalah peningkatan SDM, pasar dan pemasaran, kemitraan usaha dan agroindustri. Sedangkan kendala
pengembangan pada kawasan ini adalah tingkat kepemilikan lahan yang sempit, adanya alih fungsi lahan dan kualitas sumberdaya manusia rendah.
b. Kawasan Agropolitan Brebes-Larangan Kabupaten Brebes