12. MUSIK DALAM IBADAH KONTEMPORER DI GBI MEDAN PLAZA

Tetapi dalam Ibadah Raya pada hari minggu, kita akan menemukan sorak- sorai hanya dilakukan dalam durasi waktu yang tidak lama. Hal ini saya indikasikan, karena ada banyak keterbatasan waktu, mengingat banyaknya jadwal ibadah sepanjang hari minggu di GBI Medan Plaza. Sorak-sorai dapat dilakukan dengan durasi waktu yang lama 5-10 menit pada ibadah Doa Malam dan Doa Puasa, dimana ibadah ini mayoritas dihadiri para pengerja dan jemaat. Sorak-sorai akan dipenuhi dengan bahasa roh yang dilakukan secara komunal, peniupan shofar, 178 tepuk tangan yang lama, teriakan Pendeta yang “membakar” antusiasme jemaat—semacam orasi yang berapi-api. Ketika mencapai kepada titik tertentu, sorak-sorai dapat secara tiba-tiba berhenti, dan jemaat diam. Namun filler akan tetap memainkan chord tonik menggunakan suara string pad dengan nada yang tetap rendah di tangan kiri, yang menimbulkan sebuah atmosfir kontras dari pukulan drum yang keras tiba-tiba hanya terdengar bunyi string pad yang lembut, bahkan suara musik hening sama sekali, yang terdengar hanya bahasa Roh secara komunal.

3. 12.

Open Chord 178 Shofar atau sangkakala dibuat dari tanduk domba jantan, dipakai dalam persiapan perang dalam ibadah. Universitas Sumatera Utara Terminologi Open chord sebenarnya untuk menggambarkan intro musik yang akan mengantar worship leader ketika akan memulai sebuah lagu. Sama halnya dengan ending penyembahan, open chord digunakan karena dalam ibadah kontemporer seperti di GBI Medan Plaza biasanya menggunakan lagu-lagu yang dipopulerkan melalui industri musik rohani yang telah direkam dalam banyak versi aransemen dan genre yang berbeda. Tidak seperti dalam gereja tradisional yang dalam ibadahnya menggunakan lagu-lagu yang berasal dari buku lagu yang telah ditetapkan ataupun ditulis ulang dalam kertas acara ibadah. Sehingga lagu tersebut telah memiliki aturan-aturan bagaimana menyanyikannya sesuai dengan notasi yang ditulis fixed music. Berbeda dengan ibadah kontemporer, dimana segala sesuatunya itu tidak dilakukan secara liturgikal, melainkan memiliki kebebasan dan spontanitas dalam pola ibadah. Demikian juga dengan musik yang akan dibawakan, tidak berasal dari salah satu buku lagu yang dikeluarkan oleh gereja untuk kepentingan ibadah. Melainkan musik digunakan berasal dari lagu-lagu rohani yang telah lama populer atau lagu rohani yang baru dirilis oleh perusahaan rekaman. Sehingga departemen musik di gereja ini harus senantiasa mengikuti perkembangan album-album rohani yang di keluarkan oleh perusahaan rekaman agar tidak ketinggalan dalam mempelajari lagu-lagu yang baru dirilis. 179 Karena itu sulit bagi seorang imam musik untuk mengacu kepada salah satu 179 Departemen musik selalu mengadakan jadwal khusus untuk melatih lagu-lagu baru atau lagu lama yang belum pernah dibawakan sebelumnya untuk kemudian menjadi repertoar dalam ibadah. Universitas Sumatera Utara intro aransemen ketika akan digunakan dalam ibadah yang mungkin akan menjadi masalah ketika akan dibawakan dalam ibadah. Karena setiap imam musik mungkin akan mempertahankan versi mereka masing-masing berdasarkan rekaman yang mereka dengar dan bahkan mereka belum pernah bermain dalam tim musik yang sama. 180 Alasan lain, intro yang terdapat dalam lagu-lagu rohani memiliki durasi yang panjang, sehingga tidak cocok digunakan dalam ibadah dan akan membuat jemaat diam terlalu lama sepanjang intro dimainkan. Open chord juga merupakan upaya menyederhanakan dan menyeragamkan kepada satu standar baku sebuah pengantar lagu sehingga ibadah dapat berjalan baik. Karena kemampuan seorang imam musik tidak sama, maka open chord akan membantu seorang imam musik memberikan intro yang sederhana, tetapi dengan mudah dimengerti oleh jemaat dan worship leader untuk memulai sebuah lagu. Berikut ini beberapa contoh open chord yang sering digunakan dalam ibadah di GBI Medan Plaza:

1. Open chord I-IVI-I-IVI