5.2. Kebijakan Spesifik Kawasan a. Kawasan Agropolitan Pacet Kabupaten Cianjur

213 10. Membangun sarana dan prasarana transportasi, pemasaran, dan telekomunikasi di seluruh desa di kawasan agropolitan untuk meningkatkan produktivitas petani dan mempermudah pemasaran produk pertanian. Pada akhirnya maka perekonomian kawasan dapat berkembang. Hal ini sejalan dengan Agusta et al. 2003, yang menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur di perdesaan dapat mendukung keberhasilan dalam mengurangi tingkat kemiskinan di perdesaan dengan mengembangkan sektor ekonomi.

4. 5.2. Kebijakan Spesifik Kawasan a. Kawasan Agropolitan Pacet Kabupaten Cianjur

Kawasan agropolitan Pacet Kabupaten Cianjur berlokasi relatif dekat dengan wilayah ibukota negara sehingga pengaruh urban sangat besar. Persoalan yang muncul kemudian adalah tekanan alih kepemilikan lahan sehingga petani yang semula pemilik menjadi penggarap, alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi daerah wisata dan perumahan, tumbuhnya vila-vila hingga di daerah yang semula sangat baik untuk produksi pertanian yang mendorong terjadinya fragmentasi lahan pertanian sehingga cenderung tidak dalam hamparan yang luas. Persoalan lain yang ada di kawasan agropolitan Cianjur adalah keragaman perkembangan antar desa relatif tinggi. Desa-desa yang terletak di sekitar jalan raya atau dekat dengan lokasi wisata cenderung lebih maju dan memiliki sarana prasarana lengkap seperti di kota besar. Sedangkan desa yang berada jauh dari jalan utama memiliki sarana prasarana yang relatif kurang memadai. Kebijakan yang perlu dirumuskan dalam pengembangan agropolitan di kawasan ini antara lain: 1. Memperketat pemberian izin alih fungsi lahan dari kawasan pertanian menjadi kawasan wisata atau hiburan. Pemerintah daerah harus sangat selektif dan cermat dalam mengeluarkan izin pembangunan objek wisata dan kawasan perumahan baru. 2. Mendorong lahan dengan kepemilikan absentia karena dimiliki oleh masyarakat luar untuk digarap petani sehingga produktivitas kawasan dapat ditingkatkan. 3. Meningkatkan sinergi pembangunan antar wilayah dalam kawasan agropolitan. Pembangunan sarana dan prasarana permukiman, transportasi 214 dan telekomunikasi diarahkan pada desa-desa yang relatif tertinggal sehingga akses ke daerah tersebut lebih mudah dan transportasi hasil pertanian dari pusat produksi ke daerah pemasaran menjadi lebih lancar. Prioritas pembangunan tersebut juga dimaksudkan untuk mempersempit kesenjangan kemajuan antar wilayah. 4. Meningkatkan kinerja subsistem penunjang pertanian di daerah yang relatif tertinggal sehingga dapat berperan sebagai desa-desa pusat produksi dengan lebih baik.

b. Kawasan Agropolitan Brebes-Larangan Kabupaten Brebes