7. 3. Teori struktur upacara dan isi simbolik dalam agama oleh Victor Turner

perlambangan, 6 sebagai reaksi jasmani, 7 sebagai yang berkaitan dengan norma- norma sosial, 8 sebagai pengabsahan lembaga sosial dan upacara agama, 9 sebagai kesinambungan kebudayaan, dan 10 sebagai pengintegrasian masyarakat. 51 Menurut Merriam bahwa fungsi musik terdiri dari sepuluh fungsi atau bisa saja lebih luas dari sepuluh. Tetapi kenyataannya secara akademis para peneliti ketika menganalisis fungsi musik sering memaksakan bahwa fungsi musik harus sepuluh ini, tidak fleksibel seperti yang ditawarkan Merriam. Namun bagaimanapun fungsi yang dikemukakan Merriam ini semacam menjadi referensi wajib dalam mengkaji musik di bidang etnomusikologi.

1. 7. 3. Teori struktur upacara dan isi simbolik dalam agama oleh Victor Turner

Turner melakukan sejumlah analisa mengenai struktur upacara baca: ibadah dan isi simboliknya, dengan melakukan kajian yang berkenaan terhadap: 1 sistem dualisme dan triadisme; 2 dasar fisiologi dari simbol; dan 3 liminalitas sebagai suatu konsep yang bersifat akomodatif untuk transformasi. Turner memandang simbol-simbol itu pada hakekatnya dualistik, tetapi “setiap bentuk dualisme diberi sebuah model klasifikasi yang lebih luas lagi”. 52 Kedudukan simbol dan konteksnya dalam sebuah upacara sangat berperan dalam menentukan corak hubungannya secara konseptual dengan sistem simbolik upacara itu sendiri secara menyeluruh. Turner kemudian memberi ilustrasi dalam uraiannya kedalam tiga warna, yakni warna merah sebagai warna penghubung antara warna hitam dan warna putih. Yang sebenarnya 51 Alan P.Merriam,Op.Cit.,1964. 52 Victor Turner, The Forest of Symbols, Ithaca,Cornell University Press, hlm.,57 Universitas Sumatera Utara merupakan suatu sistem dualisme dalam sistemnya sendiri. Nyatanya, warna putih dan warna hitam sebagai dua puncak warna yang paling bertentangan, tetapi sebagai suatu sistem binari dipertentangkan dengan warna merah sebagai dua satuan yang berbeda atau bertentangan karena warna merah bersifat ambivalen, sehingga dapat berfungsi sebagai penghubung karena sifatnya sebagai simbol yang berciri ganda. Menurut Turner, sebuah sistem itu bersifat segitiga triadik dan bersifat fleksibel menurut konteksnya. Secara konseptual simbol-simbol dilihat melalui posisinya dalam struktur triadik, sehingga bisa dimanipulasi melalui ketidakhadirannya serta melalui sifat ambivalen yang ada serta menjadi hakekatnya, ke arah simbol-simbol lainnya yang berada di sekitarnya. Simbol-simbol dan struktur-struktur upacara dengan demikian berfungsi sebagai jembatan untuk mengantar satuan-satuan kenyataan-kenyataan yang ada dan berbeda-beda dari pengalaman manusia. Hal ini dapat dan mungkin terjadi karena kedudukan manusia sebagai makhluk Tuhan yang tertinggi, selain karena ke-universalan dari motif-motif dan dasar-dasar kognitif yang dimiliki oleh manusia. Victor Turner menyumbang pemahaman besar terhadap usaha memahami ekspresi agama yang berupa konsep mengenai proses yang ada dalam upacara. Konsep yang dibuat berhubungan dengan liminalitas sebagai suatu jembatan penghubung, yaitu yang tidak memiliki struktur, bersifat transisi, dan merupakan suatu tingkat atau fase tanpa klasifikasi bagi yang diinisiasi, merupakan pencerminan dari pandangannya mengenai upacara dan agama sebagai suatu sistem yang bersifat formatif dan reflektif. Universitas Sumatera Utara

1. 7. 4. Music and Trance: a theory of the relations between music and possession