Kawasan Agropolitan Pacet Kabupaten Cianjur

4.2.6. Analisis Spasial

Analisis spasial ada lah analisis untuk mendapatkan area yang diprioritaskan untuk pengembangan kawasan agropolitan. Peta yang digunakan sebagai parameter dalam melakukan analisis meliputi 1 peta slope, 2 peta elevasi, 3 peta penggunaan lahan, 4 peta kelompok perkembangan desa, 4 zona penyangga sepanjang sempadan sungai, dan 5 jarak dari pusat pertumbuhan kawasan agropolitan. Peta -peta tersebut dioverlay terhadap peta dasar. Hasilnya adalah gambaran akan keberadaan, sebaran, dan luasan ruang spatial yang sesuai untuk pengembangan kawasan agropolitan. Penentuan kriteria dalam parameter peta slope, peta elevasi, peta penggunaan lahan dan peta kelompok perkembangan desa bersifat sangat spesifik kawasan karena terkait dengan kondisi biofisik ekosistem dan komoditas unggulan yang diusahakan. Sedangkan batasan parameter untuk zona penyangga sempadan sungai adalah 50 m dan jarak dari pusat pertumbuhan adalah 5 km bersifat umum untuk seluruh kawasan yang dikaji.

a. Kawasan Agropolitan Pacet Kabupaten Cianjur

Kawasan agropolitan Pacet Kabupaten Cianjur adalah kawasan dataran tinggi dengan komoditas unggulan tanaman sayuran setahun, yaitu wortel dan bawang daun. Dengan karakteristik persyaratan tumbuh komoditas unggulan dan biofisik wilayah agropolitan ini maka prioritas lokasi utama untuk pengembangan adalah yang memiliki slope 0-20 , dan prioritas kedua adalah antara 20-30. Penentuan prioritas tersebut didasari oleh pertimbangan bahwa pada prakteknya, budidaya wortel dan bawang daun memerlukan pengolahan tanah intensif terutama pencangkulan dan penggemburan tanah. Oleh karena itu tingkat kemiringan yang paling aman dari sisi lingkungan untuk teknik budidaya seperti ini adalah kemiringan antara 0-20. Lebih tinggi dari kemiringan tersebut sangat tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan erosi dan berbahaya bagi lingkungan. Berdasarkan persyaratan tumbuh wortel dan bawang daun, yang memerlukan ketinggian lebih dari 700 m dpl, maka prioritas utama lokasi pengembangan adalah yang memiliki ketinggian 700 m dpl. Sementara itu untuk lokasi dengan ketinggian 700 m dpl bukan merupakan prioritas. Hasil analisis spasial berdasarkan slope dan elevasi menunjukkan bahwa ternyata di kawasan kajian, tingkat kelerengan antara 0-20 menduduki proporsi terbesar di dalam kawasan, dan hampir seluruhnya berada pada ketinggian elevasi 700 m dpl Gambar 22. Pertimbangan akan buffer zone berlaku umum untuk seluruh kawasan, berdasarkan batas sempadan sungai, yaitu 50 m dari tepi sungai. Hal ini dimaksudkan bahwa lokasi yang terlalu dekat dengan sungai tidak diprioritaskan untuk pengembangan karena dapat berdampak negatif terhadap kualitas lingkungan badan air secara fisik, kimia dan biologi. Oleh karena itu, lokasi prioritas adalah yang terletak 50 m dari badan sungai. Penggunaan lahan existing juga merupakan parameter yang digunakan dalam analisis spasial. Pengembangan areal untuk wortel dan bawang daun yang paling memungkinkan adalah pada penggunaan lahan untuk tegalan, semak belukar, dan tanah kosong, serta sawah tadah hujan. Pengembangan tanam pada areal perkebunan dan sawah, secara teknis memungkinkan, tetapi memerlukan investasi sangat mahal dan tidak ekonomis. Sedangkan kawasan pemukiman, badan air, dan hutan rimba merupakan areal yang tidak mungkin untuk pengembangan komoditas unggulan yang ada. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dalam analisis spasial prioritas yang digunakan untuk parameter penggunaan lahan adalah prioritas 1 tegalan, prioritas 2 semak belukar dan tanah kosong, prioritas 3 sawah tadah hujan, prior itas 4 perkebunan, prioritas 5 sawah. Pertimbangan lain dalam analisis adalah tingkat kemajuan desa berdasarkan analisis Indeks Perkembangan Desa IPD. Analisis IPD dapat mengelompokkan desa-desa ke dalam kelompok maju, sedang dan tertinggal. Dalam ana lisis spasial pengelompokan ini digunakan sebaga i parameter dengan tujuan untuk menentukan prioritas pengembangan sebagai pusat pertumbuhan atau sebagai pusat produksi. Dalam analisis spasial, parameter-parameter tersebut diberi bobot yang berbeda, yaitu slope 30, guna lahan dan elevasi masing-masing 25, dan tingkat perkembangan desa 20. Slope diberi bobot yang lebih tinggi dibandingkan dengan parameter lain karena, dalam pengembangan areal komoditas unggulan sebagai faktor penggerak ekonomi kawasan agropolitan Cianjur, slope adalah yang paling menentukan kelestarian lingkungan dibandingkan parameter lainnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa kawasan yang dapat digunakan untuk pengembangan agropolitan adalah seluas 9391,72 ha dengan sebaran yang relatif terkonsentrasi pada dua wilayah, yaitu di Kecamatan Pacet dan Sukaresmi Gambar 23. Jika dilihat berdasarkan prioritas parameter-parameter yang digunakan dalam analisis spasial maka terlihat bahwa luas kawasan terbaik untuk pengembangan hanya sekitar 16 1.496,38 ha. Sedangkan lahan prioritas kedua merupakan luasan yang dominan 60 Tabel 23, yang pada masa mendatang lahan tersebut potensial untuk digunakan karena dari sisi slope dan elevasi memenuhi syarat. 139 KAB UPATEN SU K A BUMI KABU PATEN BO GOR KABUP ATEN B AND UNG KAB UPAT E N G ARUT KAB U PAT EN C I ANJ UR KAB U P AT E N P U RWA K AR T A S AM U D E R A HI N D I A P RO G RA M S TU DI PS L S EKO LAH P ASC AS ARJ AN A I NST ITU T P ERT AN IAN B O G O R 2005 PR O G RA M STU D I PSL SEK O LA H PASC ASARJ AN A I NST I TU T PERT A NI AN BO G O R 2005 P ro y ek s i : T ra nsv e rs e M er c at or S is t em Gri d : U T M D at u m H or i z ont al : D GN - 95 S U M B E R P E T A : P et a R u pabu m i D i g it al I ndo n es ia l e m bar 120 9- 12 4 , 142 ,2 13 ,2 3 1 d ik e lua rk a n B A K OS U R T A N A L t ah u n 20 00 LEG E N DA : PET A LOKAS I 2.5 2.5 Ki lo m et er s N SLO PE 0 - 20 20 - 30 30 Elevasi 0- 700 700 Batas Administrasi Desa L O K A S I S T U D I K A B UP A T E N C IA N JU R L O K A S I S T U D I K A B U P A TE N C IA N J U R Lok asi 720000 720000 725000 725000 730000 730000 735000 735000 9 25 00 00 9 25 00 00 9 25 50 00 9 25 50 00 9 26 00 92 6 00 00 9 26 50 00 9 26 50 00 KABU PATEN BO GOR KABUPATEN BOGO R KA BU PATEN BOG OR KABU PATEN BO GOR KA BU PAT EN C IAN JU R KA BU PAT EN C IAN JU R K e c a m a ta n C ug e n a n g K e c a m a ta n P a c et K e c a m a ta n S u ka re s m i K e c a m at an Ma n de PETA SLOPE Gambar 22. Peta Hasil Analisis Spasial Berdasarkan Slope dan Elevasi Kawasan Agropolitan Pacet Kabupaten Cianjur 139 140 Gambar 23. Peta Hasil Analisis Spasial untuk Prioritas Pengembangan Komoditas Unggulan di Kawasan Agropolitan Pacet Kabupaten Cianjur KABU PATEN SUKAB UMI KABUP A T EN BOG OR KABUPA TEN B ANDU NG KABU PAT E N GA RUT KAB U PATE N C I ANJU R KABUPA T E N P U RWAKAR T A SA M U D ER A HI N D IA P RO G R AM S TU DI PS L S EKO LAH P ASC AS ARJ AN A IN STI TU T P ER T AN IAN B O G O R 2005 PR O G RA M S TU D I PSL SEKO LAH PASC ASARJ AN A I NST IT U T P ERT A NI AN BO G O R 2 005 Pr o y ek s i : T ran sv er s e M erc at or Si s t e m Gri d : U T M D at um H or i zo nt a l : D GN - 95 SU M B E R PE T A : Pe t a R up abum i D i gi t al I ndo ne s ia l e m bar 120 9- 12 4 ,1 42 ,2 13 ,2 3 1 di k e luar k a n B A K OSU R T A N A L t ah un 20 00 LE G E NDA : PET A LOKASI 2.5 2.5 Ki lo m et er s N B a ta s K e ca m at an K E C A M A T A N P A C E T K E C A M A T A N S UK A R E S M I H as il A n a l is is S p a si a l P ri o r ita s 1 P ri o r ita s 2 P ri o r ita s 3 P u s a t P e r tu m b u h a n B a ta s A d m i n ist ra s i D e s a L O K A S I S TU D I K A B U P A T E N CI A N JU R L O K A S I S T U D I K A B UP A T E N C IA N J UR Lok asi 720000 720000 725000 725000 730000 730000 735000 735000 9 25 00 00 9 25 00 00 9 25 50 00 9 25 50 00 9 26 00 92 6 00 00 9 26 50 00 9 26 50 00 KABU PATEN BO GO R KABUP ATEN BOG OR KABU PATEN BO GOR KABUPATEN BOGO R KA BU PAT EN C IAN JU R KAB U P ATE N C IAN JU R K ec a m a ta n C u g en a n g K e c a m a ta n P a c e t K e c am a t an S u ka r e sm i K e ca m a ta n Ma n d e P ETA H AS IL AN AL IS IS S PAS IA L PE TA HAS IL A NAL IS IS S PA S IA L 140 Tabel 23. Prioritas Lahan Hasil Analisis Spasial Berdasarkan Kesesuaian untuk Pengembangan Komoditas Unggulan di Kawasan Agropolitan Pacet Kabupaten Cianjur Prioritas Lahan Luas ha Proporsi Prioritas 1 1496,38 16 Prioritas 2 6131,35 65 Prioritas 3 1763,99 19 Jumlah 9391,72 100

b. Kawasan Agropolitan Brebes-Larangan Kabupaten Brebes