3. 5. Gerakan-Gerakan Kultural Kharismatik Dari Perspektif Alkitabiah

mudah untuk mengenali seseorang yang merefleksikan kebudayaan-kebudayaan Kharismatik. Diakhir sub bab ini saya ingin memberikan penjelasan lebih lanjut dengan melihat teori fungsionalisme atas agama. Aliran fungsionalisme melihat masyarakat sebagai suatu equilibrium sosial dari semua institusi yang terdapat di dalamnya. Sebagai keseluruhan sistem sosial masyarakat menciptakan “pola-pola kelakuan” yang terdiri atas norma-norma yang dianggap sah dan mengikat oleh anggota- anggotanya yang menjadi pengambil bagian partisipasi dari sistem itu. Keseluruhan dari institusi-institusi yang membentuk sistem sosial itu sedemikian rupa, sehingga setiap bagian institusi saling bergantung dengan semua bagian lainnya sedemikian erat hingga perubahan dalam satu bagian mempengaruhi bagian yang lain dan keadaan sistem sebagai keseluruhan. 214

4. 3. 5. Gerakan-Gerakan Kultural Kharismatik Dari Perspektif Alkitabiah

Dalam gereja-gereja Kharismatik terdapat pandangan yang berbeda terhadap ibadah yang sesungguhnya. Tetapi dalam pandangan yang berbeda terhadap ibadah tersebut selalu berakhir terhadap sesuatu yang berhubungan dengan perayaan, ucapan syukur dan puji-pujian. Dalam ibadah baik perayaan maupun ibadah seremonial, gereja Kharismatik melakukan pandangan yang jauh akan firman Tuhan dengan mengaplikasikan apa yang dilakukan Daud ketika memuji dan menyembah Tuhan. Semua yang terefleksi dalam ibadah yang dilakukan Daud memiliki alasan-alasan 214 Hendropuspito, Op.Cit., hlm.27 Universitas Sumatera Utara Alkitabiah. Pujian adalah cara atau tindakan untuk mengagungkan dan membesarkan nama Tuhan atas apa yang Tuhan perbuat, dimana fokus dan arahnya kepada sesuatu yang kita tujukan langsung pada Tuhan vertikal. 215 Pujian praise adalah cara atau tindakan untuk mengagungkan dan membesarkan nama Tuhan atas apa yang Tuhan perbuat, dimana fokus dan arahnya kepada sesuatu yang kita tujukan langsung pada Tuhan vertikal. Mengucap syukur bukan suatu aktivitas yang dilakukan sekali dalam seminggu, mengucap syukur harus senantiasa diucapkan dalam segala hal. Dalam bahasa Ibrani mengucap syukur adalah sama dengan kata yang digunakan untuk mengucapkan pujian, yakni todah artinya suatu rombongan atau paduan suara dari orang-orang yang menaikkan ucapan syukur serta puji-pujian kepada Allah dan juga untuk mempersembahkan korban ucapan syukur sedangkan huyyedoth berarti nyanyian dari paduan suara. Ada tujuh kata-kata dalam bahasa Ibrani yang menjelaskan dari berbagai aspek yang berbeda dalam puji-pujian, yaitu: 1. Barak berarti berlutut atau bersujud, memberkati, menghormati, dan memuji. 216 Kata ini mengandung arti penghormatan dan keheningan. Hanya kata barak dari ketujuh kata-kata pujian yang mengandung arti kesunyian, karena tidak adanya pernyataan tentang ekspresi dan ungkapan dengan suara. 2. Yadah merupakan pernyataan atau ungkapan perasaan berterima kasih 215 Lihat 1 Tawarikh 29:20, Mazmur 22:24, Mazmur 68:26, Mazmur 96:2, Mazmur 103:1-2. 216 Hakim-Hakim 5:2; Mazmur 72:11-15 Universitas Sumatera Utara melalui puji-pujian. Dari akar katanya, kata yadah berarti ‘mengulurkan tangan’, mengangkat tangan. 217 Kata ini menggambarkan sebuah tindakan, bukan sesuatu yang pasif, melainkan berupa puji-pujian yang keluar dari dalam hati dengan ekspresi mengangkat tangan sebagai bentuk pernyataan dan bukti dari hati yang sedang terangkat. 3. Todah berarti bersyukur dan memuji atas sesuatu yang Allah kerjakan. Korban puji-pujian juga dinyatakan dengan mengangkat tangan. 218 Hal ini adalah puji-pujian iman dalam tindakan dan menghormati Allah, seperti tertulis di Mazmur 50:23 “Siapa yang memepersembahkan syukur todah sebagai korban, ia memuliakan Aku…”. 4. Zamar artinya puji-pujian yang dinyanyikan dengan diiringi oleh alat-alat musik. Secara atau alat musik yang bersenar. 219 5. Shabakh kata ini mengandung arti memuji, sorak kemenangan, memuliakan atau memegahkan, berteriak atau bersorak, berseru dengan nada atau suara yang keras. 220 6. Halal berarti bercahaya, berbangga atau bermegah, bersukacita, memuji, bernyanyi, bersih dan jelas, memuji dengan penuh semangat dan gembira, bernyanyi dengan suara nyaring. 221 7.Tehillah berarti pujian pengagungan atau nyanyian kemuliaan, menyanyi 217 2 Tawarikh 20:21; Mazmur 9:2;28:7;43:4;111:1;138:1. 218 Mazmur 50:23;69:31;107:22;Yesaya 51:3 219 Mazmur 47:6-7;57:8-9;68:4-5;98:5;144:9;147:7;149:3 220 Mazmur 35:27;63:4;117:1;145:4; Daniel 2:23 221 1Tawarikh23:5;2Tawarikh20:19;31:2;Ezra.3:11;Nehemia5:13;Mazmur22:23,Yoel 2:26. Universitas Sumatera Utara dan menyanjung 222 . Puji-pujian ini berbeda dengan ungkapan atau pernyataan puji- pujian yang lain. Jika pujian yang lain memerlukan iman kita, maka kata tehillah mengandung arti Allah menanggapi iman kita. Fokus pujian hanya kepada Tuhan, yaitu harus terfokus pada karakter dan perbuatan-perbuatan Allah yang ajaib dirasakan. Pujian sebaiknya bukan sekadar ucapan terima kasih kita kepada Tuhan karena kebaikan dan berkat-berkat Tuhan yang telah diterima. Namun lebih dari itu pujian dapat di berikan kepada Tuhan saat seseorang belum mendapat jawaban atas doa atau harapan dari Tuhan. Pujian dalam ibadah dicirikan dengan adanya suatu perayaan sukacita yang diekspresikan dengan cara menyanyi, menari-nari, berkata-kata, bermazmur, memainkan alat musik dan lain-lain. Kitab Mazmur mencatat bahwa orang Ibrani sangat emosional saat mengekspresikan pujian dan pemujaan mereka kepada Tuhan. Setiap pujian yang dinaikkan di hadapan Tuhan haruslah sesuai dengan cara yang dikehendaki-Nya, yakni sesuai dengan Firman Tuhan. Pujian terjadi apabila ada kemauan yang disertai dengan tindakan. Pujian tidak tergantung terhadap perasaan dan suasana hati seseorang, pujian merupakan ekspresi jiwa kepada Tuhan, dalam Mazmur Daud ditulis dengan jelas tentang hal tersebut, “Pujilah Tuhan, hai jiwaku. Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku” Mazmur 103:1. Penyembahan worship berasal merupakan ekspresi hati, bukan emosi dalam wujud kasih sebagai suatu hubungan, dengan kata lain penyembahan adalah 222 Keluaran15:11;2Tawarikh20:22;Mazmur22:4, Yesaya42: 10;61:3 Universitas Sumatera Utara pertemuan antara kita dengan Allah. Penyembahan dalam Alkitab menjelaskan tentang menyambut Allah dengan cara yang benar. Perjanjian Baru menggunakan enam kata yang diterjemahkan sebagai penyembahan. 1 Proskuneo kata yang digunakan dalam pernyataan orang bijak, yang artinya mendekati Dia dengan penuh kasih dan hormat untuk mencium Dia. Juga diartikan sebagai “tersungkur” yang artinya menunjukkan penghormatan, penyanjungan. 2 Sebomai artinya to revere : rasa hormat, adore : mengagumi, taat, menyembah dengan tekun. 3 Doxa memberi arti kata “doxology” kidung pujian yang digunakan sebanyak 168 kali dalam Alkitab. Doxa berarti dignity : martabat, glory : kemuliaan, honor : kebanggaan, pujian dan worship : penyembahan. 4 Latreuo termasuk kata yang penting berarti “to serve, to minister : untuk melayani, mengabdi yang tercatat digunakan sebanyak 21 kali dalam Alkitab. 5 Eusebo artinya to reverence : memberikan penghormatan atau menunjukkan kesalahan. Kata Eusebo juga digunakan untuk menunjukkan tanggung jawab pelayanan anak-anak dan cucu kepada keluarganya. 6 Ethelothreskia, berarti “selk- willed”: keinginan diri sendiri, sewenang-wenang dan tidak beralasan. Terdapat tiga kata utama dalam bahasa Ibrani yang digunakan dalam Perjanjian Lama untuk menjelaskan penyembahan, yaitu dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata worship menyembah. Penyembahan berbicara tentang penundukan diri, pelayanan dan penghormatan. Kata yang paling umum untuk “penyembahan” dalam Perjanjian Lama adalah kata Ibrani hawah. Bentuk aslinya adalah hishtahawah yang artinya bersujud bow down, memberi penghormatan to Universitas Sumatera Utara pay homage dan menyembah worship. Menurut penelitian terdapat 170 kali kata hawah muncul dalam Perjanjian Lama, dan kurang dari setengahnya ±75 kali yang diterjemahkan sebagai worship atau menyembah dalam versi New International Version NIV. Dan dalam jumlah yang hampir sama digunakan kata bow down atau hanya bow dalam beberapa kalimat 223 Apa yang terlihat dalam ibadah-ibadah di GBI Medan Plaza juga sesungguhnya merupakan refleksi dari prinsip-prinsip Daud ketika menyembah Tuhan. Daud menerima wahyu Ilahi tentang musik yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam hubungan dengan Allah. Dalam Perjanjian Baru disebutkan segala sesuatu yang telah diwahyukan kepada Daud lalu ia meneruskannya. Pondok Daud dipenuhi oleh korban puji-pujian, sukacita dan ucapan syukur, serta dapat dimasuki oleh semua bangsa Mazmur 86:9 dan segala yang bernafas Mazmur 150:6. Cara-cara penyembahan di dalam hukum Taurat dan kitab para nabi juga sangat mencerminkan kepada pondok Daud. Itulah yang menjadi pusat pewahyuan dari pujian dan penyembahan dalam Alkitab. Begitu juga Paulus yang mengatakan bahwa ia menyembah Tuhan sama dengan prinsip-prinsip yang digunakan Daud. Ungkapan dan tindakan religius yang muncul dalam ibadah di GBI Medan Plaza merupakan sebuah fenomena religius yang memiliki banyak arti bagi partisipan yang berbeda-beda. Dalam gereja-gereja tradisional kita tidak akan menemukan 223 Djohan E. Handojo, Op.Cit.,hlm.12 Universitas Sumatera Utara aktivitas kultural seperti yang terdapat dalam gereja-gereja kharismatik. Dalam hal ini saya tidak bermaksud untuk membandingkan antara tradisional dan kharismatik sebagai satuan-satuan kecil, namun hanya melihat fakta menarik dan fenomena- fenomena yang muncul dalam denominasi yang berlainan, tujuannya agar memperoleh pandangan yang lebih dalam dan seksama sehingga data tersebut dapat memperjelas satu dengan yang lain. Apa yang muncul dalam aktivitas ibadah di GBI Medan Plaza merupakan sebuah fenomenologi historis agama dimana tata cara beribadahnya merupakan fenomena yang dicoba untuk dipahami. 224 4. 4. Aspek Sosiologis Agama