62
Gambar 11. Proporsi Penggunaan Lahan di Kawasan Agropolitan Pacet, Kabupaten Cianjur
Sumber air yang digunakan di Kecamatan pacet untuk memenuhi baik kebutuhan rumah tangga maupun kegiatan usaha termasuk usaha tani berasal dari
mata air, sumur gali, air hujan dan sungai. Sumber air di Kecamatan Pacet berjumlah 23 buah dengan debit total 411 – 450 ldt yang digunakan untuk air bersih,
penga iran, PDAM dan MCK.
b. Sumberdaya Sosial Kelembagaan
Berdasarkan data Podes BPS yang berhasil dikumpulkan tercatat bahwa hampir di semua desa di kawasan Agropolitan terdapat kelompok tani. Namun
berdasarkan hasil wawancara dengan para petani, rata-rata petani kurang tertarik untuk ikut bergabung dengan kelompk tani. Alasannya selama ini keikutsertaan
mereka dalam kelompok tani kurang memberikan manfaat dan hanya membuang- buang waktu saja. Apalagi ada kesan trauma apabila membicarakan masalah
kelompok tani yang berkaitan dengan pemberian kredit usaha tani KUT. Menurut mereka pemberian KUT hanya menguntungkan bagi orang tertentu saja sementara
anggota kelompok tani tidak mendapatkan apa -apa. Umumnya mereka merasa sudah cukup dengan kondisi yang sekarang, dan
merasa bahwa keberadaan kelompok tani tidak memberikan manfaat. Di lokasi desa pusat pertumbuhan kawasan Agropolitan juga terdapat 9 kelompok tani. Tetapi
kelompok tani tersebut bukan inisiatif dari masyarakat, melainkan hasil bentukan ketika akan ada program tertentu sehingga aktivitasnya pun sangat kurang. Karena
keberadaan kelompok tani tersebut tidak berangkat dari kebutuhan petani maka dari
Penggunaan Lahan Kawasan Agropolitan Pacet
hutan produksi 15
perkebunan 16
tegalan 15
lainnya 1
sawah 18
permukiman 21
Hutan alam 14
63
sisi fungsi kelompok tani menjadi kelembagaan jauh dari harapan dan kurang memberikan manfaat.
Kele mbagaan yang berkembang di kawasan ini pada akhirnya adalah kelembagaan principal-agent relationship dimana ketergantungan petani terhadap
tengkulak sebagai principal relatif tinggi. Dengan demikian sangat wajar apabila petani dan pedagang lokal menjadi pihak yang paling lemah. Pasar yang terbentuk
pun sebenarnya juga masih bersifat monopsoni karena meskipun banyak pedagang namun semuanya adalah pedagang lokal yang banyak tergantung kepada pedagang
pengumpul besar dan para suplier besar di Cipanas. Dengan demikian untuk mewujudkan suatu kawasan agropolitan yang
berhasil memang membutuhkan suatu kerja keras dan tidak mudah. Kondisi kelembagaan yang demikian dapat membuat investasi fisik yang sudah dilakukan
menjadi sia-sia. Karena itu kelembagaan petani harus diperkuat sebagai prasyarat untuk bisa meningkatkan economic of scale dan sekaligus meningkatkan posisi tawar
petani yang pada akhirnya semuanya itu akan bermuara pada meningkatnya kesejahteraan petani.
c. Kegiatan Produksi Pertanian Utama