67
e. Distribusi dan Pasar
Kawasan agropolitan Kecamatan Pacet mempunyai 2 pasar utama yaitu Pasar Cipanas dan Pasar Cigombong sebagai tempat banyak pedagang pengumpul dan
supplier yang melakukan jual beli sehingga volume produk yang diperdagangkan juga cukup besar. Selain itu di kawasan ini telah pula dibangun subterminal
agribisnis STA yang terletak di Pasar Cigombong. Dari STA ini berbagai produk hortikultur kemudian langsung dikirim ke pasar induk, hotel, restaurant, dan
supermarket yang ada di daerah Jakarta, Bogor, Bekasi dan Tangerang. Kendala utama dalam pemasaran fluktuasi harga akibat masuknya produk hortikultur dari
Bandung, Garut, Pemalang, dan Brebes yang masuk ke Jakarta.
f. Prasarana dan Sarana Wilayah
Secara umum kondisi infrastruktur di kawasan Agropolitan sudah relatif berkembang terutama di Desa Sukatani dan Sindangjaya yang menjadi desa pusat
pertumbuhan. Di desa pusat pertumbuhan telah dibangun jalan mulai dari jalan desa yang diaspal sampai jalan usahatani ke kebun-kebun. Selain itu juga sudah dibangun
kantor sekretariat agropolitan, saluran air, sarana air bersih, dan irigasi tetes untuk skala lahan percobaan. Sekretariat agropolitan ini dibangun untuk memfasilitasi
pertemuan-pertemuan yang akan diselenggarakan oleh stakeholder. Infrastruktur listrik dan penerangan juga sudah tersedia di Desa Sukatani dan Sindangjaya.
Namun demikian di beberapa desa, infrastruktur jalan yang relatif bagus justru cederung mendorong terjadinya alih fungsi lahan dari pertanian ke
permukiman. Hal ini akan bisa menghilangkan fungsi kawasan agropolitan sebagai kawasan pertanian. Karena itu perlu adanya penguatan kapasitas kelembagaan sosial
masyarakat agar tidak terjadi alih fungsi lahan dan perlu ada dukungan aspek legal melalui Peraturan Daerah untuk mempertahankan fungsi kawasan Agropolitan.
g. Penguasaan Sumberdaya Keagrariaan
Akses petani lokal terhadap lahan yang sifatnya terjamin karena masih menjadi milik ternyata sudah relatif berkurang. Sementara itu akses kepada lahan
yang mempunyai tingkat uncertainty yang lebih tinggi karena petani hanya sebagai penggarap atau penyewa juga sudah mulai banyak ditemui. Sisa lahan pertanian
yang ada ternyata ba nyak dimiliki baik oleh orang luar maupun orang dalam dimana petani penggarap pada tingkat lokal tidak memiliki akses untuk menggarap lahan.
68
h. Sumberdaya Manusia